Uhuy, lagi pengen bikin cerita genre fantasy-romance. Vote dan comment ya kalau suka !
Livia PoV
Sudah beberapa minggu ini aku memperhatikan lelaki itu,
Lelaki yang entah kenapa selalu kutemui ketika hujan turun, ia dengan tubuh basahnya dan wajah rupawannya yang selalu mendongak,menatap kosong ke langit.
Aku menamainya Mr.Rain,
***
Rintik hujan menyapaku ketika aku baru saja keluar dari gerbang sekolah, buru-buru kukeluarkan payung lipat dari tasku, dan langsung membukanya. Aku sangat suka memandang tetesan air hujan dari lipatan transparan payungku, dan aroma khas dari hujan selalu menenangkanku,Di tengah perjalanan pulang, ketika melewati taman dekat kawasan rumahku, aku melihatnya lagi,
Mr.Rain, lagi-lagi ia tengah menengadahkan wajahnya ke langit, dengan badannya yang sudah basah kuyup itu dia berdiri di tengah taman. Tanpa bisa dicegah, aku melangkahkan kakiku mendekatinya, lalu memayungi kepalanya dengan payung transparanku,
Ia langsung menoleh kearahku, dan menatapku tepat di manik mata. Mataku bertemu dengan tatapan tajam dari bola mata berwarna kelabu bercampur biru miliknya, aku bisa melihat kekosongan dan kesedihan di matanya. Tiba-tiba ia melontarkan pertanyaan padaku,
"Hey, apa kau menyukai hujan?"
Aku terdiam cukup lama mencerna pertanyaannya, sebelum kemudian menjawab,
"Ya, aku menyukai hujan. Terlebih dengan aroma khasnya,"Lelaki itu tersenyum tipis mendengar jawabanku, membuat wajahku memerah karena terpesona akan senyumannya, ia meraih tangan kananku lalu memberikan sebuah gelang unik yang terbuat dari kayu, gelang itu dihiasi dengan awan kecil berwarna kelabu. Aku sempat terkagum melihat betapa bagusnya gelang itu,
"Terimalah, anggap itu sebagai hadiah di pertemuan pertama kita," Katanya,
Aku menatap gelang itu, lalu memakainya.Gelang itu terlihat cocok di pergelangan tanganku, dan yang membuatku kaget adalah, dari gelang itu samar-samar menguar aroma yang selalu menenangkanku,
Aroma khas hujan.
Kemudian, setiap hujan turun aku selalu menyempatkan diri untuk pergi ke taman dekat rumahku, hanya untuk bertemu dengan Mr.Rain, terkadang ia mengajakku bertemu kawanan katak yang sedang bersahut-sahutan di kolam, kadang ia juga mengajakku melihat pelangi seusai hujan di bukit kecil.
***
Sampai suatu hari, ketika sang surya bersinar dengan gagah di langit, seakan tak memberi kesempatan awan menghalanginya. Aku melangkah dengan lemas, inilah alasan lain mengapa aku menyukai hujan, karena tubuhku tidak bisa menerima cuaca panas. Tiba-tiba kurasakan dunia berputar-putar, aku berusaha berjalan dengan pelan, sampai kemudian kakiku goyah dan pandanganku menggelap.Aku mengerjap-ngerjapkan mataku pelan, hal yang pertama kulihat adalah langit-langit kamarku, dan wajah Bunda yang memandangku cemas,
"Livia! Akhirnya kamu bangun juga sayang," Bunda langsung memelukku, dari nada bicaranya terdengar ia sangat khawatir sekali.Aku merasakan sakit lagi di kepalaku, aku meringis pelan, Bunda menatapku cemas,Aku tersenyum berusaha menenangkan Bunda. Kemudian aku melongok ke jendela kamarku, ternyata hujan tengah mengguyur kota diluar sana, aku menatap Bunda ragu,
"Bun, Livia boleh keluar sebentar enggak?" tanyaku sambil memainkan kedua tanganku ragu, takut Bunda tidak mengizinkan. Bunda sempat menatapku lama, kemudian tersenyum, dan menganggukan kepalanya pelan, aku bersorak senang.Aku segera turun dari tempat tidurku, dan meraih payung transparan, sebelum keluar dari rumah tak lupa aku berpamitan ke Bunda
"Jangan lama-lama ya,sayang" pesannya,Entah kenapa ada suatu dorongan yang menyuruhku untuk pergi ke taman tempat pertemuanku dengan Mr.Rain, sebenarnya diam-diam aku berharap bertemu dengannya lagi, dan sesampainya aku di tamah itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Dream
Short StoryKutuangkan mimpiku dalam sebuah tulisan. Mimpi indah yang enggan untuk jadi nyata, membuatku bimbang di satu kenyataan menyakitkan, bahwa semua yang terjadi, hanyalah mimpi. -Kumpulan Oneshoot-