Foster lalu berjalan menuju kantor Kep-Sek yang letaknya di dalam ruang perpustakaan, lantai tiga. Lewat kaca jendela Foster mengintai dulu. Sip... kebetulan ruang perpustakaan lagi sepi. Cuma ada Bu Easter dan Bu Kenya, karyawan perpustakaan SMASSA.
Dasar Foster emang usil, idenya ada aja buat ngerjain orang.
"Aneh," gumam Bu Easter memandang buku yang barusan diletakkan di meja telah berpindah ke meja lain. Antara heran dan kagum Bu Easter meletakkan kembali tumpukan buku itu ke meja pertama. Lalu Bu Easter kembali mengambil tumpukan buku di lemari.
Bu Easter menggaruk-nggarukkan kepalanya yang nggak gatal. Buku- buku tadi udah pindah kembali.
"Heran, apa tadi gue ngayal memindahkannya?" Bu Easter jadi ragu.
Foster ketawa ngikik di kolong meja.
Bu Easter kembali memindahkan tumpukan buku itu ke meja asl. Terus buru-buru mengambil buku di lemari dan kembali.
"Astaga!"
Bu Easter pucat pasi. Tumpukan buku itu kembali berpindah.
"Mamiiiii..." Bu Easter histeris.
Bu Kenya yang lagi sibuk mencata buku-buku di pojok kaget nyatatnya grogi. Bukannya di buku agenda tapi di hidung, hihihi...
Tergopoh-gopoh Bu Kenya mendatangi Bu Easter.
"Ada apa Bu?"
"H-hantu," Bu Easter terbata-bata.
"Hantu apa?" Burung hantu? Apa hantu kere?"
"Ah, lu. Ini hantu beneran."
Bu Kenya geleng-geleng kepala. "Itu akibatnya kalo terlalu mania sama film horor. Suka teriak sendiri jadinya."
"Tapi ini benar," Bu Easter ngotot.
Bu Kenyanggak perduli. Ia cuek ngeloyor pergi, "kalo hantunya muncul lagi, bilang gue tunggu di kantin," pesan Bu Kenya nyakitin sambil ngikik. Tinggal Bu Easter mencak-mencak. Dan sebelum Bu Easter menyadari keganjilan itu, tiba-tiba Foster muncul dari kolong meja yang didudukinya.
"Ciluk awewe..." Foster mengagetkan Bu Easter.
"Waaa..., copet, copet eh, copot!"
"Hehehe, kaget ya mam?" Sapa Foster gokil.
"Mam-mam, kepalamu gundul, Bu Easter sewot. Nafasnya masih snut-snut.
"Ah, gitu aja tante marah, " Foster tersenyum menjengkelkan. " Eh, ngomong-ngomong Pak Kepsek ada nggak?" Tanya Foster kemudian seraya menyodorkan coklat Beng Beng.
Bu Easter yang liat Beng Beng sejenak melupakan marahnya dikerjain.Secepat kilat Bu Easter menyambar. " Phuih..." Bu Easter lega. Beng Beng kesukaannya berada di tangannya.
"Jadi ada nggak?" Tuntut Foster.
"Pak Kepsek barusan turun sebentar, katanya," jawab Bu Easter sembarangan.
Foster cerah mukanya. Lalu dengan akal anak-anak Foster menyuap Bu Easter dengan lima buag Beng-Beng lagi. "Jangan kasih tau siapa-siapa gue masuk ke kantor kepsek," ancam Foster bisik-bisik.
***
Pak Kepsek yang caem!
Maukah Bapak menemui saya di lapangan belakang.
Maukah Bapak mentraktir saya sepotong pizza. Kalo mau, saya tentu mau.Bu Viola,
Guru olah raga
"Hohoho..." Foster terus-tetusan ketawa bila ingat pesan yang ditulisnya tadi. Pasti seru nantinya. Asal tau aja Bu Viola orangnya galak banget. Maklum, Bu Viola yang masih kece itu baru aja menjanda. Ditinggal suaminya kawin lari. Jadi jika ada undangan makan, Bu Viola selalu nganggap itu sebuah penghinaan. Dan mesti diberi pelajaran.
"Hmm... Pak Kepsek, sebentar lagi kiamat bagi lu," gumam Foster manakala Pak Kepsek nongol di lapangan basket. "Sebentar lagi..."
"Apanya yang sebentar?" Celetuk Andrew nggak ngerti.
"Sebentar lagi perang dunia ke tiga."
"Ah, masa?"
"Iya, gue sendiri yang meletakkan bomnya."
Dengan singkat Foster menjabarkan rencananya. Andrew, Guy, dan David kaget.
Foster lalu nengalihkan perhatiannya ke Pak Kepsek yang telah menemui Bu Viola. Dari jauh Foster mengawasi. Namun perang nggak kunjung tiba. Foster curiga. Foster mengintai dari dekat.
"Bagaimana?" Terdengar Pak Kepsek bertanya.
" Bapak sungguh-sungguh?"
"Offcourse."
"Tapi, nanti ada yang marah nggak?"
"Nggak."
"Sungguh?"
"Offcourse."
"Kok offcourse terus sih?"
"Lalu apa saya harus jawab offside."
Bu Viola ngikik.
Sedang Foster yang ngumpet mencuri denger meringis masem. "Ini bukan rencana gue. Gue harus luruskan kenbali," batin Foster. "Aneh, kok Bu Viola jadi lemah lenbut banget," Foster terheran-heran. "Maaf mengganggu sebentar!" Foster keluar dari tempat persembunyiannya.
"Ada apa Foster?" Tanya Bu Viola.
"Itu, Bu. Tadi pagi saya baca koran. Ceritanya ada seorang boss melakukab pelecehan terhadap karyawannya," cerita Foster mengingatkan Bu Viola.
"Oh-ya," Bu viola cuek aja.
"Ibu nggak ngeri?" Foster kebat-kebit.
"Mengapa harus ngeri?" Jawab Bu Viola nyakitin. "Jadi sekarang makan-makannya Pak?" Bu Viola mengalihkan perhatian.
"Offcourse."
"Eh, nanti dulu!" Foster kelabakan, Pak Kepsek dan Bu Viola melangkah pergi. "Saya punya kabar lagi, Pak Kepsek itu Play Boy! Tapi sayang Bu Viola nggak dengar. Mereka sudah sampai di ujung lapangan.
"Oh, rugi gue. Beng-Beng gue..." Foster nyesel.
Sementara itu di ujung lapangan Pak Kepsek dan Bu Viola berjabat tangan, "kena batunya dia sekarang!" Kata Pak Kepsek. "Padahal waktu dia masuk kantor, Bapak secara diam-diam sembunyi. Dan dia nggak tau, Hehehe..."
Pak Kepsek dan Bu Viola tertawa.
TAMAT...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Majalah Hai
Teen FictionBerisikan beberapa cerpen dan cerbung yang dimuat di majalah HAI tahun 1990-an. YANG MINAT... Bacalah...!!! Siapa tau dapat pambelajaran nulis kreatif itu gimana, siapa jadi sumber inspirasi untik nelurin ide-ide gile dan gokil dalam menulis... SE...