4

106 7 3
                                    

[Name] berhasil kembali kerumahnya dengan selamat.

Namun Ia dikejutkan dengan sesuatu yang membuat pandangannya terbuka lebar.

Sebuah kotak berada di depan rumahnya. Diatas kotak merah itu ada sebuah seragam sekolah khas anak SMA.

[Name] pun merendahkan dirinya didepan kotak tersebut seraya mengulurkan tangannya mengambil seragam sekolah itu.

'Seragam baru? Siapa yang memberikannya?' pikirnya bertanya.

Tak ingin banyak berpikir, [Name] pun langsung membawa masuk seragam itu kedalam rumahnya.

Tanpa [Name] sadari, Dazai memperhatikan dirinya dari balik pohon. Ia mengukir senyum tipis saat seragam sekolah pemberian darinya diterima dengan baik oleh [Name].

Skiptime

Setelah mendapatkan seragam baru yang entah di berikan oleh siapa, perlahan keadaan [Name] pun mulai membaik. Namun, bayang-bayang tentang penyiksaan dirinya masih terpampang jelas di pikirannya.

Lagi. [Name] kembali memandang kosong langit-langit kamarnya. Kepalanya terpikirkan tentang 'Siapa yang memberikan diriku seragam sekolah itu?' ya begitulah kira-kira yang Ia pikirkan saat ini.

Tok

Tok

[Name] menolehkan kepalanya saat mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Hey, siapa yang berani masuk kedalam rumahnya? Dan lagi, bagaimana bisa orang itu masuk sedangkan pintu rumahnya saja sudah di kunci.

Tok

Tok

Karena penasaran, [Name] pun beranjak dari tempat tidurnya. Dengan pandangan kosong Ia berjalan, perlahan tangannya terulur membuka kunci pintu kamarnya.

Cklek

Saat pintu terbuka, [Name] melihat sepasang kaki yang terlihat familiar baginya.

"Selamat malam, [Name]-chan" ucap orang tersebut lalu Ia dengan seenak jidat masuk kedalam kamar [Name] seraya duduk diatas ranjangnya.

[Name] pun berbalik, masih dengan pandangan kosong [Name] berjalan menghampiri meja belajarnya lalu duduk di kursinya.

[Name] pun menyalakan lampu belajar, diatas mejanya ternyata terdapat sebuah buku pelajaran yang terbuka.

Melihat reaksi [Name] atas kedatangannya, Dazai pun menghela nafas panjang. Ia berdiri lalu berjalan menghampiri [Name].

Sejenak Dazai melihat lembaran buku yang ada dihadapan [Name], ternyata itu buku pelajaran bahasa inggris, Dazai agak membenci mata pelajaran itu karena dahulu saat Ia belajar berbicara bahasa inggris lidahnya seperti terlipat.

Melihat [Name] yang mulai membaca bukunya, Dazai pun memeluk leher gadis itu dari arah belakang. Lalu Ia menempelkan dagunya diatas pucuk kepala [Name].

"Aku minta maaf atas segala perbuatan kejamku padamu. Aku tahu aku memang manusia yang tidak pantas di maafkan. Tetapi, aku ingin mencoba menjadi orang yang baik untuk mu" ucap Dazai sedangkan [Name] hanya diam saja mendengar ucapan Dazai.

"Aku tahu, kau diam seperti ini karena masa lalu mu. Dan juga--------------

"--------- kesalahanku"

Mendengar ucapan Dazai yang seakan mengingatkan dirinya pada masa lalu, dimana dirinya disiksa tanpa ampun oleh kedua orangtuanya dimasa itu.

Dan.. Dazai mengulangi perbuatan yang sama. Yaitu kembali menyiksanya secara membabi buta tanpa alasan dan dasar yang jelas.

Perlahan, sebulir air mata [Name] keluar mengalir jatuh dari mata indahnya. Ia menangis dalam diam dan tanpa suara.

Dazai tahu kalau [Name] saat ini sedang menangis, dengan inisiatifnya sendiri Ia pun mengeratkan pelukkannya terhadap [Name].

"Menangislah [Name]-chan, keluarkan semua keluh kesah mu padaku. Keluarkan semua kemarahan yang kau pendam selama ini, tumpahkan saja semuanya padaku"

"Tidak. Kau tidak ada hubungannya dengan semua ini" ucap [Name] yang mulai membuka suaranya.

"Ya, kau benar. Bahkan penyiksaan yang dilakukan kedua orangtua mu terkenal lebih kejam dariku, maka dari itu kau-

Srek

"Hentikan semua ucapan mu itu! Aku sudah muak mendengar kepahitan hidup yang selama ini aku jalani! Aku_aku hanya ingin hidup seperti gadis-gadis yang lainnya! Bahkan aku hampir ingin bunuh diri waktu itu! Tetapi_tetapi satu hal membuatku bertahan, yaitu seragam sekolahku. SERAGAM SATU-SATUNYA YANG KAU HANCURKAN!" tukas [Name] mengeluarkan semua unek-uneknya pada Dazai sambil menangis sejadi-jadinya, dan sang empunya pun tersenyum melihat [Name] mulai mengeluarkan semua beban yang Ia pendam sendirian selama ini.

Setelah [Name] mengeluarkan segala unek-uneknya dan menangis, Ia pun tertidur di pelukkan Dazai.

Dazai hanya tersenyum tipis menanggapi omelan, ocehan dan juga kekesalan [Name], karena Ia sendiri tahu kalau gadis ini sudah lama ingin menumpahkan segala beban pikirannya.

Dazai pun membawa [Name] berbaring ke atas ranjangnya. Begitu sang gadis berbaring di ranjang, Dazai pun duduk di tepi ranjangnya seraya mengelus pelan pipi [Name] yang terdapat jejak air mata yang masih terlihat jelas.

"Kau gadis yang kuat, aku bangga pada mu karena telah bertahan sampai sejauh ini. Maafkan segala kesalahanku karena perbuatanku yang kejam membuat beban pikiran dan beban mentalmu bertambah. Aku sungguh menyesali semua itu" ucap Dazai dengan nada lirih sambil menatap lembut wajah [Name].

"Di balik semua kesalahanku, aku berterimakasih. Karena mu, aku kembali merasakan-------

"------ Cinta"

.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc.

-Ara-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Please, I want life too. [Dazai x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang