O2 : Sang Penyelamat

87 19 8
                                    

Mark berjalan keluar gerbang sekolah setelah beres dengan urusan persiapan olimpiadenya. Langit sudah berubah menjadi jingga dan udara berhembus sejuk. Namun saat akan menaiki motornya samar-samar dia mendengar suara tangisan seseorang di gang sekitar tempat parkir tersebut.

"Hiks, jangan deketin echan, kalian pergi sana."

"Adik manis, jangan takut ya, kita ga gigit kok."

"Hoki banget kita dapet yang manis hari ini."

Mark yang mendengar itu sontak mendekati sumber suara dan alangkah terkejutnya ketika melihat Haechan dengan wajah memerah penuh air mata yang hampir di lecehkan oleh beberapa lelaki yang tampaknya preman jalanan.

Dengan langkah cepat Mark mendekati gerombolan tersebut.

"Lepasin dia, brengsek." ucap Mark pada preman tersebut.

"Kak Mark, tolongin echan." lirih Haechan dengan nada lemah menandakan ia sangat takut sekarang.

"Siapa lo ? Pahlawan kesiangannya dia ?" balas salah satu preman yang tampaknya merupakan ketuanya.

"Gaperlu tau siapa gue, yang pasti lepasin dia atau lo habis sekarang." ucap Mark dengan smrik di wajahnya.

"Bacot lo, bangsat !" ucap preman tersebut lalu melayangkan satu pukulan pada Mark.

Bibir Mark mulai mengeluarkan darah akibat pukulan tersebut, namun pukulan tersebut tidak mempan bagi Mark.

"Segitu doang ?" balas Mark yang langsung menyerang preman tersebut hingga tersungkur.

Merasa akan ada serangan dari preman lain, Mark dengan sigap menghindar. Jangan remehkan kemampuan bela diri Mark, ia telah mendapatkan sabuk hitam taekwondo sejak duduk di kelas 9 SMP, Hal seperti ini bukan masalah besar baginya.


***


"Kak Mark makasih ya, kalau tadi kakak gak dateng echan gatau lagi bakal gimana tadi." ucap Haechan menunduk.

"Lo kenapa belum pulang jam segini ?"

"Jemputan echan belum dateng kak, katanya tadi mesin mobilnya rusak jadi echan tunggu di sekitar sini, echan gatau kalau bakal ada preman tadi." jelas Haechan.

Langit berubah menjadi mendung, gerimis mulai turun membasahi area parkir tersebut.

"Lo ikut gue ke apart gue sambil nunggu jemputan lo."

"Eh ? Apa ga masalah kak ?"

Mark tidak menjawab pertanyaan tersebut, ia menaiki motor ninja miliknya dan memberi sinyal agar Haechan cepat naik.

Haechan yang menyadari hal tersebut langsung naik ke atas motor Mark, ia tahu disini bukan tempat yang aman untuk berteduh, apalagi saat ini Mark yang mengajaknya. Bukankah ini hari keberuntungan untuk Haechan ?

Sedangkan Mark bingung terhadap dirinya sendiri. Di satu sisi ia heran kenapa ia harus membuang tenaga untuk menyelamatkan anak di belakangnya ini, namun di sisi lain ia merasa khawatir pada Haechan, ia merasa kasihan melihat wajah haechan saat dikelilingi oleh preman tadi. Suara pada hatinya menyuruhnya untuk menolong lelaki manis itu.

Mereka berdua keluar dari perkarangan sekolah. Haechan hanya bisa mengenggam tas mark sebagai pegangannya, ia sadar untuk tidak memeluk lelaki di depannya ini.

Ya, ia sadar bahwa Mark bukan Gay sepertinya.





***





"Kak sini, echan obatin luka di bibir kakak."

"Gaperlu, nanti juga sembuh sendiri."

"Nanti infeksi loh kak, echan obatin ya."

Love of Mine [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang