1

20 4 16
                                    

redaksisalam_ped

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

redaksisalam_ped

.

.

.

.


    Mungkin bagi Jesica Auliandra hidup itu hanya tentang Arkan, Arkan, dan Arkan. Seakan dunia hanya berpusat pada laki-laki yang menyandang status sahabat nya itu. Jesica terlalu memprioritaskan Arkan diatas segala hal dan bahkan rasa yang ia punya lebih dari ikatan seorang sahabat.

Jesica mungkin terlalu berharap tapi, mungkin juga Arkan terlalu memberi perhatian lebih sehingga jesica menyalah artikan tindakannya.

     Di pagi yang cerah ini terlihat seorang gadis yang masih ber gelung diatas hangatnya ranjang Queen size nya. Tidak terusik sedikitpun dengan keributan yang terjadi diluar. Selimut yang membungkus seperti ulat, cukup menyusahkan pergerakannya saat akan pergi membuka pintu kamar.

Gedoran pintu bercat hitam semakin keras bebarngan dengan teriakan wanita setengah baya yang mengelegar.

"JESICA BANGUN! MAU SAMPAI KAPAN TIDUR TERUS. ANAK PRAWAN ITU BANGUNNYA PAGI BUKAN SIANG KAYA GINI, " teriak wanita setengah baya itu dengan kesal.


DUG


DUH

DUG


Ceklek

Pintu dengan cat hitam akhirnya terbuka dan muncul Jesica yang masih berpenampilan berantakan. Rambut yang kesana kemari dan terlihat aliran sungai yang mengering di sudut bibirnya.

Karina yang melihat penampilan anak gadisnya mendengus dengan keras.

"Ya ampuun. Punya anak gadis satu kok gini amat, " decak mama Rina dengan mengelus dada.

Jesica yang nyawanya belum sepenuh nya terkumpul masih menampilkan sikap linglung. Berbeda dengan Mama Rina yang kembali kesal melihat sang anak yang tidak memperhatikanya.

"Jesica. Mama tuh kesel sama kamu, bisa nggak sih sekali aja kamu itu penuhin peraturan mama? " tanya Mama Rina dengan kesal.

"Ma. Aku itu cuma telat bangun dan itupun pas hari libur, jadi apa salahnya sih? " tanya Jesica yang sudah sepenuhnya sadar.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang