PROLOG

38 9 18
                                    


Hy.. setelah nyelesaian "Sosok Saga" im back dengan cerita terbaru berjudul "VEMIRS" yaitu Venus, Bumi, dan Mars.

Murni dari imajinasi gw sendiri!!!

Langsung aja gys di simak dulu prolognya, jangan lupa buat vote dan komen biar gw semangat updatenya!!!

Langsung aja gys di simak dulu prolognya, jangan lupa buat vote dan komen biar gw semangat updatenya!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bumi... fotoin gue sama Venus dong!"

1..2..3,

Cekrek

"Foto bertiga lagi lah, masa Bumi jadi tukang foto mulu sih," ujar Venus.

"Udah nggak papa Ven. Kalian aja, gue males ikut foto."

Mars merenggut kamera yang di pegang Bumi begitu saja, ia lalu berjalan menuju pohon mangga di mana di bawahnya ada seorang pengembala yang sedang berteduh.

"Permisi pak, maaf ya sebelumnya udah ganggu, bisa minta tolong fotoin kita nggak?" dengan sopan Mars meminta tolong kepada bapak pengembala domba yang sedang duduk di sana.

"Oh boleh dek, sini saya fotoin. Dimana?" ucap pengembala tersebut dengan senang hati.

"Di sana pak, ada teman saya dua orang. Makasih ya pak."

"Mars.. yang serius dong!" tegur Venus, saat Mars terlalu banyak tingkah sebelum pengambilan gambar.

"Ini udah serius loh."

"Kasihan bapaknya Mars, udah keringatan nungguin lo ambil gaya," ujar Venus.

"Iya iya! Bawel."

Ketiganya mengambil posisi masing-masing, di ladang hijau yang luas dengan matahari yang begitu terik saat itu.

"Diam bentar Mars..."tegur Bumi, mulai resah dengan tingkah Mars yang selalu bergerak.

1..2..3..

Cekrek

Ve Mi Rs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.Ve Mi Rs.

.
.

"Tega banget lu Mi, kenapa lu baru bilang ke gue!" Mars sangat kesal karena Bumi menyembunyikan rahasia besarnya pada Mars sedangkan Venus sudah mengetahuinya lebih dulu.

"Udah Mars, yang penting sekarang lu udah tau, jangan bikin Bumi merasa bersalah gitu. Intinya kita berdua sekarang ada di samping Bumi," ucap Venus, menenangkan Mars.

"Hiks..Bumi... Mars memeluk Bumi erat."

"Udah Mars, jangan nangis nanti hujan. Bumi nggak suka lihat Mars nangis, Bumi cuman mau kita bertiga menghabiskan waktu bersama sampai akhir ha.." ucapan Bumi terpotong saat Mars menutup Bumi dengan tangan kanannya.

"Nggak ada akhir.. di antara kita nggak ada akhir!" tegas Mars.

Bumi tersenyum melihat Mars berbicara seperti itu di hadapannya, ini yang pertama kalinya ia melihat sahabatnya Mars si pemberani yang tak takut apapun terlihat penuh ke khawatiran, hatinya terasa sangat tenang berada di samping sahabat-sahabatnya.

"Eh kalian janji ya, kuliah nanti bakal ambil jurusan Fisika," celetuk Bumi.

"Gue nggak bisa janji Mi, taukan bokap gue gimana, gue di saranin ambil Matematika tarapan," balas Venus.

"Intinya salah satu di antara kalian, gue nggak mau tau," ucap Bumi.

"Kita ambil sama-sama aja Bumi. Emang lo nggak mau kuliah?" tanya Mars.

Tatapan Bumi seketika kosong. "Gue nggak yakin Mars."

"Nanti gue minta papa buat cariin lo beasiswa, nggak usah khawatir kalau masalah biaya."

"Yeeaa lu pada, mentang-mentang gue yatim."

"Hahaha" Venus tergelak diikuti oleh Mars, seakan ruangan itu di penuhi oleh tawa mereka bertiga.

"Sudah waktunya..."

.
.
.
"Jangan sampai senyum Mars hilang di wajah cantiknya Ven, jangan biarkan hujan turun karena tangisannya"

.

"Bukannya hujan itu tangisan bumi ya?"

.
.

Gimana prolognya? Masih mau baca?
Komen dulu lahh kawan vote juga jangan lupa!!!

V E M I R STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang