part 1

3 0 0
                                    

Aku anak yang tidak pernah bisa menceritakan setiap kesedihan kepada orang lain, sebab aku tidak mau orang lain memandang diriku dengan sebelah mata dan dengan tatapan kasihan.

Aku bisa dibilang anak yang tertutup terhadap masalah yang sering aku alami baik itu lingkungan sekolah atau masalah pribadi sekali pun.

Apa lagi tentang penyakit yang aku derita  dari kecil, Penyakit yang sampai sekarang masih ada di tubuhku.

Aku memang dari luar bisa tersenyum dan bahagia, karena supaya semua orang-orang yang  disekitar ku  tidak memikirkan tentang penyakit, penyakit yang kapan pun bisa  mengambil nyawaku.

Setiap detik aku selalu merasakan sakit ini kembali kambuh, serta setiap detik itu pula aku  selalu menyembunyikan penyakit tersebut dengan selalu bilang "hayra tidak apa-apa, hayra sehat" hanya kata-kata sederhana itulah yang selalu membuatku  selalu kuat.

Dari kecil untuk merasakan kebahagiaan itu sangat sulit untuk ku raih.

Serta banyaknya orang-orang yang selalu membandingkan aku dan adikku.

Aku memiliki saudara perempuan  dia ibarat sempurna, dia mudah berteman dengan siapa pun dan dari sekolah pun dia sudah mendapatkan rangking nilai yang sempurna.

Sedangkan aku mendapatkan rangking atau Nilai yang tinggi pun susahnya minta ampun, walaupun aku sudah belajar dengan keras  Masih tidak bisa meraih itu.

Serta disaat aku berusaha tidak ada satupun yang bisa menghargai jerih payahku untuk mencapai nilai tersebut. Pasti adik.... adik.... adik saja yang mereka banggakan.

Aku benci....aku benci dengan semua orang-orang terdekatku yang tidak pernah menghargaiku walaupun itu sedikit.

Di keluarga pun aku merasakan kesendirian hanya air mata yang menemani setiap hariku di malam hari. Aku sebagai manusia biasa, aku memiliki rasa iri dengan semua yang dialami oleh adikku sendiri.

Dia sangat mudah untuk mendapatkan kebahagiaan itu sedangkan aku kadang untuk merasakan kebahagiaan itu sangat sulit.

Aku juga manusia biasa yang ingin dicintai dan juga disayang dengan tulus.

Aku juga ingin di hargai, apakah itu sangat susah untuk aku dapatkan.

Aku ingin disisa kehidupan ku ini ada kebahagiaan yang tulus untuk aku.

Setiap saat aku merasa kapan aku akan pergi dari dunia yang penuh kepalsuan ini, dunia yang selalu menganggap yang sempurna yang bisa segalanya. 

Kadang untuk bernafas saja rasanya itu sangat sulit, karena akan banyak cemoohan dari berbagai pihak.

Setiap doa dan sholat aku bertanya"untuk apa kamu ciptakan aku ya Allah kalau hanya untuk disakiti" kadang pertanyaan itu selalu berlarian di pikiranku, apakah takdir yang dituliskan Allah untukku.

Dari kecil pun begitu banyak hal yang menimpaku, dari aku di lecehkan atau pun dari aku di bentak. Apakah anak kecil yang yang belum tahu apa-apa harus di kasari seperti itu, mereka juga ingin disayang dan di peluk.

Sedangkan ini,  anak yang selalu merasa sendiri dan merasa dunia ini tidak adil bagi mereka.

Dari dulu aku seperti merasa semua keluarga atau orang terdekatku berbeda denganku.

Aku bagaikan hidup dimasa gelap, aku bagaikan malam yang merindukan sinarnya.

Aku ingin mencoba bangkit!
Bangkit dari keterpurukan diriku di masa lalu dan sekarang.

Aku ingin lari, lari dari semua ini,semua yang menyesakkan dada.

Dari semu hal yang membuat aku merasakan yang namanya luka.

Luka yang hanya di ketahui oleh diri ku sendiri.

HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang