Part 3

5 1 0
                                    


(. ❛ ᴗ ❛.)

°
°
°
°
°
°
Indonesia, xx tahun ****

02.35am

Aku memicingkan kerut di dahi, sambil sedikit memijat dahiku.

'Dia datang? Setelah sekian lama dia tak datang menghampiri aku(istrinya di dalam mimpi), tapi kenapa rautnya seperti itu? Sepertinya itu raut terkejut meski aku tak bisa melihat seluruh wajahnya, aku yakin itu raut wajah terkejut' pikiranku melayang,

Aku belum sepenuhnya sadar dari rasa kantukku, ku coba pindah posisi tidur menjadi duduk.

"Memangnya aku mengatakan apa? Kenapa dia melongo begitu sih." Gumamku mencoba mengingat mimpi yang barusan membuatku terbangun di waktu dimana seorang editor pun akan baru beranjak tidur setelah lembur semalaman.

Aku beranjak mengambil air minum, pikiranku masih belum sadar. Lalu aku berjalan ke kamar mandi.

"Ashh.. sudahlah, tapi sepertinya bukan hal bagus, untuk.. dia?" Langkahku tertahan setelah selangkah masuk kamar mandi, mencoba berfikir sejenak lalu ku kibaskan tanganku didepan wajahku untuk melupakannya sejenak.

-------------------

16.00pm

°

°

°

Ku rebahkan tubuhku ditempat tidur yang hanya cukup untuk satu orang ini.

'nyaman' pekikku dalam hati

Rasa lelah bercampur semangat. Lelah karna hampir seharian aku mengurus surat surat yang aku butuhkan untuk ke Korea, termasuk surat paspornya. Ya, aku menerima tawaran itu. Tentunya ditemani oleh friendship ku itu.

Benar kata kia, hanya orang gila lah yang menyia-nyiakan kesempatan itu. Gaji yang sangat tinggi, bahkan jika aku berfoya-foya disana mungkin akan cukup tersisa untuk ku di Indonesia. Bahkan aku sudah disediakan apartemen jika aku menerima kontrak itu. Itu semua sudah dijelaskan pada email ke dua setelah aku menjawab email pertama kemarin.

****************************

DORM BANGTAN

*JIMIN POV

02.45 kst

"Jimin ah ireona.. jimin.. kyaa ireona, JIMIN BANGUNLAHH.." 

Seorang namja berkulit pucat mencoba membangunkan namja disampingnya.

Bagaimana dia tidak ketakutan melihat dongsaeng nya tidur dengan nafas memburu, keringat dingin dan air mata bercucuran.

"Yoongi ah, kenapa ku berteriak di tengah malam?" Tanya namja berawak tinggi dengan nada khawatir masuk ke kamar jimin dan yoongi

"Eoh, jin hyung, lihatlah Jimin, aku mencoba membangunkan nya, tapi bukan dia yang bangun tapi malah kau." Jawab yoongi menunjuk pada tubuh bantet jimin yang meringkuk sembari tangannya menggenggam erat bantalnya.

Mereka berdua dengan paniknya tetap mencoba membangunkan Jimin

"Jimin ah, kumohon bangunlah, jangan menakuti kita" jin menepuk-nepuk pipi saengnya dengan wajah yg benar benar khawatir

"Andwaeyo, hah.. hah.. an.. andwaeyo.. hah.." gumam jimin dengan nafas memburu, sepertinya dia benar benar bermimpi buruk

"YAAAA.. JIMINNI.. IREONA!! Gwaemchanayo, ireona" Yoongi dengan satu tangan memegang tangan Jimin yg mengepal dan tangan satunya menggoncangkan tubuh Jimin

Life of Love War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang