Prolog

181 17 3
                                    

Di hari Minggu pagi ini kebahagiaan tengah menyapa Nanda. Pasalnya ayahnya yang bekerja di Korea akan pulang ke Indonesia! Sebenarnya bukan pulang sih.. emang kebetulan ada sangkut-pautnya dengan pekerjaan ayah yang ada di Korea.

Ayah Nanda adalah seorang menejer dari sebuah boy group terkenal ENHYPEN. Ayah sudah bekerja di sana selama beberapa bulan. Kenapa bisa berkerja di sana? Ceritanya begini, ayah memiliki teman yang bekerja di suatu agensi, membutuhkan seorang menejer baru untuk salah satu boy group yang baru debut, ENHYPEN. Kemana menejer lama mereka? Menejer lama mereka memiliki masalah yang mengharuskannya mengundurkan diri.

Kembali ke Nanda.

Sekarang Nanda dan bunda sedang asik memasak, sedangkan adiknya Jihan sedang bermain boneka di ruang tengah. Nanda benar benar senang memasak.

Meskipun kadang kerudung membuatnya kesusahan, tapi itu tidak membuatnya kesal kepada kain penutup itu. Dia justru merasa senang karena dia masih di beri keteguhan hati untuk tetap menggunakan kerudung dalam keadaan apapun.

Tapi sekarang Nanda bingung, pasalnya bunda menyuruhnya untuk memasak makanan lebih banyak. Tapi tetap Nanda turuti.

"Mungkin ayah kangen masakan Indonesia." Pikir Nanda. "Tapi ini banyak banget..." Lanjutnya.

Saat dia ingin bertanya, bunyi bel menginterupsi.

Ting... Tong... Ting... Tong...

"Itu pasti ayah..." Ucap bunda.

Nanda langsung berlari ke pintu depan, dan membuka pintu.

"Assalamu'alaikum..." Ucap ayah sambil tersenyum.

"Wa Alaikum Salam..."

Bunda langsung memeluk ayah, sedangkan Nanda... Dia mematung.

"Kenapa kak?" Tanya bunda.

"Mereka siapa?!" Tanya Nanda sambil menunjuk sederet pria di belakang ayahnya. "Mana bawa koper semua lagi!!"

"Lah.. bunda gak cerita?" Tanya ayah balik.

"Astaghfirullah bunda lupa.. jadi ini tuh anak asuh ayah. Mereka bakalan nginap di sini, soalnya kalau mereka di hotel, ayah kasian mesti bolak-balik." Jelas bunda.

"1.. 2.. connect! Annyeonghoeseo ENHYPEN imnida!" Ucap mereka. (Terhubung! Halo kami ENHYPEN!)

Bukannya seneng ngeliat pria tampan, Nanda langsung menajamkan matanya. Mode siaga satu.

"Udah masuk dulu..." Lerai bunda.

Sekarang mereka sudah berada di ruang tengah, sedangkan Nanda dan bunda kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan.

"Bunda, kok di bolehin sih?! Kalau mereka macam macam gimana? Bunda kan masih cantik?!" Tanya Nanda ngegas.

"Hust! Ngomongnya.. bunda udah seleksi semuanya, kasih tau semua aturannya, dan mereka sanggupi. Yaudah deh..." Tumben bunda ngomongnya kaya gini hmm...

"Tapi bunda.. mereka kan cowok."

"Yang bilang cewek siapa, kak? Udahlah.. kasian ayah nanti kecapean." Jawab bunda.

"Kenapa bunda begitu percaya mereka?" Tanya Nanda tak habis pikir.

"Mungkin ini memang agak berbahaya untuk kita sebagai perempuan. Tapi, ayah sudah mengenal mereka, dan meyakinkan bunda bahwa mereka bukan pria sembarangan dan ayah juga tidak akan membiarkan mereka semua hilang dari pengawasan, lagipula karir mereka taruhannya. Saat bunda memberikan aturan mereka tampak mendengarkan dengan seksama, seakan tidak ingin mengecewakan ayah." Jawab bunda.

Ana Uhibbuki FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang