Chapter 1. The Beginning

1 0 0
                                    

Di bawah sinar bulan yang terang terdapat seorang gadis dengan rambut sepinggang yang sedang menatap menatap ke arah laut dengan sebuah senyuman manis di bibirnya diiringi dengan suara ombak yang memecah keheningan di malam hari. 

Nama gadis yang memiliki senyuman manis itu adalah Celena, Celena Kizia. Biasanya teman-temannya akan memanggilnya dengan sebutan Celena.

Celena kembali menghela napas panjang.

Tidak terasa sudah 3 tahun berlalu...

Mereka apa kabar ya? Coba aja kita masih baik-baik aja... pasti sekarang kita saling bertukar cerita tentang pekerjaan masing-masing.

Aku semakin mengeratkan sweater yang kukenakan, angin malam ini terasa semakin menusuk. Setelah puas melihat bulan aku pun akhirnya memutuskan untuk masuk kembali ke dalam bangunan sederhana yang sudah ku sebut rumah selama 3 tahun terakhir. Meski rumah ini sederhana, tapi rumah ini memberikan rasa hangat dan juga kenyamanan selama 3 tahun terakhir ini.

Aku tersenyum melihat anjing berwarna putih kecoklatan yang sedang tertidur di teras rumahnya.

"Kia, ayo masuk ke dalam. Disini dingin" Kia adalah seekor anjing shitzu yang ku adopsi setahun yang lalu. Seolah mengerti apa yang baru saja diucapkan oleh ku, Kia pun berlari masuk ke dalam rumah saat aku membuka pintu.

Setelah melanjutkan rutinitas malam seperti biasa, membuat coklat hangat dan duduk di kasur sambil membaca sebuah novel yang aku beli beberapa hari yang lalu. Namun setelah berusaha membaca beberapa paragraf di novelnya itu aku kembali menghela nafas, aku ingin membaca namun pikirannya berkeliaran kemana-mana. 

Karena merasa kesal aku akhirnya memutuskan menutup novelnya dan bersiap-siap untuk tidur namun saat aku sudah berbaring di kasurnya, bukannya tertidur aku malah semakin terjaga. Setelah beberapa menit berlalu aku akhirnya membuka laci yang berada di sebelah kasurnya dan mengambil sebuah buku coklat yang sudah dipenuhi oleh tulisan tangan yang rapi. Saat membuka buku tersebut sebuah foto yang berisikan 12 orang yang sedang tersenyum dengan bahagia pun terlihat.

Saat melihat foto tersebut aku pun kembali mengenang masa-masa indah yang dia lalui bersama para sahabatnya, sayangnya semua itu hanya tinggal kenangan indah yang tidak akan bisa ku lupakan sekarang, karena kenangan indah tersebut telah menorehkan luka yang dalam di hatiku dan juga hati mereka.

#Flashback on

Brukkk

"Astaga, maaf!" sahut Celena sambil menunduk membantu membereskan buku-buku milik seorang gadis yang tanpa sengaja dia tabrak.

"Maaf, saya tidak sengaja"

"Ah gapapa aku ga luka kok hehe... lagian salahku juga gak perhatiin  jalan. Eh.. kamu anak baru ya? Aku belum pernah liat kamu" Ucap seorang gadis dengan rambut sebahu itu.

"Iya, kenalin, namaku Celena Kizia. Panggil Celena aja yaa" ucap Celena sambil tersenyum.

"Haloo, namaku Elaine, namamu cantik, tapi boleh aku panggil Zia aja gak?" tanya gadis bernama El itu sambil tersenyum.

"Boleh, aku panggil kamu El, boleh?" tanya Celena

Zia, nama itu terdengar asing tapi tidak buruk, pikir Celena.

Hanya ke dua belas orang inilah yang memanggilnya dengan sebutan Zia, orang lain pasti akan memanggilnya dengan sebutan Celena. Dan setiap mendengar nama Zia dulu hatinya akan ikut menghangat mengingat bahwa itu adalah panggilan special yang diberikan oleh para sahabatnya itu namun sekarang mendengar sebutan nama itu hatinya hanya terasa sakit.

"Semuanya, kenalin ini teman baruku, namanya Celena Kizia" Kata El kepada segerombolan anak laki-laki yang sedang duduk di meja kantin kampus.

Jujur Celena merasa cukup terkejut melihat El memperkenalkannya kepada begitu banyak anak laki-laki, belum pagi mereka hanya menatapku dalam diam, akhirnya aku pun angkat bicara, "Halo, salam kenal namaku Celena Kizia"

Soleil et LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang