Chapter 4

1 0 0
                                    

Flashback

"Celena kamu dimanaa?" rengekan El terdengar dengan cukup keras dari handphone miliknya.

"Iya sebentar El, kelasku baru saja selesai. Kamu dimana?"

"Aku ada di kantin, kamu mau kesini atau langsung ketemu di parkiran saja?" Tanya El

"Ya sudah kita langsung ketemu di parkiran saja. Kamu bawa mobil?" Tanyaku padanya

"Engga, ini tiang-tiang pada ribut mau ikut. Padahal kan kita mau girl's day out" Oceh El

"Yaudah sih, nantikan kita bisa mencar. Lagian kalo kita ikut kan kalian gak usah ribet bawa kendaraan" Sahut Gibran

"Yaudah El, gapapa kan tadi kata Gibran juga mereka bakalan mencar" balas ku melerai mereka.

"Huft, iya iya.. yaudah kita ketemu di parkiran ya. Dadah Ziaa"

Belum sempat ku balas sambungan telepon sudah terputus duluan. Dasar El kebiasaan kalau sudah semangat. Sesampainya di tempat parkit sudah terlihat sosok El yang sedang beradu mulut dengan si kembar, suara mereka terdengar hingga ujung tempat parkir. Sudah banyak mahasiswa yang melirik ke arah mereka tapi mereka bertiga masih saja sibuk beradu mulut tanpa memperhatikan sekeliling mereka.

"Kamu nyebelin banget sih? Aku mau duduk di sebelah Zia!"

"Gaaa kamu duduk di depan pokoknya aku mau duduk sama Zia" sahut Gibran sambil menjulurkan lidahnya.

"Ga boleh! Pokoknya aku ya- Zia! Kamu duduk sebelah aku kan?!" perhatian El langsung teralihkan saat melihatku sedang berjalan menuju mereka.

Di kursi belakang sudah ada Galaksi dan Dritan yang sedang santai memainkan hp nya tanpa menghiraukan keributan yang dibuat oleh El dan si kembar. Lalu di kursi kemudi tentunya ada Xean yang juga sedang sibuk dengan hpnya. Mereka bertiga tampak tidak ingin ikut andil dalam perdebatan ini.

"Ayo Zia, kamu duduk di sampingku" Kata El sambil menarik tanganku.

"Ga bisa ga bisa, Zia duduk di sebelah gua" Kata Gentala sambil menarik pelan ransel ku dari belakang.

"Iih ga bisa begitu dong?" sahut El tidak terima

Sedangkan aku hanya melihat mereka bertiga lalu melihat ke arah Xean yang kebetulan sedang melihat ke arahku. Aku memberikan tatapan meminta tolong padanya karena aku tahu hanya Xean lah yang tidak mungkin dibantah oleh mereka bertiga.

Xean pun akhirnya menghela nafas, "Zia duduk di depan. Biarkan saja itu tiga anak kecil duduk di tengah. Zia, cepat masuk."

Setelah mendengar hal tersebut aku pun sedikit tersenyum kepada tiga manusia itu sebelum segera masuk ke kursi depan sebelum mereka kembali menarik tanganku.

"Kok gitu sih kan aku mau duduk bareng Zia" rengek El

"Sudah cepat masuk atau kalian bertiga kita tinggal disini" balas Xean dengan datar akhirnya mau tidak mau mereka menyusul masuk sambil mengoceh tidak terima mereka harus duduk bersama di bagian tengah.

"Kan jadi duduk bertiga lagi" protes Gibran

"Ya kamu sih. Aku kan sudah bilang dari awal mau duduk sama Zia" balas El tidak terima

"Sudah, mulai sekarang kalian bertiga sepaket kalau duduk di mobil, bocil memang harus di tempatin berbarengan sama bocil" sahut Dritan sambil masih memainkan ponselnya yang dihadiahi jitakan oleh Gentala dan Gibran yang tidak terima dikatai bocil.

"ADUH, SAKIT!" 

"Heh sadar diri gua sama Gibran lebih tua dari lo, bisa-bisanya ngatain kita bocil. Bocil itu ini nihh" Kata Gentala sambil menunjuk ke arah El

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Soleil et LuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang