Part 5

726 17 0
                                    

Aku melihat kak Shani diam seperti sedang konsentrasi dan aku tidak ingin menganggu nya

"Kak Ve benar dan kenapa di saat seperti ini aku selalu tidak bisa menghancurkan dinding yang kakak buat, kenapa harus di halangin terus sih kak dan apa yang kakak lakukan sekarang, aku harap kak Rena tidak benar-benar melakukan hal bodoh saat ini" batin Shani

"Dek, sekarang tanggal berapa ?" tanya kak Shani dengan ragu setelah diam beberapa detik

"Tanggal 16 November kak" ucapku dan muka kak Shani jangan di tanya lagi sudah tambah panik

"Kamu ke kelas ambil tas kita dan aku akan izin ke guru piket karena kita akan pergi sekarang untuk penjelasannya nanti saja, kakak tunggu di parkiran jangan lama Gre" ucap kak Shani langsung berlari

Meninggalkanku yang sudah banyak sekali pertanyaan dalam diriku dan tidak mau berlama-lama aku segera lari menuju kelasku

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya aku ke kelas mengambil tas kami dan berlari menuju tempat parkir, tidak peduli banyak pertanyaan dari teman kelasku yang tidak aku jawab

Karena aku tidak mau membuat kak Shani menunggu terlalu lama apalagi muka kak Shani yang panik membuatku tahu bahwa terjadi sesuatu dengan kak Rena atau dengan kak Ve walaupun kak Shani belum menjelaskan sama sekali tentang telepon tadi

Di parkiran aku melihat kak Shani sudah berada di dalam mobil dan segera aku masuk di kursi samping pengemudi

"Maaf ya Gre tapi aku harus ngebut jadi pegangan yang kuat" ucap kak Shani saat aku sudah duduk menggunakan seatbelt

Benar saja kak Shani langsung ngebut melebihi kecepatan rata-rata dan entah kemana aku dan kak Shani akan pergi tapi aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan telepon tadi

"Apapun yang terjadi aku harap semuanya tidaklah buruk" batinku

"Aku harap juga begitu Gre" ucap kak Shani pelan

Tapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas dan aku hanya diam karena tidak ingin menganggu konsentrasi kak Shani yang ada nanti kita celaka lagi

...

Aku dan kak Ve sedang di perjalanan menuju kampus kita lebih tepatnya kampus baruku hehe dan tentu saja yang mengemudi adalah kak Ve

Kak Ve orangnya asik karena selama di perjalanan kak Ve selalu mengajakku mengobrol walaupun kita masih baru dan aku dengannya hanya berbeda 1 tahun, memang kakak yang pintar bisa menyelesaikan pendidikan dengan cepat

"Mau ambil jurusan apa Nao ?" tanya kak Ve kepadaku serius soalnya dari tadi kita hanya bahas hal yang tidak penting sih

"Aku binggung kak" ucapku karena aku tidak pernah kepikiran untuk kuliah sekalipun

"Kamu suka di bidang apa ?" tanya kak Ve

"Aku ambil jurusan ekonomi saja ya kak biar kelak bisa membantu kak Rena" ucapku

Tiba-tiba saja kak Ve mengacak rambutku kan jadi berantakan

"Hahaha, lucu banget sih. Gini ya dedek sayang, kak Rena tidak akan mau adiknya kuliah jika itu untuk membantunya tapi adiknya tidak suka bidang itu jadi pikirkan lagi apa yang mau kamu ambil untuk kuliahmu nanti karena aku akan mengikuti pilihanmu" jelas kak Ve

"Kak, kalau boleh aku tahu kakak dan kak Rena sudah kuliah apa ?" tanyaku

"Kalau kak Rena sudah menyelesaikan S2 baik bidang ekonomi dan psikologi sedangkan aku baru saja lulus menjadi seorang dokter spesialis bedah" ucap kak Ve

"Wow, aku kuliah apa ya. Kak, kalau semisalnya aku ambil jurusan komunikasi apa tidak masalah buat kakak ?" ucapku hati-hati

"Tidak dek, santai saja kalau sama aku hehe lagi pula belajar itu hal yang aku suka jadi apapun jurusannya itu membuat aku tertantang untuk mencobanya sekalipun aku baru mencobanya" ucap kak Ve yang membuatku kagum

Saat lagi asik mengobrol tiba-tiba kak Ve rem mendadak dan membuatku kaget untungnya kita pakai sabuk pengaman, aku tidak tahu apa yang kak Ve pikirkan saat ini

"Bayangan apa itu tadi, kenapa samar-samar. Apa yang kak Rena lakukan" batin Ve

Aku tidak tahu kak Ve kenapa dan kak Ve langsung mengambil tasnya dan mencari sesuatu

"Hp ternyata tapi kenapa kak Ve terlihat panik" batinku

"Halo dek"

"..."

"kakak butuh kamu. Kak Rena melakukan hal itu lagi dan kakak tidak bisa melihat dengan jelas"

"..."

"Kalau gitu kita ketemuan di tempat biasa kakak rasa tidak akan jauh di sekitar itu"

"..."

"10 menit lagi kakak sampai, hati-hati kalau mau ngebut"

"..."

"Iya kamu tenang saja"

"..."

"Bye"

Sambungan telepon langsung di putuskan oleh kak Ve dan kak Ve langsung menaruh hp nya di tas kembali

"Maaf dek sudah membuatmu kaget tapi kamu pegangan yang kuat ya untuk penjelasannya nanti saja karena aku tidak punya banyak waktu" ucap kak Ve dan aku melakukan yang dia minta

Kak Ve beneran ngebut melebihi kecepatan rata-rata dan aku hanya pasrah dengan apa yang terjadi dan aku percaya kak Ve tidak akan membuat kita celaka karena dia ngebut saat ini serta banyak pertanyaan yang aku ingin tanyakan kepada kak Ve mengenai hal ini tapi tidak untuk sekarang

Tepat 10 menit seperti yang kak Ve katakan, kita sudah berada di suatu tempat dan aku tidak tahu dimana ini

Aku dan kak Ve langsung keluar dan berjalan ke dekat pohon yang ada bangku disitu, tak menunggu lama akhirnya kita sampai disitu dan kami langsung duduk walaupun kak Ve terlihat sangat gelisah

Aku melihat dari kejauhan ada yang berlari ke arah kami dan aku rasa itu adikku dan Shani

"Benar saja dugaanku kalau itu Shani dan Gracia" batinku saat melihat mereka yang sudah dekat dengan posisi kami saat ini

"Kak" ucap Shani kepada kak Ve

"Kakak tenang dulu ya kita tidak bisa melakukan hal yang sama seperti 4 tahun yang lalu, kita cari cara supaya dinding pertahanan kak Rena hancur dan kita bisa melihat posisi kak Rena sekarang" lanjut Shani

"Bagaimana caranya dek ?" tanya kak Ve, aku lihat Shani maupun kak Ve sama-sama terdiam

Cukup lama terdiam akhirnya suara Shani membuat kami menoleh ke arahnya

"Kak, fokus ya. Jangan terjebak dengan halusinasi atau penghalang yang di buat oleh kak Rena untuk kita dan aku juga akan melakukan yang sama supaya kita bisa menemukan kak Rena, pejamkan mata saja dan cari titik fokus itu" ucap Shani kepada kak Ve

Jujur aku tidak mengerti apa yang mereka katakan saat ini dan aku melihat kak Ve maupun Shani langsung duduk di bawah pohon dengan posisi kaki di lipat dan tangan di paha serta menutup mata

TBC...

11. FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang