Bab 2

746 42 3
                                    


HARI H....

Hari dimana Eomma nya menikah lagi, Irene itu lebih tua dari Taehyung. Tapi kenapa Taehyung bisa, mau menikah dengan Eomma nya ini. Apa alasannya.


"Kalian sudah resmi menjadi suami-istri, silahkan mencium pasangan Anda Taehyungssi."



Mencium di kening, tidak lebih. Irene tersenyum menatap Taehyung mendongak. "Kita sudah resmi Tae!"
Taehyung mengangguk tapi matanya tak menatap bola mata Irene melainkan Jungkook. Jungkook berpakaian rapi, rambut tersisir rapi.


.
.


[Di kamar Jungkook]


"Haha, Kim Taehyung itu ayah ku sekarang. Hahha." Tangan nya menggapai nakas, disana ada benda pipih yang menyala.

"Bambam?"


"Halo, Bam, ada apa?"



"....."



"Aha, begitu. Ayo keluar bersama."



"....."


"Tidak apa, jangan khawatir. Walaupun ini hari pernikahan Eomma ku. Tunggu aku di kafe!"


Keluar bersama Bambam sangat seru, bisa berbincang ria. Jungkook memakai jaket tebalnya karena cuaca di Seoul ini sedikit buruk tak tentu.


"Mau kemana?" Suara berat terdengar.



"Keluar!" Jawabnya tanpa berbalik, tangan nya sibuk dengan membenarkan sepatu ya.


"Di jam segini? Pergi ke kamar mu Kim!"


"Siapa kau? Melarang ku ini itu, hah!" Marah Jungkook tak terima, dengan ini.


"Aku ayah mu sekarang, Kim!"


"Cih, jangan coba mengatur hidup ku Kim Taehyung Appa!!"

.
.
.
.

[Kafe]


"Jungkook-ah disini, aku sudah memesankan minuman untuk mu." Jungkook segera duduk di depan Bambam, tangan nya disilangkan di depan dada.


Bambam teman dekat Jungkook, mereka masih duduk dibangku SMA, sekelas, sebangku. Mereka tidak bisa di pisahkan.



"Naik apa kemari?" Tanya Bambam pelan sambil meminum minumannya. Jungkook hanya mengaduk-ngaduk minuman itu tidak minat.


"Bis." Bambam menahan tawanya yang hampir keluar.


"Bukannya kau punya mobil pemberian Eomma saat hari ulang tahun mu." Jungkook mengangguk. "Ya dan si Kim itu melarang ku." Sebal Jungkook.


"Kim? Appa mu? Jung, seharusnya kau tak usah kemari. Seharusnya kau ada dirumah,"



"Lalu, apa kau mau, aku mendengar kan mereka saat malam pertama? Heol, tak mungkin Bam aku tak sanggup." Bambam menghela nafas beratnya. Cobaan yang di alami temannya ini sangat berat sebagai teman harus bisa membantu. Bukan?


"Jung aku tahu kondisimu dan hati mu itu, Jung aku siap jadi teman curhatan mu kapan pun kau mau. Okey?"


Meminum minumannya lalu. "Hm, Bam terima kasih... besok di sekolah akan ku traktir makanan untuk mu."


Tbc...

Next?

Lah kok siders ya kembali merebak? Makin banyak siders, Kalian gak kasih tahu kan? Sttt diam!!! Kalian harus janji yang udah baca Cerita ku ini jangan bilang-bilang ya nikmati buat kalian sendiri 😍

Step fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang