“Ingat ya Yuta, kamu tinggal dirumah ini karna Jaehyun yang meminta. Dan kamu juga bisa kuliah di kampus yang sama dengan Jaehyun, karna lamanya ayah kamu mengabdi sebagai sekretaris saya. Jadi jangan sampai ada kesalahan seperti ini terjadi lagi, saya tidak mau mendengar anak saya mengeluh seperti itu lagi kedepannya.”Yuta mengangguk kecil setelah tuan Jung menyelesaikan kalimatnya. Ia dimarahi habis-habisan sebab tuan Jung yang tadi pulang untuk mengambil dokumen dirumah, mendapati si bungsu Jung pilang kuliah dengan dagu dan siku yang berdarah sebab terdapat luka gores disana. Dan tentunya Yuta, putra dari sekretaris utama yang tuan Jung sekolahkan bersama putra mahkotanyalah yang jadi orang pertama untuk dipertanyakan pertanggungjawabannya.
Tapi itu lebih baik, pikir Yuta. Setidaknya bukan ayahnya yang harus terkena kemarahan tuan Jung.
Siang tadi seusai kelas, Yuta yang biasanya selalu menempeli Jaehyun kemana-mana, tiba-tiba dimintai tolong oleh seorang wanita yang mengaku sakit dan butuh dipapah sampai klinik kampus. Membuatnya terpaksa meninggalkan Jaehyun di loby untuk menunggu mobil jemputan.
Tapi bukannya menunggu di loby, Jaehyun justru menaiki tangga untuk naik ke lantai dua. Mencari vending maschine untuk membeli sekaleng soda. Sayangnya dipertengahan jalan, ia didorong oleh seorang wanita yang baru Yuta tahu akhirnya, kalau wanita itu marah pada Jaehyun sebab ia baru saja dicampakkan oleh kekasihnya yang ternyata menyukai Jaehyun. Beruntung ada seorang pria yang menahan Jaehyun dari belakang, jadi luka Jaehyun tak begitu parah meskipun akhirnya mereka berdua tetap terjatuh dari tangga.
Setelah dipersilahkan, Yuta segera keluar dari ruang kerja tuan Jung dan mendapati Jaehyun berdiri tertunduk disana.
“Kak Yuu maafin Jae ya, Jae nggak bermakksud bikin kak Yuu dimarahin daddy.”
Yuta tersenyum, seperti biasa responnya memang tak pernah banyak bicara. Tapi Jaehyun jelas bisa melihat jika Yuta benar tak marah padanya. Toh sebenarnya Yuta memang tak pernah marah. Meski hubungan mereka memang tak sedarah, Yuta menyayangi Jaehyun seperti adiknya sendiri. Karna tingkahnya yang memang lucu dan menggemaskan, namun terkesan kesepian sebab kakak kakaknya jarangt sekali pulang kerumah.
“Kak, main PS dikamar Jae yuk. Bosen nih, Mingyu nggak bisa dihubungin.”
“Besok matkul Makroekonomi kelas pagi ada kuis, mending belajar atau langsung tidur.”
“Ih kak Yuta mulai kayak Daddy deh, nggak asik.”
“Yaudah deh yuk, sebenetar aja tapi ya.”
Dan begitulah mereka mengakhiri malam, Jaehyun tertidur setelah Yuta mengganti plester di dagu dan sikunya. Mereka bahkan tak sempat benar-benar memainkan playstation seperti yang Jaehyun inginkan.
...
...
......
..............
“Yuu, kok lo sendirian. Jaehyun mana?”
“Loh Tae, lo kok berangkat? Kepala lo nggakpapa?” Yuta ngeraih bagian kepala belakang Taeyong, mengelusnya pelan.
“E.. eh enggak kok.” Taeyong ngejawab kikuk, lebih ke kaget sama perhatian Yuta yang tiba-tiba.
Dia kenal Yuta udah lama sebenernya. Temen waktu SMA, mereka nggak terlalu dekat tapi sering bareng karna tanpa sadar punya banyak kemiripan. Masuk di tahun ketiga kuliah, Taeyong ketemu lagi sama Yuta yang jadi mahasiswa baru. Setelah Taeyong usut, ternyata Yuta tadinya nggak mau kuliah karna ayahnya butuh banyak biaya karna beliau sakit. Tapi bosnya berbaik hati buat nguliahin Yuta, sekaligus ngejagain anaknya yang juga baru mulai kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot Collection [[TAEYU]]
FanfictionSpin off dari Tetangga Masa Homo Versi pasangan Taeyu yang tidak suram. Agenda Taeyu Menikah pokoknya. Kalo ada 4 karakter 'dere' udah tau kan Yuta tipe apa ehe. Taeyong seme, oke!!!!!!!