Prolog (1)

2 2 0
                                    

Kota Themis, Maret 2022

Tin..Tin...

Suasana macet dan berisiknya suara klakson kendaraan yang bersahutan terlihat tidak menggangu seorang gadis dengan atasan blouse biru pastel yang sedang berlarian di trotoar tanpa peduli jika beberapa orang yang terjebak kemacetan menatapnya seperti tontonan menarik.

Setelah berlarian cukup jauh ia berbelok dan membuka kasar pintu sebuah minimarket.

Tring...

Seorang gadis memakai rompi biru tua otomatis menoleh dan menebar senyum ramah mendengar lonceng berbunyi. "Selama-heh! Akhirnya dateng juga lo,kebiasaan banget telat." Amuk gadis itu.

Sambil mengusap peluh pada dahinya gadis itu meringis melihat perubahan ekspresi temannya itu.

"Iya iya sorry deh." ucapnya dengan tangan yang sibuk memakai rompi serupa dengan temannya.

Mengukir senyum iseng, gadis itu melirik temannya jahil.

"Btw len, pacar lo mana? Biasanya udah stanby di depan."

Cengiran jahil di bibir nya seketika menghilang mendapat pukulan lumayan keras pada bahunya.

Tanpa mempedulikan temannya yang meringis, gadis ber nametag Elena itu mengambil alih keranjang susu dan memilih berjalan ke arah penyimpanan.

"Dasar Athena setan! Udah tau dia selingkuh." Gerutu Elena kesal.

Sementara Athena cekikikan mendengar sekilas makian Elena. Athena berhenti cengengesan dan memasang senyum ramah ke arah pintu minimarket yang dibuka.

"Selamat datang."

Tanpa mempedulikan sapaan Athena, pemuda yang memakai sweater rajut berwarna coklat muda itu berjalan menuju kulkas dan mengambil beberapa minuman.

Athena mengalihkan pandangannya ketika merasakan getaran pada celana jeans yang di pakainya.

My belahan jiwa😜

Beb.. Kayaknya enak nih makan mie ayam😚

Ia tersenyum geli membaca pesan dari sang kembaran, menghiraukan pembeli yang sedang berkeliling di bagian rak cemilan, Athena mengeluarkan ponselnya dari bawah meja.

Sedang asik berbalas pesan Athena terkejut dengan keranjang belanja yang ditaruh kasar di meja kasir.

Athena benar-benar merasa terlihat seperti maling yang tertangkap basah, ia berharap semoga saja pelanggan nya ini tidak mengadu pada bos nya.

Dengan tangan gemetar Athena menjumlahkan semua total belanjaan. "To-total semuanya lima ratus ribu rupiah." ujarnya berusaha ramah.

Athena melongo melihat sang pemuda berlalu begitu saja setelah menaruh uang berwarna merah lima lembar dan mengabaikan tangannya yang terangkat dengan struk belanja dalam genggaman nya.

Elena yang mengintip dari pintu gudang tergelak memancing Athena melemparkan gumpalan kertas yang jatuh tepat di mulut Elena yang terbuka.

"Bwahaha...anjir miris banget komuk lo-uekk."

"ATHENA SIALAN! HUAA!!"

Sontak Athena ikut terbahak mendengar teriakan frustasi Elena yang buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.

Tidak lama Elena kembali dengan muka tertekuk dan bajunya yang sedikit basah terciprat keran biru di kamar mandi.

"Btw, cowok tadi lumayan juga ya."

"Omg! Setujuu banget, auranya tipe badboy, penampilan tipe soft boy, mana waktu masuk wanginya maskulin banget, terus ya..."

Well, sepertinya usaha Athena mengembalikan mood Elena berhasil.

Waktu terus berjalan hingga langit kota Themis semakin gelap, walaupun begitu Athena dan Elena terus menjalankan part time mereka dengan semangat.

Elena sama seperti Athena yang terpaksa harus menghidupi adik mereka.

Dari satu kesamaan itu, satu kesamaan yang membuat mereka dekat sedari awal perkenalan mereka. Yaitu sama-sama rela bekerja hingga tengah malam untuk sang adik.

Demi orang yang mereka sayang.

TBC.


Bakalan ada yang mau baca gak ya? :")

School Of LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang