RECIA I

7 1 0
                                    


Lyncia merupakan siswi satu satunya yang mendapatkan beasiswa di sekolah ternama Gantara International School.
Sekolah yang hanya untuk tingkat menengah atas, diperuntukan hanya untuk anak anak dari kalangan ternama untuk melanjutkan ke universitas international.
Lyncia yang merasa seperti mendapatkan hadiah besar di hari ulang tahun nya benar benar senang mendapatkan kiriman pesan dari email Gantara International School jika dirinya diterima sebagai penerima beasiswa.

Membaca kembali pesan itu, Lyncia menormalkan perasaannya.
Dengan cepat Lyncia keluar kamarnya menuju ruang makan.
Berlari memeluk Ayahnya yang sedang meminum kopi nya.

"Lynn? kenapa tiba tiba memeluk Ayah?"
ucap Ayah Lyncia yang tersentak merasakan pelukan dari anak satu satunya secara tiba tiba.

"Ayah.., Lynn baru saja menerima pesan dari Gantara International School..,"

"Lalu?, apa isi pesan itu?"

"Dipesan itu menuliskan jika Lyn diterima sebagai siswi beasiswa satu satunya Ayah."
Ucap Lyncia membuat Levin Ayahnya termenung.

"Ayah.., Apa ayah tidak senang?"
Tanya Lyncia lalu menunduk membuat Levin dengan cepat menyunggingkan senyuman.

"Ayah senang anak Ayah mendapatkan beasiswa disekolah favorit, Ayah hanya bimbang dan takut, jika Lyn nantinya akan mendapatkan perlakuan tidak baik disekolah itu. Lyn tau kan jika disekolah---"

"Ayah tidak perlu khawatir. Lyn akan baik baik saja disekolah itu. Jika Lyn tidak mempunyai teman, Lyn tidak perduli sedikitpun karena Lyn hanya ingin fokus mendapatkan pelajaran terbaik disekolah itu supaya Lyn bisa mewujudkan cita cita Lyn sekolah diluar negeri Ayah."
ucap Lyn membuat Levin memeluknya erat.

"Jika saja Ayah mempunyai banyak uang, Ayah tidak akan membuatmu mendapatkan beasiswa untuk sekolah disekolah itu Lyn. Ayah akan dengan mudah membuatmu menjadi sama dengan anak anak lain nya disekolah itu."
ucap Levin tidak melepaskan pelukannya.

"Tidak Ayah.., Lyn senang menjadi anak Ayah, Lyn senang menjadi anak yang mendapatkan beasiswa, Lyn tidak sedikitpun merasa menyesal. Lyn berfikir jika Lyn lebih dari yang lainnya karena lyn tidak pernah berhenti belajar untuk mendapatkan beasiswa."
Levin mengangguk, lalu melepaskan pelukannya.

"Ibumu pasti akan senang mendengar berita ini Lyn sayang."
ucap Lyn mengusap pipi anaknya lembut.

"Ibu selalu memberiku samangat untuk lolos beasiswa, Ibu selalu meyakinkan Lyn untuk itu."

"Ayah mengerti, Tunggu Ibu pulang yaa. Ayah akan menjemput Ibu bekerja sebentar lagi."
Lyn mengangguk, lalu tersenyum.

Levin melihat jam dinding membuatnya berdiri,

"Ayah jemput Ibu dulu yaa. Lyn tunggu sebentar."
Ucap Levin diangguki Lyncia.

"Sebentar Ayah."

"Kenapa Lyn?, Lyn ingin sesuatu?"

"Tidak Ayah, diluar hujan. Ayah memakai motor dan itu akan membuat Ayah juga Ibu basah nanti"
ucap Lyncia membuat Levin terkekeh.

"Ayah sudah terbiasa terkena hujan Lynn, untuk Ibu, Lyn jangan khawatir. Ayh sudah menyiapkan jas hujan untuknya."

"Sudah..,Lyn duduk saja sambil meminum teh. Nanti Ayah akan membeli banyak roti bakar untuk perayaan beasiswamu dan juga ulang tahun Lyn bagaimana?"
ucap Levin membuat Lyncia tersenyum lalu mengangguk.

"Anak Ayah pintar. Tunggu sini yaa"
Langkah Levin terhenti lagi ketika Lyn masih meraih lengan nya.

"Lynn?"

"Ayah. Lyn janji, jika lyn sukses nanti Lyn akan membelikan Ayah mobil untuk menjemput Ibu bekerja."

Levin mengangguk lalu tersenyum, melangkahkan kakinya keluar menghidupkan motornya lalu melaju dengan kecepatan sedang.
Lyncia melihat Levin melalui jendela dengan kesedihan merasakan jika Ayahnya juga Ibunya sudah sangat sulit menjalani hidupnya.

𝐑𝐄𝐕𝐀𝐍𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang