「 21 : Keep the Distance 」

2.7K 362 11
                                    

Happy reading dan sehat selalu💚
Meskipun liburan dah semakin dekat jgn kendor prokes dan jaga jaraknya💚

✿ Our Fate ✿

.

.






Jeno melirik Mark yang tampak mengerutkan dahinya dalam, seakan tengah memikirkan sesuatu dengan keras.

“Memikirkan apa, hyung?” tanya Jeno yang penasaran.

Mark bergumam lirih seraya mengusap dagunya pelan. “Perempuan apa laki-laki ya bagusnya..”monolog Mark, entah bertanya pada dirinya sendiri atau orang lain.

Jeno memilih untuk tidak ingin tahu lebih lanjut. Keduanya tengah duduk manis di meja makan, menunggu hidangan makan malam disajikan oleh para pelayan. Hanya ada Jeno dan Mark di meja makan panjang nan mewah itu, entah mengapa Jaehyun dan Taeyong tak kunjung menampakkan batang hidung mereka padahal makan malam akan segera dimulai.

“Mana sih mom sama dad?” Jeno berdecak gemas. Pasalnya ia sudah mulai kelaparan, tapi si kepala keluarga belum juga turun untuk memulai makan malam hari ini.

Tak tahukah bapak Jung bila anaknya sudah kelaparan?!

Jeno mengerang pelan. Hendak bangkit berdiri untuk menyusul kedua orangtuanya yang kemungkinan masih ada di kamar mereka. “Aku naik dulu memanggil mom dan dad!” pamitnya tak sabar.

Mark tersentak dari lamunannya. Dengan cepat ia mencegah Jeno yang bisa saja mengganggu kegiatan intim orang tua mereka, “Jangan ganggu mereka!!” sahutnya dengan sedikit panik.

Jeno yang sudah berdiri, tidak jadi melangkah pergi. Ia menatap bingung kakaknya yang justru melarangnya naik. “Kenapa? Kau tidak mau makan memangnya?” tanya Jeno yang tidak tahu situasi.

“Tentu saja mau. Tapi, akan lebih baik jika kita memulai makan sendiri tanpa perlu menunggu mom dan dad,” balas Mark.

Jeno yang masih belum mengerti maksud Mark jadi semakin bingung. “Kenapa memangnya?” Iapun bertanya lagi sampai mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Gantian Mark berdecak gemas. Kenapa adiknya jadi mendadak super kepo begini sih? Tak ada cara lain, Mark akhirnya memberitahu Jeno secara gamblang. “Mom dan dad sedang membuat adik. Jangan diganggu dulu. Mereka pasti akan turun sendiri nanti, kalau kegiatan mereka sudah selesai,” ungkapnya, yang sukses mengejutkan tak hanya Jeno tetapi juga beberapa pelayan yang sedang wara-wiri di sekitar mereka.

Kedua mata Jeno membulat lebar. “Serius?! Bagaimana kau bisa tau?!”

Apa jangan-jangan Mark tak sengaja mengintip kegiatan orang tua mereka?! Jeno memandang kakaknya lekat.

“Jangan menatapku penuh curiga begitu. Aku tak sengaja memergoki mereka bermesraan di ruang kerja dad. Jadi yah....gitu.” Mark mengangkat bahu acuh. Seakan insiden tadi bukan sebuah masalah besar.

Jeno menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan kecerobohan kakaknya. “Pasti kau langsung menyelonong masuk saja ke ruangannya daddy,” tebaknya yang tepat sasaran.

Mark bungkam tak berkomentar sebab itu benar adanya. Mungkin setelah ini ia harus membenahi kebiasaan buruknya yang satu itu―ah, ralat, mereka. Bukan hanya Mark saja yang tetapi juga Jeno. Mereka 'kan mempunyai kebiasaan jelek yang sama.

Our Fate 「 The Jung 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang