06. drama dan gudang

12.4K 1.2K 14
                                    


Bruk!

Terdengar suara sesuatu membentur ubin lantai dan dinding.

"LO?!" Ahhh... Aku tau, pasti drama antara antagonis dan protagonis, tak kusangka aku akan menyaksikan sendiri drama murahan mereka.

"PERLU BERAPA KALI GUE BILANG?! JAUHIN JOSH! JOSH ITU CALON PACAR GUE!!" Suara sang antagonis itu terdengar begitu memekakkan telinga di ruangan sepi ini.

"Yang penting kamu bukan pacarnya kan? Kamu suka sama dia, sama aku juga—"

"KAK JOSH CUMAN PUNYA GUE! SAMPAI KAPANPUN AKAN SEPERTI ITU!! NGERTI LO?!"

"Gabisa apa kita bersaing secara sehat? kamu kejar kak Josh dengan cara kamu sendiri, dan aku dengan cara aku sendiri juga. Sikap kamu yang kayak gini malah nguntungin aku, aku bisa aja berdrama murahan dengan menjadi korban disini. Tapi karena aku benci playing victim, aku ngga ngelakuin itu. Aku akan dapetin kak Josh dengan usaha aku sendiri."

"HALAH GAUSAH BANYAK BACOT DEH LO?! GAUSAH SOK PALING BENER DEH!! LIAT AJA GUE BAKAL BUAT LO HANCUR! CAMKAN ITU?!"

"Silahkan kalau kamu bisa, anak manja kayak kamu bisa apasih?" Setelahnya terdengar terdengar pintu terbuka.

"LO?! AWAS LO!" Kudengar antagonis itu murka dengan terus merapalkan berbagai macam umpatan untuk sang protagonis.

Hingga akhirnya sang antagonis itu ikut pergi meninggalkan ruang ganti.

***

"Si Etos mana dah Neth? lama banget." Fatih atau biasa dipanggil Patih bertanya pada Anneth.

"Tadi dia minta kita duluan aja kekantin."

"Udahlah sabar aja, pasti datang." Ujar Richard sembari meminun esteh nya.

"Yo! Sorry lama." Ujarku tetiba datang yang mengejutkan mereka.

"Eh anjing!"

"Bangs—"

"Uhuk uhuk!"

"Tai lo Tos! Ngagetin aja, keselek kan gue." Ujar Ziedan mengumpat karena tersedak.

"Sorry Dan." Sesalku.

"Nih Tos! Special buat lo, kayak biasa kan? Batagor siomay, minumnya air putih botol." Nampan makanan terdorong kedepanku. "Thaks Juk!" Ujarku berterima kasih pada Juki.

"Sama-sama kawan."

"Eh lo pada tau ga?" Seperti biasa Dara manusia terupdate dikelasku memulai pembicaraan.

"G."

"Tai lo Vil!"

"Udah gausah debat, lanjut Dar." Seperti yang ku bilang Kessi itu ibarat ibunya kita yang selalu jadi penengah.

"Tadikan gue ke toilet waktu jam kedua pelajaran,"

"Terus? Terus?" Elang lelaki penyuka cerita dikelasku mulai menimbrung.

"Kan gue izin waktu pelajaran akutansi kan. Nah lo pada taukan gue paling gasuka tuh pelajaran, gue juga ada konflik sama tuh guru Mujair." Nama guru itu sebenarnya Mujahid, tapi karena kebanyakan murid kelasku tak menyuakinya termasuk aku, kami mengganti panggilannya menjadi mujair.  Pak Mujahid itu orangnya songong, paling suka menghakimi kelas kami.

"Terus? Terus?" Kali ini si Raka yang paling ga suka sama pak Mujahid menyahut.

"Jadi gue mau ke toilet yang jauh dari kelas kita kan biar lama-lama, sekalian jalan-jalan. Nah! Toilet paling jauh dari kelas kita kan yang dilantai satu, lo pada tau kan? Tangga lantai satu letaknya dipojok sendiri, terus dibawah tangga ada gudang tempat alat bersih-bersih."

"Hm lanjut." Kali ini Kenzo anak paling suka tidur dikelasku menyahut.

"Gue dengar suara desah desah anjing!" Dapat kulihat Dara sangat bersemangat mengatakannya.

"Anjir!"

"Eh anjing serius lo?!"

"Suara siapa njir?"

"Cewe bukan?"

"Anjay berani banget mereka."

"Gede juga nyalinya su!"

"Ada cctv gasih disitu?!"

"Bangsat! Bisa-bisanya mereka disekolah malah ngewe." Kata teman-teman sekelasku yang kaget, aku juga juga salah satu dari mereka yang reflek mengumpat.

"Diam dulu woi! Gimana Dar? Coba cerita lebih jelas dan detail."

"Waktu ditangga kan gue kayak denger suara-suara gitukan, karena tingkat kekepoan gue yang sudah to the bone. Gue jalan kan ke tu gudang, gue tempelin telinga gue dipintu gudang, terus gue nguping. Eh anjir! Beneran suara ngedesah asu! Kayak gini suaranya 'ahhh... Dadhh ceffathh lagih, ahhh ahhh yeshh' gitu-gitu njir! Merinding gue."

"Lo ciduk ga Dar?"

"Baru gue ketok-ketok, sama gue gedor pelan. Terus gue baru mau buka eh ada bu Rahsya datangin gue, terus disuruh balek kelas, gue mau ngomong langsung dipotong disuruh balik kelas. Gue aja sampe lupa mau ke ke toilet."

"AH ANJIR! GASERU BANGET, SUARANYA MIRIP SUARA SIAPA?" Elang merespon dengan antusiasme.

"Mirip suara—

Just an Ordinary Extra Figure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang