Roy.

623 61 11
                                    

"Sekarang kamu mau kemana?,"
Zoy menatap cemas melihat keadaan Dera yang seperti orang sakit, matanya memerah dan tangan nya terasa dingin saat di pegang.

Dera bersandar menatap lemah
langit langit lalu memalingkan wajahnya kesamping,duduk tegak lalu tersenyum sambil melirik Zoy yang sedang menatapnya iba.

"Jangan seperti itu menatapku,aku baik baik saja dan Zoy terimakasih karena kamu telah menolongku untung saja ada kamu kalau tidak mungkin aku sudah mati kedinginan," Ujar Dera disertai senyum kecut di akhir kalimat nya.

"Kamu yakin tidak apa-apa?,"

"Iya,aku baik-baik saja"

"Habis ini kemana tujuanmu,kamu bisa tinggal disini beberapa hari jika kamu mau," Zoy berdiri melangkah ke dapur menaruh nampan kotor di wastafel.

"Aku sebenarnya tidak punya rencana,mungkin pergi ke
kampung halaman ayahku,"

"Kampung halaman?, wah aku jadi ingin pulang sudah lama sibuk bekerja dan tidak bertemu ayahku," Zoy terkikik geli ia jika mengingat ayahnya yang dirindukan nya itu.

"Kamu pasti sangat merindukan keluargamu,"

"Iya,ayahku dan ibuku masih sehat bahkan mereka menghabiskan masa tua mereka dengan berkebun,padahal aku sudah melarang nya.Di masa tua ini mereka harus nya beristirahat,tapi mereka bilang sangat bosan di rumah,"

"Begitulah,mungkin mereka hanya ingin menikmati masa tua mereka bersama,"

"Haha iya,aku malah kagum dengan kedua orang tua ku sama sekali tidak pernah bagi mereka terfikirkan untuk berpisah padahal rumah tangga tidak selalu berjalan mulus,"

Mendengar kalimat itu Dera tertunduk sedih,andai kata ia bisa seperti orang tua Zoy yang sampai tua pun masih bersama, menjalani porak poranda rumah tangga dengan baik, andai ia anak seorang yang kaya raya mungkin nasib nya tidak seperti ini, tidak di pandang remeh oleh dunia bahkan mama Anggara sendiri.

Andai saja.

Dera seringkali menyalahkan takdir yang menurut dia adalah kesialan bagi dirinya,mendengar berbagai macam mulut orang orang yang menertawakan takdir orang yang buruk, membuat dia merasakan
sakit hati.

Sudah sakit hati tapi bahkan ia tak bisa membalas,mungkin orang yang bernasib baik masih bisa membalas omongan buruk itu,tapi dia?ia sama sekali hanya bisa menerima dengan ikhlas dan menjalaninya saja mengalir seperti air.

Ting!

Lamunan Dera buyar kala bel rumah Zoy berbunyi, " Der,aku ke depan dulu ya sepertinya ada tamu," Ujar Zoy menepuk pundak Dera pelan seraya menghampiri pintu ruang tamu.

Terlihat di balik pintu seorang pria berkemeja putih dengan lengan panjang yang ia gulung,di pundak nya ransel itu seperti terlihat berat.

Pria itu memeluk Zoy setelah melihat wajah Zoy yang muncul dari balik pintu, wangi semerbak tubuh pria berkulit sawo matang itu tercium
Zoy bisa menciumnya.Pria itu mengelus rambut Zoy, lalu dia melepaskan pelukannya.

" Hai," Ujar pria itu tersenyum lebar.

" Kak!," Zoy menatapnya dari ujung kepala hingga kakinya.

" Apa Kabar ?," Ujar pria itu mengelus pundak Zoy lembut.

" Baik,Kakak kenapa ngga ngabarin aku ih?,'' Ujar Zoy cemberut.

Pria yang di panggil Zoy kakak itu lantas menggaruk kepalanya bingung
" Gimana ya jelasinnya,aku juga bingung.Intinya aku sudah jauh jauh datang,kakak boleh kan menginap disini?, " Ujarnya.

" Tentu boleh kak, tapi aku izin sama Ketua RT disini dulu ya hihi.." Ujar Zoy tertawa kecil,pasalnya ia harus mengikuti peraturan didaerah sini,
tidak mau namanya jelek di cap yang tidak tidak oleh warga sekitar.

" Baiklah,boleh kakak masuk ya? badan kakak lelah sekali,Perjalanan panjang untuk kesini,"Ujarnya lirih.

"Yasudah kakak masuk saja dulu,
aku sekalian mau keluar ke tempat
Ketua RT biar bisa izin untuk kakak,"
Ujar Zoy sambil mengangguk kecil lalu pergi.

Pemuda itu masuk,ingin sekali melepas penatnya karena perjalanan jauh.Sebut saja namanya Roy,ia adalah kakak pertama dari Zoy yang hobinya hilang entah kemana dan berujung pulang kembali tapi tidak mau di tanya tanya.

Roy melangkahkan kakinya masuk
terlihat sepi,ia mengernyit melihat ada bekas gelas yang sepertinya ada orang selain adiknya.

"Apa Zoy punya pacar?," Ujarnya dalam hati,karena ia merasa adik nya Zoy tidak pernah membawa laki laki ke rumah.

Sembari bingung ia menaruh tas ranselnya di kursi disana,melepas kemejanya lalu menuju dapur.
Tenggorokannya terasa kering,ia tidak sempat minum karena tertidur
dan sekarang ia sangat haus.

Menguap,ia berjalan pelan tapi..

Bruk!

Tubuhnya menabrak sesuatu,
" Aduh!," Matanya membelak menatap seorang wanita berambut panjang hitam legam,aroma mint menyegarkan dari tubuh itu tercium dari hidungnya.Mata cokelat itu,
teduh tapi terbalut kesedihan.
Roy dapat melihatnya dari sana.

" Maaf saya tidak lihat tadi saya kira Zoy,'' Ujarnya pelan.

"Tidak apa apa,apakah sakit?,''
Tanya Roy.

" Hah?,"

"Maksud saya,apakah saya menyakitimu karena sepertinya
kamu menabrakku dengan keras,"
Ujar Roy menjelaskan.

Roy menatapnya,baru kali ini ia melihat wanita lain lalu terpesona. Padahal selama ini ia hanya biasa saja jika ada wanita yang berniat mendekatinya.

Pikirnya ia bermimpi,tapi wanita itu berada di hadapannya.Tatapannya sendu terlihat sirat kesedihan.

"Oh itu,tidak apa apa saya tidak merasa ada yang sakit,justru saya yang minta maaf karena menabrak- mu!, " Ujar Dera.

" Ehem!,"

Suara dehaman seseorang memecah keheningan,Zoy telah kembali setelah meminta izin tinggal kepada ketua RT setempat.

" Zoy,"

" Ada apa ini?,"

"Tidak ada apa apa,aku hanya tidak sengaja menabraknya,"

"Tidak,aku yang salah.Maafkan aku,"
Ujar Dera.

"Sudah sudah,oh iya Dera temanku sementara dia akan tinggal disini,
hihi lumayan aku punya teman satu rumah biar tidak bosan," Ujar Zoy menaruh bungkusan berisi buah mangga di atas meja.

"Oh gitu,perkenalkan aku Roy Kakak Zoy bandel ini," Ujar Roy sembari mengulurkan tangannya.

Entah berharap dari mana Roy ingin Dera membalas uluran tangannya.

"Eh,apa ini!Kak Roy playboy jangan genit genit ya,"Ujar Zoy menepis tangan kakaknya itu.

" Kamu ini,aku hanya reflek ingin berkenalan saja tahu!,"

"Berkenalan atau mau modus sih kak hihi.." Zoy terkikik geli.

Dera yang melihat itu lantas tersenyum kecil, sedikit terhibur dengan drama adik-kakak ini di depannya.

" Yasudah,Kakak mau mandi dulu.
Kotor banget,kamar tamu masih sama kan?,"Ujar Roy melirik kecil Dera lalu melangkah kan kakinya ke kamar tamu di sebelah kamar mandi.

" Yaudah kak buruan sana,bau! ."

"Ya bawel!,"Ujar Roy meliriknya sinis.

"Oh iya Der,untuk sementara kamu disini aja,jangan sungkan minta bantuan aku atau sama Kak Roy
genit genit gitu dia baik kok!, ''
Ujar Zoy sambil terkikik geli.

" Terimakasih Zoy,maaf merepotkan mu."Ujar Dera sedih,dikala musibah ini ada saja orang baik yang membantunya.

Zoy menepuk pundaknya pelan
" Gapapa kok Der,enjoy ya kalau gitu aku ke belakang dulu,"Ujar Zoy mengangguk kecil lalu pergi melangkahkan kakinya ke belakang rumahnya.

Tbc.

Hallo!

Udah ga rame ya hehe.

Iyalah 3 thn Hiatus , cry :)

Lagi ga ni.

Masalahnya terjawab di part selanjutnya ya.

Sembari menunggu bisa dilihat cerita sebelah ni hihi ga kalah seru.

Not Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang