chapter 4

412 61 2
                                    

MAAF TYPO
     AND
HAPPY READING

"P.. Permisi siapa ya? " Tanya Adrian pada mereka

"Tentu saja anda tuan! Siapa lagi! " Jawab mereka dengan ekspresi sangat senang sekaligus terharu

DEG

Bagai tersambar geledek disiang bolong, mata Adrian terbelalak tiba tiba ia teringat dengan perkataan sandra dan nathan yang  berjanji untuk mempertemukan dia dengan keluarganya, tapi,, bukankah ini terlalu cepat?

Adrian pov

Aku teringat dengan perkataan sandra dan nathan yang berjanji untuk mempertemukan diriku dengan keluarga ku tapi bukankah ini terlalu cepat?!, oh astaga jujur aku juga sangat senang karna telah menemukan keluarga kandung ku, tetapi aku juga masih butuh waktu untuk meyakinkan diriku,, sebenarnya siapa sandra dan nathan itu?.

"Tuan muda bersediakah anda untuk ikut dengan kami? " tanya mereka sopan.

Aku terlalu sibuk bergelut dengan pikiranku sampai sampai aku tak sadar jika sedari tadi mereka memanggil ku. kepala ku pusing memikirkan itu semua. jika boleh aku ingin pingsan saja disini.

Author pov

"Tuan muda?" Panggil mereka untuk yang ke sekian kalinya

"Ah ya? Maaf?"

"Ikutlah dengan kami, Tuan muda. Tuan besar dan nyonya serta saudara saudara anda telah menunggu kedatangan anda di rumah"

"T-Tapi.... "

"Tapi ape lagi si lu?, Udah mending lu ikut mereka aje mayan kan makan enak, tidur enak, daripada lu disini? Tidur ama sampah" Ucap asep.

jujur, asep juga kasihan melihat nasib temannya yang satu ini yang setiap hari harus tidur dan makan di tempat sampah. tak lupa pula cacian dan makian yang dilontarkan orang orang terhadap dirinya.

"Kalau begitu baiknya,, saya akan ikut kalian" Jawabnya lembut, lembut sekali Mata Adrian tertunduk satu ke bawah

Tampak senyum terukir di wajah para pria berjas  hitam tsb. lalu mereka menuntun Adrian untuk masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan. sebelum Adrian menutup pintu mobilnya ia  melihat asep yang menatapnya haru serta melambaikan tangannya ke arah Adrian. Adrian tersenyum tipis ia tidak rela meninggalkan satu satunya teman bicaranya itu.

"Permisi pak.. " Panggil Adrian pada salah satu pria berbaju hitam

"Ya tuan muda? " Tanya nya

"Apakah, asep boleh ikut dengan saya?" Tanyanya gugup bercampur takut. dalam hatinya bertanya apakah ia akan di pukul karna sudah kelewatan batas? Mana mungkin para pria berbadan kekar ini memperbolehkan dirinya untuk meminta yang lain. ah sekarang dia hanya bisa pasrah

Pria itu terdiam sejenak alisnya tampak berkerut dan matanya terpejam, menandakan dia sedang berfikir keras. setelah itu dia membuka matanya dan menghembuskan nafas pelan

"Tidak tuan muda, tuan asep tidak boleh ikut pulang ke rumah" Jawabnya

mata Adrian berkaca kaca, ia kecewa tetapi Adrian sudah menduga jawaban tersebut. melihat tuannya yang seperti itu, pria tsb langsung berkata kepada Adrian

"Walaupun tuan asep tidak boleh ikut pulang ke rumah, tapi kami telah menyiapkan rumah layak huni yang pantas untuk di tinggali tuan asep. kami juga akan memberikan tuan asep uang yang cukup untuk menghidupi dirinya selama beberapa bulan kedepan" Ucapnya sambil tersenyum

Mata Adrian yang tadinya berkaca kaca, sekarang malah tampak berbinar binar

"Benarkah?!, kalau begitu terimakasih pak! " Ucap Adrian senang sambil menampakkan senyum manisnya

"Ahahah jangan panggil saya 'pak', panggil saja saya Sebastian"

"Sebastian? Apa tidak masalah?" Tanya Adrian ragu ragu

"Tidak sama sekali. " Sebastian tersenyum hangat, ia sangat tidak paham dengan cara fikir tuannya yang satu ini.

Tak lama pintu mobil pun di tutup dan mobil itu pun melaju ke tempat yang di tuju

Saat di perjalanan mata Adrian tertuju ke luar jendela apa ini? Perasaan aneh apa ini?! Ya Tuhan apa itu?!!

Bersambung.....

ΛDRIAN [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang