Ayahnya bahkan belum meninggal tapi seluruh keluarga ini ingin segera mengusirnya dari rumahnya sendiri.
Entah dosa apa yang diperbuat Yesung dikehidupan sebelumnya hingga ia mendapat karma buruk dikehidupannya yang sekarang.
Dirumah ini, Yesung tidak hanya tinggal dengan ayahnya yang mungkin umurnya sudah tidak lama lagi.
Tua Bangka itu sudah menderita penyakit parah sejak beberapa tahun. Tapi beruntungnya dia, umurnya masih berlanjut sampai sekarang.
Tapi, malang tak dapat ditolak karena meskipun Yesung itu masih memiliki seorang Ayah, dia sudah seperti anak Yatim piatu.
Ayahnya tidak pernah menunjukkan kasih sayang padanya dan jika Bibinya mengatakan kalau Yesung adalah pembuat Masalah, Ayahnya sama sekali tidak akan membelanya. Yang ada malah, dia akan mendapat makian ataupun, tamparan.
Meskipun begitu, Yesung sama sekali tidak berniat untuk pergi dari rumah ini dan meninggalkan Ayahnya. Karena jika dia pergi, bisa saja bibi jahat itu akan meracuni ayahnya lalu menguasai seluruh harta Ayahnya yang tersisa, sialan.
Yesung juga tidak mengerti kenapa Ayahnya begitu percaya pada Nenek sihir itu ketimbang dia yang Notabene adalah darah dagingnya.
Sejak kecil Yesung sudah melihat sekeluarga benalu itu tinggal bersama mereka. Suami istri yang tidak tahu malu dan juga sepupu yang BAJINGAN.
Yesung sebenarnya tidak ingin menyebut Sepupu pada bajingan itu tapi, bagaimana pun juga, bajingan itu adalah keponakan ayahnya.
Bukan tanpa sebab Yesung menyebutnya bajingan.
Pernah suatu malam, saat itu hujan deras sekali.
Max pulang kerumah dalam keadaan mabuk parah. Ketika itu Yesung hanya tinggal sendirian dirumah dan hal mengerikan hampir saja terjadi.
Lelaki itu hendak memperkosanya dirumahnya sendiri.
Semenjak saat itu, Yesung membenci Max sampai ke ubun-ubun. Tapi, Yang dibenci sama sekali tidak menyadarinya karena pada pagi harinya, dia sama sekali tidak ingat dengan apa yang terjadi malam sebelumnya.
Sebenarnya, Max tidak sama dengan ayah dan ibunya. Hanya saja, jika saja malam itu Max tidak mabuk dan berniat melecehkan nya, mungkin sampai saat ini hubungan mereka sebagai sepupu akan baik-baik saja.
" Kau mau kemana, Yesung-ah?" Tanya Max ketika melihat Yesung hendak pergi dari rumah dengan tas Ranselnya yang nampak berat.
Ayahnya yang sedang menikmati sarapan hanya sedikit melirik anaknya tanpa mengatakan apa-apa.
" Untuk apa kau bertanya pada anak tidak berbakti itu?" Ucap ibu Max membuat Yesung mengepalkan kedua tangannya disisi tubuhnya " Biarkan saja dia pergi sesuka hatinya, bahkan jika dia tidak ingin kembali, tidak akan ada yang peduli sama sekali"
Max menghampiri Yesung, dia mengatakan " Katakan padaku kemana tujuanmu, biar aku antar"
" Tidak perlu, aku bisa sendiri" Sahut Yesung sinis " Dan juga, bibi. Aku pasti kembali karena aku tidak mau kau menikmati harta Ayahku sendirian"
Wajah ibu Max memerah, dia bahkan memaki " Diam kau, anak sialan!"
Bahkan ayah Yesung tidak mengatakan apapun ketika anaknya dimaki orang lain. Hal itu cukup melukai perasaan Yesung.
Yesung pergi dengan rasa kecewa yang amat mendalam terhadap ayahnya.
" Yesung-ah, " Panggil Max tapi Yesung pura-pura tidak mendengarnya.
Meskipun sudah terbiasa, tapi rasanya tetap menyakitkan. Ucapan bibinya tidak pernah ia masukkan kedalam hati. Tapi Sikap ayahnya selalu membuat hatinya sakit berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Hari Untuk Selamanya
FanfictionYesung dan Kyuhyun Bertemu ketika Mereka melakukan perjalanan keluar negri. Kebersamaan membuat mereka merasa jika mereka ada untuk satu sama lain. Akankah bahagia, atau sebaliknya? Main Cast : Kyuhyun x Yesung Beserta Cast Pendukung. Jika tidak su...