1

12 3 1
                                    

Berapa hari sudah terlewat dengan lama dan Yuda ini masih belum bisa berkomunikasi dengan anaknya sendiri.

Sudah berapa kali bercoba untuk mulai berbicara dengan Ardhi tetapi sampai sekarang masih belum ada perkembangan dan dia tahu kalo anaknya kesal dengan dia karena kecelakaan yang dulu.

Yuda ini selalu berpikir kenapa tidak ia saja yang seharusnya mati di hari itu mengapa harus Via yang harus diambil hidupnya. Sampai sekarang Yuda selalu berpikir untuk mengakhiri hidupnya sekarang tetapi dia tidak karena dia berjanji untuk menjaga anaknya dengan hidupnya.

"Yah, Ardhi pergi keluar dulu!" Ucap anaknya

Yuda tidak sempat untuk menjawab balik anaknya dan dia juga berpikir lebih baik Ardhi pergi sendiri untuk mempunyai waktu sendiri dulu daripada di rumah bersama dengan ayahnya yang selalu sibuk.

'Kenapa harus dia yang masih hidup?! Kenapa enggak ibu aja daripada dia?!'

Ardhi yang sedang bersepada dengan sangat cepat dia terjatuh dari sepedanya tidak menyadari ada batu yang besar, dia terjatuh dan langsung mengambil sepedanya untuk melanjut bersepada walaupun tangannya terluka.

Saat dia sudah sampai di taman kecil ini dia langsung mencari tempat yang nyaman dan dia juga melihat ada banyak orang – orang yang berkumpul atau bermain di tamannya. Ardhi selalu pergi ke tempat ini untuk menenangkan dirinya kalo lagi marah atau kesal dengan ayahnya, dia selalu diajak oleh ibunya ke sini saat lagi mau bermain.

"Kenapa harus ibu yang pergi..."

< Malam Hari >

Ardhi sedang bersepeda balik ke rumahnya dan ia tahu ayahnya pasti akan menunggunya di depan rumah dan dia tidak peduli jika dia mau marah atau tidak. Sesampai di rumah Ardhi sudah melihat ayahnya di depan rumah berdiri seakan dia sudah menunggunya saat dia baru pergi.

"Dari mana aja tadi?" Yuda bertanya.

"Tadi cuman main bareng aja ama temen." Jawab balik dari anaknya menghindari ayahnya

"Ayah belum bilang kamu boleh masuk sekarang." Yuda memerintahkan anaknya untuk balik tetapi Ardhi tidak peduli dengan omongan ayahnya dia terus melanjut berjalan ke pintunya.

"Ardhi kalo udah dibilang jangan masuk! JANGAN MASUK!" Karena teriakan itu Ardhi memegang genggang pintu depan tetapi dia tidak bergerak sama sekali seakan tubuhnya memerintahkan dia untuk diem saja.

"Ayah akan bolehin kamu masuk kalo udah dibolehin masuk!" Jawab Yuda dengan keras dan Ardhi membalik badannya untuk menghadapi ayahnya. Ardhi menghirup napas terlebih dahulu untuk menenangkan dirinya sebelum mulai ngomong lagi.

"Maaf tadi agak keras ngomongnya. Ayah cuman ingin tahu tadi kamu ke mana sampe malem – malem gini?" Tanya Yuda

Sebelum menjawab pertanyaannya Ardhi mendesah dulu "Tadi cuman pergi ke taman yang dulu pernah diajak sama ibu."

"Itu aja yang ayah mau tahu, tapi kenapa harus malem – malem gini?" Tanya Yuda

"Memang kenapa kalo sampe malem – malem daripada di rumah cuman diem aja!" Jawab Ardhi

"Ayah kan cuman ngomong jangan sampe malem – malem banget takutnya ada apa – apa. Kan udah ayah bilang jangan sampe malem – malem kalo pergi." Jawab ayahnya

"Iya, yah Ardhi inget. Sekarang boleh masuk?" Tanya Ardhi untuk pergi dari percakapan ini dan Yuda membolehkan anaknya untuk masuk ke rumah.

Yuda ini duduk dan terdiam saja untuk menenangakan pikirannya.

"Apa yang kita harus lakukan dengan anak kita Via"

AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang