4

5 3 0
                                    

Pintu rumah kebuka dan Yuda langsung mencari tempat untuk bersandar, hari ini memang sudah membuat dia sangat lelah dan sampai sekarang ini mereka masih belum menemukan orang yang lolos ini.

Yuda langsung mencari cemilan di kulkas karena seharian ini dia belum makan sama sekali dan saat dia mau mengambil cemilannya ia melihat pintu anaknya kebuka. Yuda langsung bergegas ke kamar anaknya untuk memastikan kalau anaknya tidak apa – apa dan saat dibuka pintunya Yuda melihat anaknya yang sedang membaca di mejanya.

Ardhi merasakan seperti ada orang di kamarnya "Ast!- Ayah ngapain dah? Ngagetin aja."

"Cuman mastiin aja." Ucap Yuda dan sebelum menutup pintunya

"Nanti 2 hari ini ayah kalinya pulang malem jadi kalo ada apa – apa telpon atau langsung ngomong ke ayah."

"Oke." Ucap Ardhi yang masih sedang membaca buku di mejanya dan Yuda yang sepertinya mau mengakatakan suatu tidak jadi, ia menutup pintu kamarnya.

Ardhi langsung menaruh bukunya dan terdiam di tempatnya, ia ingin mecoba untuk berbicara dengan ayahnya tapi dia tidak berani untuk mengeluarkannya.

< 2 Hari Kemudian >

Selama 1 hari sebelumnya Ardhi dan Ayahnya tidak berbicara dengan satu sama lain mereka hanya berbicara saat ayahnya mau berangkat kerja.

Ardhi sekarang terdiam saja di kamarnya sedang menunggu Agung untuk datang kemari. Ia sudah menunggu lama jadinya Ardhi mengambil minum dulu dan bersiap – siap untuk pergi ke rumah Tasya dengan sendiri.

Ia mengambil kunci rumahnya dan mengunci pintunya sebelum berjalan ke rumah Tasya, saat sedang mengambil sepeda ia mendengar sesuatu dibelakangnya dan tanpa berpikir dia mengambil barang yang dekat dengan dia langsung ia pukul orang yang ada di belakangnya.

"Woi! Ini gue anjir!" Ucap Agung yang bisa menghindari pukulannya

Ardhi yang menyadari langsung menaruh barangnya balik ke tempatnya "Lu ngapain dah harus diem diem gitu datengnya! Buat gue takut aja sumpah."

"Maaf gue kira enak aja isengin lu. Seharus lu liat tadi muka lu." Jawab Agung yang sedang menahan ketawanya

"Udah diem aja jadi pergi enggak nih?" Tanya Ardhi yang masih kesal

"Iya – iya ayo biar nanti enggak kemaleman." Mereka berdua langsung bersepeda ke rumah Tasya dan saat mereka sudah pergi jauh terdapat orang yang sedang mengawasi mereka.

...

Tasya yang sedang menunggu teman – temannya menyiapkan bahan – bahan dulu sebelum mereka berdua datang ke rumahnya dan saat Tasya ingin menyiapkannya pintu rumah depan bersuara.

Tasya langsung pergi dan membukan pintunya "Kalian berdua udah telat."

"Iya, makasih udah nanyain gue" Ucap Agung dengan sarkastik

"Udah ayo nih mau mulai darimana kerjainnya?" Tanya Tasya yang sedang mengambil barang – barang

"Memang kita harus ngapain sih? Enggak dengerin kemaren gue." Jawab Ardhi yang sedang menaruh tasnya di kursi ruang tamu.

"Kalo gue denger sih disuruh nyari artikel terus ditulis aja." Ucap Tasya

"Iya udah, kita mulai cari aja dari koran ama google." Jawab Agung dan mereka semua mulai bekerja. Masing – masing dari mereka memiliki tugas untuk menyelesaikan PR.

"Kalian ngeliat berita enggak tentang kecelakaan itu? Yang mobil itu?"

"Yang 3 polisi itu enggak sih? Lupa gue." Jawab Agung

"Gua baca ceritanya. Memang bener yang lakuin itu sampe sekarang enggak ada yang tahu namanya?" Tanya Ardhi

"Katanya mereka sih sampe sekarang masih belum. Eh, yang tangkep dia ayah lu bukan sih?" Tanya Tasya yang sedang mencari artikel.

"Iya bener, 3 tahun yang lalu itu setahu gue yang gue denger dari ayah gue itu sebenernya dia mau bunuh ayah gue karena ayah gue hampir berhasil nangkep dia." Jawab Ardhi yang sedang menulis artikelnya.

"Anjir, jadi ayah lu bisa nangkep dia gimana?" Tanya Agung

"Jadi ayah gue minta temen deketnya buat pura – pura jadi dia di kantornya." Jawab Ardhi

"Wah, ayah lu itunya pinter juga." Ucap Agung

"Iya memang dia."

Agung yang tahu masalah Ardhi dengan ayahnya langsung meletakan balik kerjaannya "Dhi gue bukan mau jadi orang yang sok tahu gitunya tapi lebih baik lu mulai ngomong lah sama ayah lu jangan diemin dia terus."

"Iya gue tau tapi susah buat buka ke ayah gue." Ucap Ardhi

"Buka persaan susah memang tapi lama – kelamaan nani bisa karena gue kayak gitu ama ibu gue" Jawab Tasya.

"Memang lu ama ibu dulu?" Tanya Agung dan Ardhi

"Gue ama ibu gue pasti sering berantem kalo ada masalah mau kecil atau besar, tapi lama – kelamaan kita jadi sering ngobrol. Jadi lu ngobrol ama ayah lu Dhi gue tau lu kehilangan ibu lu tapi ayah lu juga kehilangan orang terdekatnya."

Ardhi yang saat mendengar certita Tasya kepikiran untuk mencoba membuka persaannya dengan ayahnya

"Nanti gue coba, udah ayo nih biar gue bisa pulang." Mereka langsung balik untuk ngerjain tugasnya dan karena sudah mulai malem mereka sudah siap – siap untuk pulang.

"Gue duluan dulunya. Makasihnya!" Ucap Ardhi yang sudah di depan pintu rumah dan pergi ke sepedannya.

Selama perjalanan ke rumahnya Ardhi tidak mendengar suara apa pun sampai ada suara yang besar di depannya. Karena hal ini Ia menjadi takut untuk melanjutkan tapi karena jalan ini yang memiliki jalan untuk sampai ke rumahnya dan Ia beranikan diri untuk melihatnya.

Ardhi berjalan dengan pelan – pelan dan saat dia melihat di depannya ternyata itu hanya kucing yang sedang mencari makan.

"Buat kaget aja lu" Ucap Ardhi dan saat dia mau balik ke sepedanya, dia melihat orang dan sebelum dia bisa reaksi orang itu sudah menangkapnya di bajunya dan visinya menjadi hitam.

...

Yuda yang baru selesai dari kerja dan baru masuk ke rumahnya memeriksa ke kamar anaknya apakah dia ada atau tidak. Saat dibuka pintunya dia tahu bahwa anaknya pasti tidak ada di kamarnya dan dia langsung menelpon anaknya.

'Ini anak udah dibilang berapa kali enggak mau denger juga. Sama aja kayak gue' Pikir Yuda dan saat telpon diangkat oleh anaknya

"Ardhi, udah dibilang jangan pulang malem – malem. Lagi dimana sekarang?" Tanya Yuda tapi tidak ada yang menjawab sampai ada suara yang tidak dikenal olhe Yuda

"Maaf anak lu enggak bisa jawab dulu mau disampain apa ke anak lu nanti?" Jawab orang yang dikenal ini dan Yuda langsung mengenal dengan suaru ini.

"Lu ngapain anak gua?!" Yuda menjawab dengan menahan emosi

"Tenang aja masih belum gue apain anak lu tapi lu mending datengnya harus cepet. Lu enggak mau anak lu kenapa – napa kan? Jadi mending lu sekarang mulaj jalan." Jawab pembunuh ini

"Temuin lu dimana?!"

"Lu kayak udah tahu dimana." Telpon langsung dimatiin dan Yuda langsung bergegas ke mobilnya.

'Angkat telponnya Andre!!' Yuda yang sedang kepanikan dan memohon untuk langsung dijawab dari sahabatnya.

"Ada apa Yuda? Lu tau gue lagi kerja kan?" jawab Andre yang sedang mengurusi kerjaan yang belum selesai.

"Gue nemu dia! Gue nanti kasih lokasinya ke lu!"

"Tunggu dulu Da. Jangan pergi sendi-" Yuda mematikan telpon dan fokus untuk pergi ke rumah yang sudah ditinggal.

AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang