CHAPTER 3
Gelap.
Itulah pandanganku saat Aku membuka mataku. Bau harum yang tercium, membuat kesadaranku semakin pulih. Seketika, Aku langsung memundurkan wajahku.
"Hah! Kaede!?"
Ternyata Kaede tidur di sampingku sambil memelukku sangat erat.
Aku tidak bisa melepaskannya.
"Kaede, bangun! Ini sudah pagi."
Bukannya bangun, Kaede semakin erat memelukku.
"Ka-Kaede! Bangu--n! Lepaskan Aku, Kaede! Aku tidak bisa berna--....!" Kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya.
Akhirnya, Aku pingsan kehabisan nafas. Saat Aku pingsan, Kaede baru tersadar dan langsung melepaskan pelukannya. Dia sadar Aku pingsan karena pelukannya sehingga Aku kehabisan nafas.
"Aah!! Tuan Guren, bangun! Bangun..!" Reaksinya panik.
20 menit kemudian, Aku terbangun dari pingsanku dan melihat Kaede sedang duduk di sampingku. Saat Kaede melihatku sudah sadar, dia langsung berdiri dan bersujud.
"Maafkan Aku, Tuan Guren. Aku tidak sadar memelukmu dan membuatmu pingsan. Mohon beri Aku hukuman untuk menebus kesalahanku!"
"Ah, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Kataku sambil menggaruk pipiku dengan jari telunjuk.
"Tapi Tuan Guren, Aku bersalah. Aku tidak akan mengulanginya lagi, jadi Aku mohon. Beri Aku hukuman!"
"Hah..., Baiklah. Kalau begitu, sebagai hukumannya, mulai sekarang kamu harus lebih nurut padaku dan merawatku dengan baik."
"Baik, Tuan Guren."
"Mm..., Tuan. Kenapa mukamu memerah? Apa kamu demam?" Kaede mendekatiku sambil menaruh tangannya di dahiku.
"Ti-tidak, Aku hanya kepanasan. Daripada itu, kita harus cepat-cepat bersiap untuk bekerja. Hari ini ada sesi foto, jadi kamu ganti baju dulu Kaede. Dari kemarin, kamu belum menggantinya, kan?"
"Baik, Tuan."
"Kalau begitu, Aku keluar duluan."
******
Setelah kami sudah berganti pakaian, Aku dan Kaede langsung pergi ke bawah untuk membantu Manajer.
"Maafkan kami, Manajer. Kami terlambat bekerja."
"Tidak apa-apa. Lain kali jangan diulangi lagi."
"Baik. Terima kasih, Manajer."
"Aah, Ririn. Tolong ambilkan bubuk kopi yang ada di gudang!" Kata Manajer kepada cucu kesayangannya.
"Biar Aku saja Manajer, Ririn yang membantu Kaede saja untuk bersih-bersih. Tidak apa-apa kan, Ririn?"
"Iya. Tidak apa-apa kok, Kak Haru."
Selagi mereka berdua bersih-bersih, Aku pergi ke gudang untuk mengambil bubuk kopi.
Tadi Manajer tidak menyebutkan berapa banyak bubuk kopi yang diambil. Kalau begitu, 2 pack mungkin cukup.
"Ini bubuk kopinya, Manajer." Kataku sambil menaruhnya di atas meja bartender.
"Aah, Terima kasih Haru. Oh ya, hari ini kamu ada acara sesi foto, kan? Sebaiknya kamu dan Kaede segera bersiap-siap."
"Baik, Manajer."
Jadwal acara sesi foto kami adalah pada hari Senin, Kamis dan Sabtu. Mulai dari jam 09.00 sampai 15.00, tentu ini akan sangat melelahkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Dan Pengacau
AventureTolong ya buat kalian jangan copy cerita saya Cerita ini tentang detektif dan pengacau mereka mempunyai misi kelas S, menghancurkan organisasi iluminati yang sudah merajalela di dunia. Mereka akan menjelajah berbagai negara untuk menghancurkan organ...