Seorang siswa baru di sebuah sekolah favorite. Berjalan menuju kelasnya namun dia sama sekali asing dengan tempat ini. Dia baru saja melepas masa SMPnya yang memang benar sekarang dia harus menginjakkan kakinya di SMA favorite ini. The Light adalah sekolah pilihan Papanya. Seorang anak yang disayang orang tuanya pasti selalu menurut.
"Aku harus setiap hari melihat orang orang yang cuek satu sama lain, andai saja papa menyekolahkanku di The Line, aku akan bisa bertemu teman lamaku" dia menggumam sepanjang jalan seperti orang gila.
The Line adalah sekolah saingan The Light. Namun The Line memiliki kisah buruk terhadap siswa yang bunuh diri, hamil diperkosa teman temannya, dan sarana yang kurang. Meski The Light sangat bagus tetap saja kehidupan sosial di The Line lebih unggul. Biaya The Light dua kali lipat The Line, karena orang tua Jennie sangat mapan, mau tidak mau Jennie harus masuk ke The Light.
Gadis si mata kucing itu adalah siswa berprestasi sejak kecil, dia sangat senang bersosialita, senang bergaul dan banyak teman. Namun tidak ada salah satupun temannya masuk di The Light karena biaya.
***
Suara bel berkumpul membuyarkan lamunan Jennie. Dia bersiap menuju aula dimana tempat siswa baru harus berkumpul.
"Silakan duduk dan tenang" ucap seorang siswa yang berpenampilan cukup menarik, cantik dan bersih.
Semua siswa pun duduk dengan tenang. "Baik kita mulai acara pagi ini, sebelumnya perkenalkan nama saya Jisoo. Saya adalah ketua osis dan ini rekan saya nanti mereka akan memperkenalkan diri" sapa Jisoo.
Setelah dia selesai memberi pengarahan, semua siswa masuk ke kelas yang sudah ditentukan.
Jennie memilih duduk di bangku depan. Kemudian seorang pria datang menghampirinya. "Boleh aku duduk nona?"
Jennie tersenyum dan merasa ada orang yang masih perduli di sekolah ini "hai, silakan. Namaku Jennie"
Pria tinggi kekar dan cukup tampan itu tersenyum lalu menjawab tangan Jennie "namaku jongin" setelah itu mereka duduk dan diam dengan pikiran masing masing.
Sementara osis bersiap siap, terjadi keributan di koridor. Semua siswa mengintip dari kelasnya.
"Ada apa sih"
Mereka saling berbisik, seorang anak menjelaskan dengan apa yang dia tau "kalian hati hati, ada seorang anak yang berbahaya di sekolah ini. Dia bisa saja menyakiti siapapun, guru pun bisa dia lukai" semua anak menampakan wajah takut, kecuali Jennie "benarkah? Mengapa orang seperti itu dibiarkan?"
"Mungkin saja, dia pemilik sekolah, atau ayahnya kepala sekolah, atau......"
Seorang osis masuk ke kelas dan menghentikan percakapan mereka "sudah sudah ayo duduk"
Mereka kembali ke tempat duduk, namun salah satu siswa bertanya "kak maaf, ada apa ribut?"
Osis itu mengambil denah kelas yang ia bawa "Rosieane Park itu urusan sekolah, jadi kau tidak perlu khawatir" ucap osis itu dengan mata tajam.
Namun Jennie kembali mengangkat tangannya "kak, benarkah ada siswa bermasalah di sekolah ini?"
"Cukup Jennie Ruby, kau dalam bahaya nantinya" ucap osis itu "kita mulai latihan hari ini dengan menjawab soal" lanjutnya.
Selama 2 jam keadaan cukup aman dan nyaman. Mereka menjawab soal dengan baik. Jennie dan Rosie adalah siswa paling cepat mengerjakan soal. Lalu mereka diperbolehkan melanjutkan kegiatan di tempat selanjutnya.
"Hai namamu rose kan? Aku Jennie" sapa Jennie dengan manis
"Iya, hai Jennie senang bertemu. Boleh berteman?"