Seluruh osis The Light berkumpul karena setelah selesai orientasi akan ada pertandingan antara The Line dan The Light.
Lomba yang akan diadakan adalah lomba mata pelajaran MIPA dan basket. Dimana seluruh kunci dari lomba itu adalah Sang Trouble Maker.
"Bagaimana kita akan mengajaknya bekerja sama?" kepala sekolah memijat kepalanya
Guru BP membaca sekilas kertas yang ada ditangannya "dia sama sekali tidak mengikuti kelas, namun saat ujian nilainya tetap bagus. Aku akan mencoba bicara padanya"
"Tidak, jangan. Aku tidak berani bertanggung jawab" sesal kepala sekolah "Kim Jisoo apa kau punya solusi?"
"Pak, di beberapa kelas ada siswa tampil dengan nilai bagus. Mungkin bisa membantu kandidat kita. Dan aku punya usul, kita akan mengajak manusia es itu dengan sebuah cara" ucap jisoo dan semua orang memandangnya bingung.
"Apa itu nak?" tanya pembina osis
"Kalian tau, tadi pagi seorang gadis dari kelas X berhasil mendapatkan tanda tangan dan selfie bersama manusia es itu. Dia kembali dengan keadaan selamat tanpa luka sedikitpun" ucap Jisoo
Kepala sekolah dan guru lain tertegun, semua osis pun membenarkan kejadian tersebut. "Apa mungkin gadis itu sudah dikenalnya?" lanjut kepala sekolah.
"Kita semua tau, manusia es itu lahir dan tumbuh bukan di Korea, saat menginjak SMA dia baru pindah ke Korea" kata Dahyun yang diangguki Yoona dan teman baiknya
"Hal seperti ini kau selalu terdepan Dahyun" ledek Jisoo
"Sudah sudah, jika begitu kita akan melakukan hal yang meski sedikit memaksa tetap harus kita lakukan. Demi nama baik The Light. Percuma jika membayar mahal, kualitas siswanya buruk. Kita harus berhasil merangkul anak itu untuk hal ini. Jisoo dan anak anak lain, bapak serahkan pada kalian"
Setelah rapat selesai semua meninggalkan ruangan dan sekolah, lalu kembali ke rumah masing masing.
***
"Halo sayang, bagaimana sekolahmu?" tanya papanya Jennie yang berada di rumah sedikit cepat
"Loh papa udah pulang? Tumben nih"
"Iya Jennie, papa akan menyusul mama ke Tokyo. Kau jaga diri di rumah dengan bibi ya"
"Ah ditinggal lagi"
"Ya mau bagaimana lagi sayang, suka sama sekolahnya?"
"Hmm suka pa, tapi...."
"Tapi apa??"
"Hmm gak apa apa, papa kabari aku ya jika sudah disana"
"Siap sayangnya papa"
Setelah bermanja dan papanya pergi Jennie masuk kamar kemudian merebahkan tubuhnya. Saat memejamkan mata, terlintaslah wajah pria yang di sekolah tadi. Jennie terkejut mengapa ia memikirkan orang yang baru dia kenal. Kemudian Jennie mengambil ponsel dan membuka galeri.
Matanya tertuju pada nametag pria itu....
-M. L I M A R I O-
Jadi namanya Limario, M itu apa ya? Mungkin nama keluarganya. Dia lumayan tampan tapi suka merokok. Orang itu sangat aneh dan menakutkan tapi dia tidak menyakiti siapapun. Aku penasaran mengapa ia diam di ruangan tua itu setiap waktu.
Jennie yang menebak situasi dan perlahan matanya terpejam.
"Siapa kau?" seorang berteriak. Jennie berjalan maju dengan pasti namun orang itu mundur perlahan seperti orang yang sedang ketakutan. "Aku Jennie, apa kau lupa?" Ucap Jennie yang makin mendekati orang itu. "Jangan mendekat, bukan aku. Bukan aku yang melakukannya" teriak orang itu. Jennie semakin mendekat hingga menghimpit orang itu "jangan takut, aku akan menyelamatkanmu". Namun orang tersebut melompat ke dalam jurang.