( Day-01)

20.5K 244 0
                                    

Kamar, Anggur, dan Bibirmu yang memabukkan

Daisy ketakutan, wajahnya terlihat pucat, selangkangan nya masih sakit. Ia mencoba berusaha untuk berjalan dengan cepat. Dengan menggunakan mantel hitam yang diambilnya dari kamar tempatnya menghabiskan waktu semalaman. Jam yang bertengger  ditangan kirinya menunjukkan pukul 03.00 AM, masih ada dua jam waktu untuk dia melarikan diri.

Daisy adalah gadis berusia 21 tahun yang sedang menjalankan program magang nya di sebuah hotel bintang 5. Hidupnya tenang sampai kejadian semalam, dimana ia harus bertemu dengan pria mabuk dengan wajah tampan dan tubuh kekar di lift. Awalnya semua baik-baik saja, kesalahannya terletak pada Daisy sendiri. Dia terlalu khawatir akan pria itu, dan memutuskan untuk mengantar pria itu menuju kamar yang ternyata adalah kamar Presidental Suit.

"Maaf nona, anda tidak diperbolehkan masuk."
Ucap salah seorang bodyguard yang berada didepan pintu kamar

Daisy mengangguk, ia melepaskan tangan pria itu dari lehernya. Namun pria itu malah memeluk pinggulnya dan mengisyaratkan sebuah gerakan jari pada kedua bodyguard.

Bodyguard itu pun langsung menunduk hormat dan membiarkan Daisy masuk bersama pria itu.

Kamar yang begitu luas, Daisy tidak tahu bahwa pria yang sedang dituntunnya ini bukan merupakan sembarangan orang. Pria ini sudah pasti memiliki gelar jabatan yang tinggi. Karena tidak semua orang dapat memesan kamar jenis ini.

Setelah menuntun tubuh pria itu untuk  di rebahkannya di ranjang, Daisy hendak berbalik pergi. Tangannya digenggam erat.

Daisy tersentak kaget, ketika pria itu menarik paksa tubuhnya hingga terlentang di kasur. Dengan posisi pria itu sedang berada di atas nya, dan Daisy berada dibawah Kungkungan pria itu.

Alis mata pria itu tebal, dengan bibir kiss-able nya, dan kedua sorot mata yang tajam. Sudah mampu menyiutkan nyali seorang Daisy untuk memberontak. Daisy hanya berharap malam ini segera habis dan tidak merasakan sakit yang terlalu sakit di sekujur tubuh.

Daisy tau resiko bekerja di hotel bintang 5, bahkan ketika berhadapan dengan pria mabuk yang menyewa kamar termahal. Sudah pasti keperawanannya akan terenggut malam ini. Tapi untuk wanita seperti Daisy, dia sudah tidak memperdulikan keperawanan. Daisy bahkan tidak mempunyai keinginan untuk menikah.

Meski ia berusaha untuk dalam kesucian, namun jika keperawanannya terenggut malam ini, ia akan tetap jadi wanita yang tegar kokoh menjalani kehidupan. Di dunia ini ia sudah tidak memperdulikan pengakuan dari manusia, ia hanya membutuhkan pengampunan dari Tuhan.

"Hm..."
Pria itu mendesah ketika mencumbui leher jenjang Daisy, gadis itu tidak memberontak sama sekali. Tidak juga  terlihat menikmati.

Rintih kesakitan yang berakhir dengan desahan Daisy terus menggema di ruangan itu. Daisy berusaha menahan rasa sakit karena ini baru pertama kali. Daisy terus mencakar punggung pria itu, bahkan karena sakitnya ia pun menggigit pundak pria itu.

Setelah melakukan beberapa ronde, Daisy terlelap dan tertidur pulas. Sementara pria itu, pria itu sudah mengembalikan kesadarannya. Ia memiringkan kepala dan memeluk erat Daisy, di tatap nya dengan teliti lekuk demi lekuk tubuh Daisy.

Manik mata cokelat Daisy seolah membiusnya, dan benar saja, lagi-lagi ia melumat habis bibir Daisy yang tertidur pulas. Leher jenjang Daisy adalah spot yang paling ia sukai.

Nanti dia harus mengucapkan terimakasih kepada Nicoles yang telah memberikannya sebuah trik untuk menjebak wanita yang tertidur pulas disampingnya ini.

Setelah mencumbu bibir dan leher jenjang Daisy, pria itu tampak mulai menguap dan mengantuk. Dilihatnya jam tidur di meja, masih menunjukkan pukul 01.00 Am, biasanya ia belum mengantuk.

Pria itu mulai memejamkan mata, dibenamkannya wajahnya di gundukan milik Daisy. Hari ini dia bisa tertidur lebih cepat.

Daisy perlahan membuka matanya, ia merasakan sebuah tangan kekar berada diatas perutnya. Dan dadanya terasa berat.

Daisy menahan keterkejutannya, pria disampingnya ini sama sama telanjang sepertinya. Daisy mencoba memindahkan tubuh pria ini agar tidak memeluk erat dirinya.

Daisy mencoba bangun, bercak darah di kasur itu terlihat sebagai tanda bahwa pria itu merenggut keperawanannya. Daisy mengambil bra dan celana dalam yang berserakan di lantai.

Daisy kebingungan, pakaian seragam hotelnya sudah robek, ia bingung harus memakai apa. Matanya bergerak cepat melirik segala penjuru arah sudut ruangan, dan akhirnya menemukan sebuah mantel hitam.

Daisy harus segera bergegas. Daisy keluar dari ruangan dengan wajah yang mencoba netral, agar para bodyguard itu tidak mengira bahwa Daisy melarikan diri.

"Tuan anda tertidur pulas, ia memberikan saya mantel dan beberapa lembar uang. Tugas saya sudah selesai."
Ucap Daisy berbohong, dia tak lupa memperlihatkan beberapa lembar uang yang sengaja diambil dari dompet pria itu.

Bodyguard percaya kepada Daisy. Mereka membiarkan Daisy pergi.

Beberapa orang yang Daisy temui di lobi hotel terlihat memperhatikannya dengan sangat jelas, mungkin karena mantel hitam ini dan tubuhnya yang tampak seperti habis melakukan one night stand.

Daisy tidak tau siapa pria yang memperkosanya, yang ia tau pria itu begitu memiliki kekuasaan. Daisy duduk berjam-jam di lobby.

Baru saja hendak melangkah pergi, sebuah tangan kekar memeluknya, aroma parfum itu seperti tidak asing.

Pria itu kembali mencumbui Daisy. Kedua mata mereka bertemu, Daisy ketakutan. Refleks Daisy menggigit lengan pria itu dan segera menendang  pria itu dengan sangat keras.

Daisy segera berlari meski sakit masih  terasa di selangkangan nya. Bersyukurlah saat itu ada taxi. Daisy harus segera pergi, Daisy harus bersembunyi. Daisy tidak habis pikir bagaimana pria yang memperkosanya itu begitu cepat terbangun dari tidur.

"Daisy, mau main petak umpet denganku, manis, aku menyukai permainan kecilmu."
Pria itu tersenyum sinis. Gadis bodoh itu tidak akan bisa lari dari nya.

100 Days Mrs. DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang