Bagian 1

125 22 0
                                    

I still remember the third of December, me in your sweater
You said it looked better on me than it did you.

————


Di sini, di pojok gedung cafeteria SM, tepatnya di dekat sebuah jendela, ada seorang pemuda yang sedang duduk melamun dengan secangkir latte di hadapannya. Pemuda itu memandang kearah luar jendela seperti sedang menunggu kedatangan seseorang.

Hari ini cuaca cukup dingin, matahari juga sepertinya sedang enggan menampakkan binarnya. Mungkin karena sudah mulai mendekati musim dingin.

Di sisi lain terlihat seorang pemuda bermantel tebal yang sedang berjalan terburu buru masuk ke dalam cafeteria sambil menenteng sebuah paper bag. Dilihatnya pemuda di pojok ruangan yang sepertinya tidak sadar akan kedatangannya.

Pemuda itu berjalan mendekat kearah pemuda satunya untuk menyapa.

"Jeno!"

Seru pemuda tersebut yang membuat sang pemilik nama sedikit terlonjak kaget, namun secepat itu pula binar sabitnya terbit kala mengetahui siapa yang menghampirinya.

"Jaemin! Duduk sini, lo mau gue pesenin apa?"

Tanya jeno yang disambut gelengan oleh pemuda yang bernama jaemin tersebut.

"Engga usah, jen. Gue harus ke ruang dance practice habis ini, soalnya udah ditungguin sama jisung. Mau ngejar ketinggalan koreo kemaren hehe"

Jawabnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal -merasa tidak enak.

"Yaudah deh. Bentar kalo gitu" ucap Jeno sambil membuka lalu mengais-ngais isi tas yang berada di kursi sampingnya. Nampaknya ia telah menemukan benda yang dicarinya.

"Inii, titipan lo tadi. Mau buat apa sih?" Tanya Jeno penasaran sambil menyerahkan sepasang sarung tangan yang memiliki bentuk menyerupai paw kucing berwarna cokat terang (itu warna apasi? TuT).

"Adadehh hehe, makasih yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Adadehh hehe, makasih yaa. Lo emang sahabat terbaik gue!"

Namun Jaemin sedikit mengernyit melihat sahabatnya itu. Dipandanginya Jeno dari atas ke bawah dengan intens. Jeno pun merasa bingung (sedikit berdebar. Sssttt kalian diem diem aja, ya) dengan pandangan Jaemin padanya. Dia rasa tak ada yang salah dengan pakaiannya.

"Kenapa sih, lo?" Tanya jeno

"Lo serius cuaca dingin gini pake baju kayak begitu? Ntar kalo lo sakit gimana? Ngada ngada banget lo." Omelnya pada jeno.

"Dih alay banget, tenang aja deh gue tu nggak selemah itu. Lagian juga ini kaos lumayan tebel kok" jawab Jeno sembari menunjuk kaosnya.

"Nggak nggak, jangan lo berani berani keluar pake baju begitu dicuaca kayak gini. Nih lo pake" ujar Jaemin sambil menyodorkan sebuah paperbag yang telah ia bawa sedari tadi.

Dengan sedikit ragu Jeno menerima paper bag tersebut, lalu sedikit membuka untuk mengintip isinya

"Apa deh ini? Sweater? Buat apa?" Tanya nya bingung

"Ya buat lo pake lah, dodol" jawab Jaemin dengan sedikit jengkel.

"Heheh, perhatian banget deh lo. Makasih ya, ntar sampe dorm gue balikin kalo udah gue cuci deh." ucap Jeno sambil menampilkan senyum terbaiknya

"Nggausah, buat lo aja. Lagian juga kayaknya itu emang lebih cocok di lo warnanya"

"Loh ta-"

"Udah tenang aja, ntar gue beli baru lagi. Jangan ngerasa nggak enak." "Kalo gitu gue duluan ya, Jen. Takut si Jisung ngamuk kelamaan nunggu. Bye"

Jeno memperhatikan gerak gerik jaemin yang terburu buru keluar cafeteria, bahkan Jeno belum sempat berkata apa apa perihal sweater tadi.

Tepat setelah Jaemin hilang dari pandangannya, senyum Jeno kian melebar diiringi dengan debar jantungnya yang berpacu begitu cepat. Jeno meletakkan satu tangan pada dadanya untuk merasakan debaran jantungnya.

"Jaemin, sebenernya lo apain gue?"

Wish I were Heather Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang