Re : 04

142 23 0
                                    

Yeri sekarang sudah duduk tepat di depan Yeonjun.

"Jun, aku mau resign." Tegas Yeri dengan yakin.

Mau bagaimana lagi? Dia harus pergi secepatnya dari sini. Yeri tidak mau bertemu dengan Jungkook lagi.

Lelaki itu pasti akan menyuruhnya aborsi lagi.

Tidak. Tidak boleh.

Ia sudah stress bukan main. Janinnya juga lemah, Yeri tidak bisa putus asa. Ia mencintai Jungkook, tapi lelaki itu tidak.

Untuk apa lagi ia mempertahankan rasanya kepada orang yang tega membunuh buah hatinya sendiri? Yeri tidak menyangka Jungkook bakalan sekejam dulu.

Sekejam terhadapnya seperti dulu.

"Weh?! Ngapain sih resign!" Yeonjun kagey dong. Tiba tiba banget ini Yeri bilangnya.

"Gak gak, lo gak boleh resign!" Sentak Yeonjun. "Mau tinggal dimana lo, Yer??" Jelas Yeonjun yang menurunkan suaranya. Yeonjun tau betul bagaimana keadaan Yeri saat ini. Perempuan hamil itu hidup sebatang kara, tinggal di kos yang kecil dan cukup kumuh. Yeonjun tidak bisa membayangkannya.

"Kenapaaaa??" Yeri ini ngomongnya sambil mau nangis.

Yeonjun memijit pelipisnya. "Lo ada masalah apasih yer? Bilang aja deh sama gue. Biar gue kasih solusi."

"Enggak ada."

Ininih yang bikin Yeonjun sebel banget sama Yeri, kalo ditanya diem atau bilangnya enggak ada masalah apapun.

"Lo nggak nyaman kerja disini?" Yeonjung ngomongnya sambil agak melas gitu. "Atau gue yang jahat sama lo yer?"

Yeri mulai tidak nyaman. Karena Yeri adalah tipe orang yang tidak enakan.

Dalam hatinya, misi Yeonjun berhasil.

"Gajinya kurang ya yer?"

"Gue itu udah terlanjur nyaman kerja bareng elo, mana elo baik banget. Apa gue yang ngelunjak? Atau-

"Apaan sih jun!" Kata Yeri yang menjadi tidak enak dengan Yeonjun. "Enggak gitu. Bukan gitu." Lanjutnya.

Yeonjun menghela napas, "Pasti ada alasan, sampe lo mau resign segala."

Kini gantian Yeri yang menghela napas, "Aku pengen cari suasana baru, enggak kerja disini, pokoknya yang enggak dibandara." Jawab Yeri.

Yeonjun nih senyum resek. "Yaudah, gini yer baiknya. Lo pindah di toko yang ada di jalan baharudin aja ya? Buat sementara waktu sebelum elo resign." Kata Yeonjun. "Belom dapet kerjaan kan?" Lanjutnya.

Yeri tersentuh, mau nangis, terus kepalanya menggeleng. "Makasih."















💔💔💔















"Sayang aku mau cookies." Rengek perempuan lucu bermata bulat yang bergelayut manja di lengan sang kekasih.

"Eunha sayang, enggak ada bakery disini."

"Adaaa." Perempuan bernama Eunha itu menunjuk bakery yang tepat berada di depan mereka.

Lelaki berjaket kulit hitam itu bisa melihat dengan jelas dua orang yang mengamatinya dari balik jendela kaca yang besar itu. Senyum tipis yang sarat akan rasa sakit itu terukir perih. "Kamu mau kesana?" Tanyanya.

Eunha menganggukkan kepalanya dengan antusias.

"Astaga, lucu banget sih." Gemas pacarnya yang nyupit pelan pipi gembil Eunha sebelum masuk ke dalam bakery.

"Selamat datang." Sapa karyawan bername tag 'Yeonjun', "Ada yang bisa saya bantu?"

"Cookies."

"Ah, silahkan ke etalase sebelah kasih." Yeonjung menggiring Eunha menuju kasir.




Mbak kasir disana menahan tangis dengan meremas kertas notanya. Hatinya sakit luar biasa.

Ternyata setidak beguna ini hidupnya dimata lelaki yang ia cintai mati matian kala itu. Hatinya, semua miliknya kini hanya menjadi kenangan untuknya sendiri.

Ternyata juga, cinta semenyakitkan ini. Yeri tidak akan mengulanginya lagi. Untuk apa ia merobek hatinya untuk orang lain? Sedangkan apa yang ia berikan tidak dibalas dengan hal yang sama.

Ternyata, ia hanyalah pelampiasan nafsu.

Saat lelakinya horny.

Saat lelakinya lapar.

Saat lelakinya butuh orang membersihkan apartemennya yang super berantakan.

Hebat, Kim Yerim yang terhebat.








"Kak Jungkook." Gumamnya pelan saat kedua iris hazel itu bertemu.

" Gumamnya pelan saat kedua iris hazel itu bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Re : Drunk On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang