Sore itu, Alvaro baru pulang sekolah. Remaja yang biasa disapa Al itu, memekik terkejut. Karena apa ??
Karena saat masuk kamar, lemari bajunya sudah berantakan. Bajunya tercecer di lantai. Tampak seorang remaja, setahun lebih tua darinya, menatapnya nyalang.
"K-kak Reno. Ke-kenapa baju Al berantakan ??" tanya Al panik.
"Lo, lekas pergi dari sini !!" usir Reno.
"Ta-pi...Al salah apa ??"
"Salah lo ?? salah lo banyak. Lo itu cuma bisanya nyusahin. Penyakitan dan nggak berguna. Lebih baik lo pergi !! jangan pernah nyusahin bunda gue !!" makinya.
Mendengar keributan, bunda Kirana langsung menghampiri. Sempat terkejut, melihat kamar yang berantakan.
"Ya allah !! kenapa kamarnya jadi berantakan ?? ada apa, nak ??" tanya Kirana bingung.
"Bu-bunda...hikss hikss...Al nggak mau pergi..hikss hikss," tangis Al pun pecah.
"Reno, bisa jelasin kenapa ??" tanya Kirana, sembari menenangkan Al dalam pelukan.
"Bunda, Reno nggak mau dia disini !! Al cuma bisa nyusahin aja. Bunda harus tahu. Pengobatan buat dia, sekarang itu tambah mahal. Untuk kebutuhan disini aja, masih belum cukup," jelas Reno.
"Reno..."
"Pokoknya nggak peduli. Al harus pergi sekarang juga !! atau...biar Reno yang pergi. Bunda harus pilih !!" kekeuh Reno.
Seketika Kirana bimbang. Reno adalah anak satu-satunya, dari almarhum suaminya. Sementara Alvaro. Anak itu juga penyemangat hidupnya. Ia sudah menganggap Al, seperti putranya sendiri.
Kirana menatap lekat wajah Alvaro. Wajah manis sarat akan kepolosan.
"Ma-maafin bunda ya, sayang. Terpaksa, Al harus pergi sekarang," ucap Kirana, yang sesungguhnya kelu mengucapkannya. Sementara Al menangis sesenggukan.
"Nah gitu dong !! bunda bantuin dia deh, buat beres-beres !! Reno mau tidur dulu !!"
Reno pergi ke kamarnya. Al pun membereskan bajunya, dengan dibantu Kirana. Tak lupa obat-obatan, yang harus rutin diminum.
"Maafin bunda ya, sayang !! bunda nggak bisa bantu Al," ucap Kirana menyesal.
"Al gapapa, bunda. Bener kata kak Reno. Al cuma nyusahin disini. Al janji, Al akan baik-baik aja. Al sayang bunda,"
"Bunda jauh lebih sayang Al,"
Selesai berbenah, Kirana mengantar Al, sampai ke gerbang panti. Dengan berat hati, melepas anak itu pergi. Al pun pergi, dengan bus yang ditumpanginya.
'Semoga diluar sana, kamu bertemu orang-orang baik,' do'a Kirana dalam hati.
Sedangkan dari balik jendela kamar. Sedari tadi, Reno menatap kepergian Alvaro. Wajahnya berubah sendu.
'Maafin kakak, Al !! kakak hanya ingin, kamu hidup lebih baik,' batin Reno.
Tbc..