Setelah seharian luntang-lantung, di jalanan. Al pun berteduh, di emperan sebuah cafe. Malam ini, udara dingin begitu menusuk. Beruntung bagi Al. Karena ia memakai jaket tebal. Juga masih menyimpan sedikit uang, pemberian dari Kirana. Mungkin cukup untuk makan besok.
Malam pun semakin larut. Mata pun kian memberat. Al pun tertidur meringkuk disana. Berusaha menghalau rasa dingin. Tak lama, ia terlelap dalam mimpi.
Di waktu yang sama. Tampak Aldo turun dari mobil. Berlari kecil, kearah pintu masuk cafe.
"Astaga !!" pekiknya terkejut, mendapati ada orang disana. "Siapa ya ??"
Didekatinya orang itu, yang ternyata Al. Punggung tangan Aldo, menyentuh kening Al. Hangat. Wajah Al juga sedikit pucat.
Eungh..ughh
Al melenguh lirih. Namun ia kembali terlelap. Aldo merasa iba melihatnya. Niat awalnya kemari, untuk mengambil barang yang tertinggal. Namun ia urungkan, setelah mendapati Alvaro meringkuk.
"Lebih baik, bawa pulang aja deh. Nggak tega juga lihatnya,"
Dengan hati-hati, Aldo menggendong Alvaro. Membawanya masuk mobil. Memastikan dia aman. Barulah ia langsung tancap gas.
---skip>>>
_Esok Harinya_
Seperti biasa, Dewa bangun pagi dan memasak. Dibantu oleh Krisna. Namun hal yang mengherankan bagi mereka, ada Aldo juga di dapur. Berkutat dengan sebaskom air hangat, dan handuk kecil.
"Dek. Itu handuk, sama air kompresan buat siapa ??" tanya Krisna.
"Nanti Aldo ceritain, bang. Sekarang harus kompres dia dulu," sahut Aldo. Buru-buru kembali ke kamarnya.
"Ayo buruan !!" perintah Dewa pada Krisna.
Sarapan telah tertata diatas meja. Semua sudah berkumpul, kecuali Aldo.
"Dewa, mana Aldo ??" tanya sang ayah, Davi.
"Masih di kamarnya, yah. Kayaknya, dia bawa seseorang ke rumah," jawab Dewa.
"Pagi semua !!" sapaan Aldo, membuat mereka menoleh.
Aldo datang, bersama seseorang di sampingnya.
"Aldo, siapa dia ??" tanya sang kembaran, Aldo.
"Semalam, aku nemuin dia. Ngeringkuk kedinginan di teras cafe. Badannya juga demam. Makanya aku bawa pulang," jelas Aldo pada semuanya.
"Ma-maaf ya se-semuanya !! Al nggak jahat kok. Sem-semalem, Al diusir dari panti," ucapnya takut-takut.
Davi mendekat kearah Alvaro. Membuat anak itu semakin takut. Tapi justru, Davi tersenyum padanya. Mengusap pelan rambutnya.
"Jangan takut ya, nak !! kami juga bukan orang jahat. Lalu kenapa, kamu bisa diusir ??"
"Al nggak tahu, salah Al apa. Kak Reno bilang, Al cuma nyusahin mereka. Makanya Al jadi diusir,"
Mendengar penuturan Al, membuat hati mereka teriris. Terlebih lagi, Al adalah yatim piatu. Sania pun lantas memeluk Alvaro.
"Kamu nggak perlu takut lagi !! mulai sekarang, kamu akan tinggal disini !!" ucapnya serius.
"Bunda..."
"Gapapa, Aldi," ucap Sania.
"Ayah setuju sama bunda. Mulai hari ini, Al tinggal disini. Jadi bungsu keluarga kita," tegas Davi.
"Eungh..h-hikss..hikss..ma-makasih...Al seneng," tangisnya haru.
"Adududuh cup cup !! jangan nangis sayang," Aldo berusaha menenangkan.
Menggendongnya ala koala, hingga Al merasa tenang.
Tbc..