~ 2 ~

202 20 0
                                    

Setelah  seharian  luntang-lantung, di  jalanan. Al  pun  berteduh, di  emperan  sebuah  cafe. Malam  ini, udara  dingin  begitu  menusuk. Beruntung  bagi  Al. Karena  ia  memakai  jaket  tebal. Juga  masih  menyimpan  sedikit  uang, pemberian  dari  Kirana. Mungkin  cukup  untuk  makan  besok.

Malam  pun  semakin  larut. Mata  pun  kian  memberat. Al  pun  tertidur  meringkuk  disana. Berusaha  menghalau  rasa  dingin. Tak  lama, ia  terlelap  dalam  mimpi.

Di  waktu  yang  sama. Tampak  Aldo  turun  dari  mobil. Berlari  kecil, kearah  pintu  masuk  cafe.

"Astaga !!" pekiknya  terkejut, mendapati  ada  orang  disana. "Siapa  ya ??"

Didekatinya  orang  itu, yang  ternyata  Al. Punggung  tangan  Aldo, menyentuh  kening  Al. Hangat. Wajah  Al  juga  sedikit  pucat.

Eungh..ughh

Al  melenguh  lirih. Namun  ia  kembali  terlelap. Aldo  merasa  iba  melihatnya. Niat  awalnya  kemari, untuk  mengambil  barang  yang  tertinggal. Namun  ia  urungkan, setelah  mendapati  Alvaro  meringkuk.

"Lebih  baik, bawa  pulang  aja  deh. Nggak  tega  juga  lihatnya,"

Dengan  hati-hati, Aldo  menggendong  Alvaro. Membawanya  masuk  mobil. Memastikan  dia  aman. Barulah  ia  langsung  tancap  gas.

---skip>>>

_Esok  Harinya_

Seperti  biasa, Dewa  bangun  pagi  dan  memasak. Dibantu  oleh  Krisna. Namun  hal  yang  mengherankan  bagi  mereka, ada  Aldo  juga  di  dapur. Berkutat  dengan  sebaskom  air  hangat, dan  handuk  kecil.

"Dek. Itu  handuk, sama  air  kompresan  buat  siapa ??" tanya  Krisna.

"Nanti  Aldo  ceritain, bang. Sekarang  harus  kompres  dia  dulu," sahut  Aldo. Buru-buru  kembali  ke  kamarnya.

"Ayo  buruan !!" perintah  Dewa  pada  Krisna.

Sarapan  telah  tertata  diatas  meja. Semua  sudah  berkumpul, kecuali  Aldo.

"Dewa, mana  Aldo ??" tanya  sang  ayah, Davi.

"Masih  di  kamarnya, yah. Kayaknya, dia  bawa  seseorang  ke  rumah," jawab  Dewa.

"Pagi  semua !!" sapaan  Aldo, membuat  mereka  menoleh.

Aldo  datang, bersama  seseorang  di  sampingnya.

"Aldo, siapa  dia ??" tanya  sang  kembaran, Aldo.

"Semalam, aku  nemuin  dia. Ngeringkuk  kedinginan  di  teras  cafe. Badannya  juga  demam. Makanya  aku  bawa  pulang," jelas  Aldo  pada  semuanya.

"Ma-maaf  ya  se-semuanya !! Al  nggak  jahat  kok. Sem-semalem, Al  diusir  dari  panti," ucapnya  takut-takut.

Davi  mendekat  kearah  Alvaro. Membuat  anak  itu  semakin  takut. Tapi  justru, Davi  tersenyum  padanya. Mengusap  pelan  rambutnya.

"Jangan  takut  ya, nak !! kami  juga  bukan  orang  jahat. Lalu  kenapa, kamu  bisa  diusir ??"

"Al  nggak  tahu, salah  Al  apa. Kak  Reno  bilang, Al  cuma  nyusahin  mereka. Makanya  Al  jadi  diusir,"

Mendengar  penuturan  Al, membuat  hati  mereka  teriris. Terlebih  lagi, Al  adalah  yatim  piatu. Sania  pun  lantas  memeluk  Alvaro.

"Kamu  nggak  perlu  takut  lagi !! mulai  sekarang, kamu  akan  tinggal  disini !!" ucapnya  serius.

"Bunda..."

"Gapapa, Aldi," ucap  Sania.

"Ayah  setuju  sama  bunda. Mulai  hari  ini, Al  tinggal  disini. Jadi  bungsu  keluarga  kita," tegas  Davi.

"Eungh..h-hikss..hikss..ma-makasih...Al  seneng," tangisnya  haru.

"Adududuh  cup  cup !! jangan  nangis  sayang," Aldo  berusaha  menenangkan.

Menggendongnya  ala  koala, hingga  Al  merasa  tenang.

Tbc..

Baby  AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang