Chapter Six

104 13 0
                                    

Happy Reading...📖📖

-

-

-

-

-

* * * * *

Shani keluar dari kelasnya dan menemukan Gracio berdiri memunggungi pintu kelasnya sambil memasukkan kedua tangan kedalam kantong celananya.

Sejak kejadian di hari itu Shani terus menghindari Gracio. Ia bahkan rela berangkat cepat kesekolah untuk menghindari Gracio dan begitupun jika waktu pulang sekolah ia rela bersembunyi di perpustakan untuk menghindarinya lagi.

Ya, sudah hampir satu minggu ini Shani menghindari Gracio. Ia masih kecewa dengan sahabatnya itu. Namun hari ini ia tidak dapat bersembunyi lagi dari seseorang yang berada dihadapannya ini.

" Mau kemana hm? " Tanya Gracio, Namun Shani hanya diam dan menatap datar laki-laki yang berdiri dihadapannya itu.

" Loe ngak bosan ngehindar dari gue terus? " Tanyanya lagi sambil menarik Shani kedalam dekapannya.

" Lepas " Ucap Shani mendorong kuat dada bidang Gracio demi membebaskan diri dari dekapan sahabatnya itu, namun nihil karena sejatinya tenaga laki-laki lebih kuat dari seorang wanita.

" Maaf " Ucap Gracio tiba-tiba dan mencoba menenangkan gadis tersebut yang terus meronta-ronta minta dilepaskan dari dekapanannya.

" Gue emang cinta sama loe, tapi gue tau, persahabatan kita lebih penting dari rasa cinta gue ke loe, dan gue juga tau Shan, loe cuma nganggap gue sahabat ngak lebih dari itu, perasaan loe ngak akan pernah berubah buat gue " Gracio tersenyum sembari mengelus pelan puncak kepala Shani.

" Dan loe ngak usah ngerasa terbebanin dengan perasaan gue ke loe Shan. Jujur, gue cuma mau ngungkapin, gue ngak ada maksud minta balesan cinta dari loe, atau apapun itu " Ucap Gracio.

"Mungkin kalo loe tanya kenapa gue bisa cinta sama loe, gue juga ngak tau jawabannya. Kadang gue ngerasa jadi cowok yang paling beruntung bisa deket sama loe, gue suka cara loe perhatiin gue, gue suka loe yang super manja, dan gue juga suka sama cara loe marah-marah, karna gue tau, itu artinya loe peduli sama gue " Ucap Gracio menjeda sebentar ucapannya.

" Jujur kalo sama loe, gue juga berasa jadi cowok yang paling dibutuhin, dan gue suka itu Shan " Lanjutnya, dan lagi-lagi Shani hanya diam di dalam dekapan Gracio, tidak beniat untuk menyeka atau memotong ungkapan isi hati sahabatnya itu.

" Gue juga tau loe pasti kecewa dan marah sama gue, loe boleh pukul gue, marahin gue, tapi please gue mohon jangan hindarin gue kayak gini. Gue ngak bisa terus jauh dari loe " Ucapnya lagi penuh penyesalan.

Shani menghela napas. Namun tiba-tiba ia menangis di dada bidang Gracio, melepaskan semua amarahnya disana.

" Loe kenapa nangis " Ucap Gracio bingung lalu segera menghapus air mata Shani.

" Gue minta maaf " Ucap Shani akhirnya, sambil menundukan kepala.

" Kenapa minta maaf ? It's not your fault, but its my fault. Maybe, i just take over the feeling in our friendship? " Gracio tertawa kecil sambil mengacak-ngacak pelan rambut Shani.

" Jadi kita udah baikan kan ? "

" Hm " Gumam Shani sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Let It Be Love ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang