Chapter One

375 24 8
                                    


Happy Reading...📖📖

-

-

-

* * * * *

Sinar matahari tiga perempat mulai menampakan dirinya siap untuk menyinari seluruh belahan bumi ini. Burung-burung yang berkicauan saling bersahutan diatas langit seperti mengisyaratkan untuk segera mencari makan pada temannya.

Cahaya matahari yang sedikit demi sedikit mulai menembus selambu putih yang tipis dijendela kamar milik laki-laki tampan ini.

Suara alarm terdengar sangat keras ditelinganya membuat ia mau tidak mau beranjak dari tempat tidurnya, ia duduk di tepi ranjang dengan meregangkan sedikit otot-ototnya yang sedikit pegal dan setelah di rasa cukup ia segera meraih handuknya dan melangkah segera memasuki kamar mandi.

Kurang dari 30 menit pria itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya, ia menenteng tas punggungnya dan segera berlalu keluar dari kamarnya menuruni satu persatu anak tangga dengan terburu-buru.

" Den Cio, sarapan dulu den " Ucap Bibi yang melihat Gracio melewati ruang makan. Ia laki-laki tampan itu adalah Gracio atau yang lebih akrab di panggil Cio.

" Cio udah terlambat bi, Nanti Cio sarapan di sekolah aja " Ucap Gracio segera berlalu keluar rumah.

Gracio segera berangkat menggunakan motor sports biru miliknya, mengendarai dengan kecepatan sedang. Setelah kurang dari 10 menit menempuh perjalanan Ia menghentikan motornya di depan gerbang sebuah rumah mewah, ia menyalahkan beberapa kali klakson motornya. Tidak lama seorang gadis keluar dari dalam rumah tersebut dan berjalan mendekat kearahnya.

" Lama banget sih " Ucap Gadis itu setelah berhenti di hadapannya.

" Hehe, Sorry shan gue kesiangan " Ucap Gracio nyengir menunjukan gigi ginsulnya. Ia gadis itu adalah shani sahabat Gracio atau lebih tepatnya gadis yang di cintainya dalam diam.

" Makannya jangan keseringan begadang, kesiangan mulu kan " Omel Shani memasang wajah kesalnya.

" Nanti aja deh ngomelnya, buruan naik nanti kita terlambat " Ucap Gracio memberikan helm satunya pada Shani.

" Pasangin, gue ngak bisa " Ucap Shani memberikan kembali helmnya pada Gracio.

" Yaelah shan, udah gede masih ngak bisa masang helm sendiri " Ucap Gracio memasangkan helm di kepala Shani.

" Biarin " Ucap Shani segera naik ke motor dengan berpegangan pada bahu Gracio.

" Ampun dah shan, pelan-pelan kan bisa naiknya "

" Bawel yah, udah buruan berangkat " Ucap Shani menepuk pelan bahu Gracio.

" Pegangan " Ucap Gracio segera menancap gas motornya dengan kecepatan tinggi.

" Cio, bisa pelan-pelan ngak, kalo loe mau mati jangan ajak-ajak gue lah, gue masih mudah perjalan gue masih panjang " Omel Shani kesal.

" Ngomel-ngomel mulu deh dari tadi, ini kita udah telat shan, kalo jalannya pelan-pelan yang ada kita datangnya kesiangan "

" Gara-gara loe sih "

" Iyah sorry, loe pegangan aja udah ngak usah ngomel-ngomel dulu, simpen buat di sekolah nanti aja " Ucap Gracio meraih tangan shani lalu ia lingkarkan di perutnya. (Lah modus nih 😁)

Let It Be Love ❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang