3.) Kelanjutan

23 0 0
                                    

"Aaaa makasih Dev, nih uang kita semua buat kamu aja apa sih yang engga buat kamu ya kan guys?" ucap Siswi sambil bertanya kepada para siswi-siswi yang sedang bersamanya.

"Iyaaaa" ucap siswi-siswi

"Eh tunggu-tunggu, jangan mau Dev mending uang aku aja buat kamu, uang mereka dikit, aku kasih kamu 500 rb nih" ucap Catrine dengan gaya sombong nya dan menyodorkan uang tersebut.

Para cewe-cewe pun melongo dengan jumlah uang yang Catrine berikan untuk Devian.

Jadi gengs sebenernya Catrine itu Papah nya adalah pengusaha besar jadi wajar saja jika dia membawa uang dengan jumlah yang lumayan banyak.

"Thanks cantik kamu baik banget sih" Ucap Devian sambil tersenyum dan kemudian mencubit pipi Cantrine dengan pelan.

'Gampang banget manfaatin nya haha' batin Devian.

'Huaaaaaaaa gue baper tolong' batin Catrine sambil berteriak.

"Ga perlu terima kasih Devian kalau butuh lagi ke aku aja ya ganteng" ucap Catrine.

"Siap"

Devian berjalan menuju kelas dan melewati Erlita dan Clara mereka pun tersenyum kepada Devian, sedangkan Devian mengedipkan mata kanan nya dengan mata tertuju ke arah Clara, Erlita pun menyadari itu dan mulai merasa cemburu.

'its okay Erlita, gue beliin Devian makanan ah kayanya dia belum makan deh keliatan agak pucet mukanya' batin Erlita.

Erlita meninggalkan Clara yang sedang senyum-senyum sendiri berjalan menghampiri salah satu warung kantin dan menemukan warung yang menjual nasi kuning, Erlita pun membelinya.

"Ini nasi kuning berapa?"

"5.000 RB"

"Tuh uang nya 10.000 RB saya beli dua"

"Makasih ya neng"

"Y"

Erlita menuju kelas 9B kelas nya Devian, setelah Erlita sampai ia langsung menghampiri Abdul yang sedang duduk untuk menyuruh Abdul memberikan nasi kuning ini kepada Devian.

Siapa si Abdul? Dia adalah cowo yang Erlita percayai di kelas 9B.

"Abdul" panggilnya.

"Apaan"

"Nih gue nitip ini, kasihin ke Devian tapi lu jangan bilang kalau dari gue, bilang nya dari seseorang aja ya, dan bilang juga jangan lupa di makan"

"Iya"

"Makasih Dul"

"Sama-sama"

Abdul pun memasuki kelas dan menghampiri Devian.

"Dev tuh ada titipan dari seseorang katanya jangan lupa di makan"

"Kaga mau gua dah kenyang buat lu aja atau kasih ke anak lain aja sono"

"Tapi Dev dia udah beliin ini buat lu kasihan dia"

"Gua bilang ga ya ga!, kalau lu maksa juga mending nasi kuning nya siniin"

Devian mengambil nasi kuning itu dengan kasar, ia keluar dan membuang  nasi kuning yang di beri Erlita ke tong sampah.

Abdul melihat kejadian itu, ia menghampiri Devian.

"Ngapa lu buang?, mubazir buang-buang makanan, Ga ngehargain dia lu"

"Bacot lu, kaga usah nyeramahin gue, Gue ga butuh!"

Devian pun langsung memasuki kelasnya kembali.

                           •••

"ii ada orgil" ucap salah satu siswi yang sedang memperhatikan Clara itu.

Clara baru sadar dari lamunan nya dan ia mengingatnya jika dia sedang berada di kantin lalu menatap ke arah siswi yang mengejeknya.

"Siapa yang orgil njir?"

"Lu lah siapa lagi, lagian senyum-senyum sendiri kaya orgil hahaha"

"Hello.... gue cantik-cantik gini di bilang orgil,Sembarangan aje lu ngata-ngatain gue"

"Ya ga Ta?" Ucapnya menengok ke samping nya.

"Lah si Erlita kemana"

"ERLITA" ucapnya dengan nada sedikit kencang.

"Woy berisik ini kantin bukan lapangan" ucap siswi-siswi

"Suka-suka gue lah orang ini mulut gue ngapa lu jadi yang ribet dah"

"Jangan-jangan Erlita ninggalin gue?" ucapnya bertanya kepada dirinya sendiri.

"Ah ilah"

'kira-kira Devian udah makan makanan yang di beli gue belum ya' batin Erlita sambil menatap ke arah langit dan senyum-senyum sendiri.

Di sisi lain Clara berjalan menuju kelasnya sambil menghentak-hentakkan kakinya dan mendumel.

"Gara-gara Erlita nih masa gue di tinggal gitu aja si, mana gue di omongin lagi" dumelnya.

Setelah Clara sampai di kelas ia melihat Erlita senyum-senyum sendiri hingga langsung berencana mengaget kan Erlita, dan kemudian setelah rencana itu terlintas di fikirannya, ia langsung menghampiri Erlita.

"DOR...."

Jodoh Untuk ErlitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang