Bagian keempat

5 2 0
                                    

Semua hari hari terasa sangat hambar. Ya kayak seblak tanpa garem gitu lah, cuma pedes doang. Sekolah, makan, tidur, main handphone, gabisa keluar malem. Ni napa berasa perawan tua si?! au deh.

Kembali ke ceritaku, bersekolah. Ngomong ngomong hari ini aku sedang tidak ingin menaiki lovely, yaa karena apa ya? lagi males naik motor, jadi minta naik bus sekolah aja.

"Sepi banget, ini gua yang kepagian apa busnya lelet? keburu telat ini mah gawat."

Nah, itu dia!

Saat berhenti, aku langsung masuk kedalam bus dan mengambil tempat duduk di sebelah jendela. Sejuk banget dong.

"Enak juga naik ginian, gaperlu buang buang tenaga."

Aku selalu membawa headset di tas, itung itung buat hiburan.

You betrayed me
And I know that you'll never feel sorry
For the way I hurt, yeah
You'd talk to her
When we were together
Loved you at your worst
But that didn't matter

Kenapa lagu galau? ya mana saya tau, saya kan ikan aoaowkaj. Kan emang playlistnya acak bego, ya males ngatur.

"Aduh telinga gua ya Allah sakit banget, siapa si nih main cabut cabut aja?!"

Tebak apa yang sedang kualami, ya, headsetku ditarik oleh orang asing. Oh ralat, dia.

"Sialan, maksut lu apa dah? gajelas amat main ambil punya orang!" Kesal. Dia tidak mendengarkanku sama sekali, jadi ku putuskan untuk mencubit lengan tangannya.

"Awssh, sakit anjing! gila lu ya!?"

Akhirnya terlepas.

"Ini headset punya gua ya su, lu aja yang main comot, rasain tuh!"
"Gua cuma numpang dengerin musik apa salahnya?" Tampang nya tidak berdosa..
"MAKSUT LO?! GA SALAH? TELINGA GUA SAKIT LU AMBILNYA GA IJIN GA BILANG APA APA, ITU GA SOPAN!"

Kan, jadi emosi.

"Yaudah iya, maaf."
"Gausah sok melas."
"Lah?"
"Minta maaf salah, ga minta maaf juga salah, mau lu apa deh?"
"Traktir seblak."
"Dih?"
"Sore jam 4 di taman dulu, lu ga dateng? gua santet."
"Buset, turunan dukun lu? haha."

Senyumannnya.. ARGHH CANDU WOII

"Gajelas lu, minggir sana gua mau turun."
"Gua juga dong berarti."

Sepertinya hari ini aku tidak akan bisa tenang.

Bus sampai di sekolah dengan selamat, yakali ga selamat meninggal dong tokohnya.

"Ngapain si ngikutin gua mulu??" Jengkel. Aku sedikit risih karena hampir seluruh siswa memandangi kami.
"Ya gua mau masuk kelas lah, kan kita searah, emg knpa?"
"Jalan lain kan ada anjir, lu gamalu apa diliatin murid lain?"
"Gua pake baju, ngapain malu." Dengan santai nya dia tetap berjalan disampingku sambil menunjukkan senyum simpulnya. Tampan sekali saudara saudara. Tanpa sadar, aku juga ikut tersenyum.
"Terserah lu deh, ribet."

Beberapa saat kemudian aku dan teman teman yang lain belajar seperti biasa walau sedikit mengantuk, untung saja aku bisa menahannya, tidak seperti Pio. Dia sudah di alam mimpinya bersama kawanan model halu.

Kringgg..

Akhirnya istirahat.

"ASA MANA?!"
"Gua, kenapa?" Aku mengangkat tangan dan menatap siswi lain di hadapanku saat ini, penampilannya tidak mencerminkan seperti seseorang yang yaa teladan.
"Berani banget lo ya deketin Arka? cari mati?!" Dia membentakku. Menggebrak mejaku. Jadi tidak mungkin teman temanku diam saja bukan?

"Maksut lu apa dateng dateng bentak temen gua? punya hak apa lu disini? gausah jadi sok jagoan." Adara mengangkat telunjuknya ke orang asing ini.
"Gua Claudia. Temen deket Arka. Dan temen lu ini, gatel banget sampe berani deketin orang yang udah lama gua incar." Menggelikan.

"Temen deket doang songong." Eve membalas perkataannya.
"Tau tuh, bikin ribut kok dikelas orang, alay najis." Izzy juga ikut menyahut.
"Bacot, gua cuma punya urusan sama cewe satu ini, denger ini baik baik, kalau sampe gua liat lu sama Arka barengan lagi, habis lu sama gua." Dia mengibaskan rambutnya yang sambil berjalan keluar kelasku dengan tidak sopan.

Apa lagi ini Tuhan..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARKASA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang