Bagian 2-Orang-orang Sinting

110 22 12
                                    

Go Ara tersenyum riang.
Gadis itu berjalan dengan suasana hati yang gembira. Bahkan sangking gembiranya, dia menyapa setiap orang yang terlihat di depan matanya.
Orang-orang bahkan sampai merasa ngeri melihat keberadaan Go Ara.

"Aku tahu kau baru dapat uang kembalian kue. Tapi apa perlu sesenang itu?" Pak kepala kebersihan menegur Go Ara.
Lelaki itu terkekeh.

Go Ara mendengus kesal mendengar hal tersebut.
Memangnya dia mata duitan apa?
Dia hanya realistis. Ada yang bisa menghasilkan uang, kenapa tidak dikerjakan? Hidup itu perlu uang.

"Bukan hanya karena hal itu Pak kepala Lee." Go Ara kembali membalikkan badannya. Dia ingin melanjutkan kerjanya.
Berbicara dengan lelaki bernama Lee Young-Jae yang merupakan kepala kebersihan di kantor itu, tidak akan ada habisnya.

Young Jae mengerutkan alisnya.
Lantas apa? Setahu dirinya, tidak ada hal lain yang membuat Go Ara tersenyum.
Mungkin uang adalah kebahagiaan sampai akhir bagi Go Ara.

"Memangnya ada apa?"
Young Jae sangat penasaran.

"Itu, bukan urusan pak kepala Lee." Go Ara tersenyum. Bukan senyum manis. Malah terkesan menjengkelkan.

Lee Young Jae mendengus sebal mendengarnya.
Lelaki itu berumur 27 tahun. Sedikit jauh lah perbedaan umurnya dengan Go Ara.
Umur Go Ara saat ini adalah 20 tahun.

"Biasanya yang membuat perempuan tersenyum hanya karena satu hal. Tetapi berhubung kau agak menyimpang jadi dua hal." Lee Young Jae tidak henti-hentinya mencecar Go Ara. Dia ingin tahu sekali mengapa Go Ara senyum-senyum sendiri seperti orang sinting.

"Menyimpang apanya? Heh, aku normal!" Go Ara melotot tidak terima.

"Biasanya kalau senyum-senyum sendiri itu karena seorang pria. Tetapi tadi kukatakan kau agak menyimpang, uang bisa juga membuatmu sinting."
Kepala kebersihan itu tidak mempedulikan Go Ara yang sudah mendengus bagai banteng marah.

"Tapi kau bilang bukan karna uang."
"Jadi sungguh karena seorang pria?" Kepala kebersihan menatap Go Ara. Sedari tadi dia sibuk bicara sendiri.

Go Ara hanya menatap kepala kebersihan dengan tatapan penuh kejengkelan.
Dia berbalik badan dan mengangkat pengepelannya lalu berjalan pergi.
Sudah dia katakan, berbicara dengan kepala kebersihan tidak akan ada habisnya.

Lee Young Jae hanya terkekeh geli.
Melihat ekspresi terakhir Go Ara yang sudah seperti monyet yang pasrah, membuat dia tertawa.

"TAPI, BIASANYA PRIA YANG BANYAK BICARA ITU TIDAK PUNYA PASANGAN!" Go Ara sengaja sedikit berteriak.

Mata Lee Young Jae meletot mendengar perkataan Go Ara.

"GO ARA!" Kepala Kebersihan memperingati Go Ara.

"LIHAT SAJA PAK KEPALA KEBERSIHAN. DIA BANYAK BICARA SEHINGGA TIDAK PUNYA PASANGAN." Go Ara tidak mempedulikan peringatan kepala kebersihan.

"GO ARA! LIHAT SAJA! AKAN KUPOTONG GAJIMU!" Kepala Kebersihan berteriak kesal. Wajahnya memerah karena malu dan ditertawakan oleh pegawai yang sedang ada di lobi. Bukan ditertawakan langsung. Hanya saja mereka tertawa sambil melirik Young Jae.

"IYA TIDAK APA! PAKAI BUAT PAK KEPALA MENGIKUTI KENCAN BUTA. INGAT UMUR!"

"AWAS KAU GO ARAA!!"

Go Ara terkekeh puas.

●●●

Sore hari adalah waktunya para pegawai pulang. Go Ara yang memang sengaja mengambil shif pagi-sore karena dia memikirkan adiknya.

Soalnya adiknya itu seperti terkontaminasi oleh para berandalan. Kalau dia tidak pulang, adiknya jadi punya kesempatan untuk keluar main bersama teman-temannya sewaktu malam hari.

Thief of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang