Go Yutak dan temannya Kang Jiwoon akhirnya melaksanakan aksi membolos mereka. Keduanya mulai beraksi tepat setelah jam istirahat selesai. Mereka berdua berjalan mengendap-endap ke balik tembok belakang sekolah mereka.
"Cepat naik ke punggungku, setelah kau di atas, jangan lupa tarik aku." Go Yutak memberikan arahan. Dia segera mengambil posisi berjongkok dan menunggu temannya naik ke atas bahunya.
"Cepat. Guru pendisiplin nanti menangkap kita." Go Yutak mulai panik.
"Apa yang kau tunggu, bodoh! Naik!" Go Yutak sudah geram pada Kang Jiwoon."Iya, sabar. Aku hanya terharu melihatmu. Setiap ingin kabur dari sekolah, kau selalu menyediakan bahumu untuk kupijak." Kang Jiwoon berbicara sambil naik ke atas punggung Go Yutak.
"Maksudmu, kita tukar posisi?" Go Yutak bertanya sambil mulai berdiri.
"Iya."
Go Yutak menghela napas sebal. Dia ingin sekali menjatuhkan Kang Jiwoon dari pundaknya saat ini.
"Badanmu itu kecil, pendek, kurus. Aku tidak mau membuat tanggungan kakak ku bertambah karena harus membayar biaya pengobatan patah tulang mu." Go Yutak sedikit berjinjit agar Kang Jiwoon bisa mencapai puncak tembok.
"Seperti biasa, kau selalu bisa membuat sakit hati." Kang Jiwoon memanjat tembok dan duduk di atas tembok pembatas.
Saat sedang asyik duduk, dari atas dia dapat melihat guru pendisiplin dengan tongkat kayunya yang dia gunakan untuk memukul siswa.
Tugas guru pendisiplin itu mendisiplinkan murid. Hampir sama dengan Guru BK, hanya saja guru pendisiplin terkadang masih menggunakan kekerasan fisik. Guru pendisiplin juga biasa bertugas untuk melakukan razia tas, rambut laki-laki, dan lainnya.
"Hei, hei! Cepat naik! Ayo! Aku melihat guru pendisiplin mendekat." Kang Jiwoon mengulurkan satu tangannya ke arah Go Yutak. Tangannya yang satu lagi, dia gunakan untuk memegang tembok agar dirinya tidak terjatuh.
"Apa?!"
"Masih, bertanya! Naik!" Kang Jiwoon susah payah menarik Go Yutak agar naik. Untung saja badan Go Yutak Tinggi, sehingga tak perlu lama bagi Go Yutak untuk mencapai atas dinding.
Lengan Kang Jiwon sudah lemas. Tulang-tulang tangannya terasa lepas."HEI! KALIAN!"
Go Yutak dan Kang Jiwoon segera melompat ketika mendengar panggilan tersebut.
"GO YUTAK! AKAN KU TELPON KAKAKMU!" Guru pendisiplin seakan sudah tahu bahwa yang kabur adalah Go Yutak.
Di seberang, di balik dinding Go Yutak dan Kang Jiwoon gemetaran ketika mendengar suara guru pendisipin yang mengatakan akan menelpon Go Ara.
"Bagaimana kita ini?" Kang Jiwoon bertanya pada Go Yutak.
"Sudah setengah jalan, kita lankut saja. Lagian kota ini besar, kakak ku tidak akan menemukan kita." Go Yutak mencoba menenangkan temannya.
"Ku serahkan hidupmu padamu Yutak." Kang Jiwoong sudah pasrah.
Go Yutak terkekeh mendengarnya."Sudah, ayo!" Go Yutak merangkul temannya.
●●●
"Apa? Go Yutak kabur lagi?" Go Ara meremas tongkat pel yang sedang dia pegang. Darahnya langsung mendidih ketika mendengar adiknya membolos lagi.
"Iya, baik pak. Akan saya kejar sekarang juga." Go Ara langsung memutus panggilan telepon. Dia segera membereskan pekerjaannya. Kebetulan 5 menit lagi adalah jam istirahat. Tidak apalah jika dia langsung berangkat pergi.
"Hei, kau mau ke mana? Belum waktunya istirahat." Pak kepala kebersihan Lee menghentikan Go Ara ketika melihat Go Ara sudah membereskan peralatannya.
"Tinggal 5 menit lagi, apa susahnya, sih?" Go Ara memberikan pandangan sinis. Darahnya sedang mendidih karena mendengar kabar adiknya membolos lagi, di tambah Lee Yeon Jae atau pak Kepala Kebersihan Lee mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief of Heart
FanficJungkook-Seorang Idol terkenal yang dikenal memiliki kepribadian yang sangat baik. Karir lelaki itu sangat bagus. Dia juga dipandang baik oleh publik. Akan tetapi, dia memiliki kelemahan. Bukan sembarang kelemahan, karena jika hal tersebut diketahui...