Story Number Three

738 48 5
                                    

Hermione kembali terkekeh melihat bagaimana Draco bersikap, tentu saja bukan secara langsung didepannya tapi jauh sekali di depan sana, dibawah sebuah pohon rindang di lapangan terbuka, menyandarkan satu tangannya di pohon tersebut dengan gayanya yang khas, congkak sekali seolah-olah dia yakin bahwa atensi satu bumi terarah pada nya, hanya pada nya, pria paling kharismatik yang tidak akan pernah bisa untuk di tolak.

wanita dengan jubah berpaes biru tua metalik yang berada tepat di depannya, lebih pendek dari nya tertawa menutup mulutnya dengan sopan, hanya dari melihat saja Hermione tau gadis itu masih ada di tahun ke 5 dan sepertinya tidak tau apa-apa.

"aku rasa kekasih hati mu itu berulah lagi."

Ginny mendecakkan lidahnya sembari menggelengkan kepala, tak habis pikir melihat bagaimana sikap Draco terhadap seorang gadis lugu dari asrama dengan lambang burung elang itu.

"tidak mengherankan."

Hermione terkekeh mendengar jawabannya sendiri dan mulai berjalan mendekati sang pria yang sedang menjadi pusat pembicaraan mereka.

"wah, aku harap aku tidak mengganggu acara temu kangen kalian." katanya sembari tersenyum.

gadis Ravenclaw itu terkejut hingga menegakkan posisi tubuhnya yang semula bersandar juga pada pohon besar itu. ia menggelengkan kepala nya sebagai jawaban.

"wow, aku tidak tau kau datang." Draco menjawabnya dengan sedikit kikuk, Hermione kembali tertawa kecil menanggapinya kemudian menoleh pada Ginny dan menggendikkan bahunya.

"ya, aku sedari tadi berdiri disana karena aku tidak tau bagaimana cara nya menggoda sepertimu jadi aku hanya akan menatapmu hingga kau menikahi ku."

Ginny hampir tersedak karena tawa nya yang tiba-tiba karena tidak siap mendengar jawaban absurd sahabat nya dan Hermione hanya terkekeh dengan lelucon nya sendiri.

"tapi, karena sepertinya kau sudah lebih dulu sibuk dengan kegiatanmu sendiri jadi kau tak memperhatikan ku, tapi tak apa. aku sebenarnya ada janji dengan seseorang malam  ini."

''HEI!"

belum sempat Hermione pergi jauh, Draco sudah lebih dulu memanggilnya dan menarik pergelangan tangannya.

"itu dengan ku bukan?" tanyanya, wajahnya sangat menggambarkan harap-harap cemas.

Hermione hampir saja tertawa terbahak-bahak kalau dia tak berhasil menjaga imej wajahnya yang selalu terlihat cuek dan classy.

"ya, jika kau tidak lupa."

"apa maksud nya? ada orang lain yang mengajak mu pergi?" tanya nya tak suka.

Hermione mengerutkan keningnya. Draco cemburu lagi.

sangat egois memang melihat bagaimana sebelumnya justru pria ini lah yang bermain-main dengan gadis lain di depan mata nya.

"sebenarnya iya, tapi aku menolaknya karena aku ingat punya janji dengan mu. tapi.... sepertinya kau juga sudah memiliki kesibukan lain bukan? bukan kah itu berarti janji mu dengan ku batal? aku akan bertemu orang lain kalau begitu."

"tidak! tidak! dan tidak!" Draco menggelengkan kepala nya tidak setuju sebanyak tiga kali, masih dengan mencekal tangan Hermione diatas udara, tepat didepan dada mereka.

Hermione melirik gadis Ravenclaw itu yang berdiri tepat di belakang Draco, ia menundukkan kepalanya sembari meremas kedua belah telapak tangannya bingung. sepertinya ia ingin pergi tapi sudah terlanjur terseret dalam situasi ini, maka dari itu Hermione tersenyum.

"astaga Draco, ada seorang gadis di belakang mu dan kau masih mencekal tangan ku?" tanya Hermione dengan nada prihatin kemudian Draco menoleh kebelakang membuat gadis itu terkejut, tersentak dari posisi nya dan membuatnya mundur satu langkah.

Love Or Hate (Dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang