Part 2

11 10 38
                                    

Kembali Lagii

Di Cerita Pendatang
Yang Ditulis Dengan Ide Yang Masih Kentang
Yang Tidak Suka Silakan Menghilang
Karna Saya Takut Dengan Kejamnya Bullyan

🍂Salam Sayang🍂

.
.
.

🍁🍁🍁

Saat Nadira sampai ke rumah tak berapa lama Rey datang. Dia masih menggunakan seragam sekolahnya. Sekolah Rey dan Nadira memang berbeda. Rey bersekolah di sekolah khusus laki-laki, berbeda dengan Nadira yang bersekolah di sekolah umum. Rey menghampiri Nadira dengan wajah datar. Ciri khas Rey saat merasa kesal.

"Kamu tadi pulang sama siapa?"

"Sama temen."

"Sejak kapan kamu punya temen cowo sedekat itu sampe repot-repot nganterin kamu pulang?"

"Emang kenapa? Dia cuma nganterin aku pulang karna kasian liat aku sendirian di depan sekolah padahal udah sore."

"Kenapa gak nunggu aku aja si?"

"Kenapa gak nunggu kamu? Kamu pikir ngapain aku di depan sekolah sampe sore hah!?"

"Ya kan kamu bisa tunggu sebentar lagi."

"Ngapain aku nunggu kamu lebih lama padahal aku gak tau kamu bakal dateng apa gak? Aku udah nungguin kamu lama Rey."

"Kalo gitu kenapa kamu gak sama temen cewe aja?"

"Banyak bacot lo. Udah sama pulang gue muak liat muka lo."

"Kamu kok sekarang kasar banget si. Pasti gara-gara temen kamu yang namanya Zahra itu kan. Emang harusnya kamu bergaul sama anak yang bener."

"Berisik. Udah sana pergi."

"Yaudah besok aku jemput ya."

"Gak usah janji-janji."

"Maaf. Tadi kondisi Ila kritis jadi aku harus segera ke rumah sakit."

"Hm."

Rey menghela nafas berat melihat Nadira berlalu pergi.  Dia tau pacarnya marah namun tidak bisa berbuat apa-apa. Kesalahan seperti ini sering dia lakukan berulang-ulang, bahkan dengan alasan yang hampir sama yaitu karna Ila.

🍁🍁🍁

"Tumben berangkat pagi Nad?"

"Iya tadi gue dijemput Rey."

"Oh. Berarti lo udah baikan dong sama dia?"

"Belum si, tapi gue bingung sama perasaan gue sekarang."

"Perasaan lo kenapa?"

"Gue cape. Gue pengen putus. Gue ngerasa hubungan gue sama Rey gak sehat."

"Karna dia sering ingkar janji dan gak ada waktu buat lo?"

"Bukan cuma itu Ra. Sekarang dia sibuk bolak balik rumah sakit terus dan gak mau cerita apa-apa sama gue. Bahkan ngehubungin gue aja jarang."

"Dia sakit parah? Mau mati ya?"

"Mulut lo Ra, amit-amit."

"Ya kan gue nanya Nad."

"Dia tu jengukin cewek yang namanya Ila. Akhir-akhir ini katanya kondisinya kritis."

"Ila itu siapa?"

"Gue gak tau. Setiap gue tanya Rey dia gak pernah mau jawa, katanya belom saatnya."

"Jangan positif thinking Nad, karena itu sama aja bego. Fix kalo kata gue itu selingkuhan Rey."

"Gak positif thinking lagi gue mah tapi overthinking gara-gara omongan lo."

"Ya maap itu emang tujuan gue haha.."

Zahra memang ciri-ciri teman laknat tapi realistis. Karena di sebuah hubungan jika tidak lagi ada keterbukaan dan komunikasi antara pasangan akan menjadi boomerang. Bukan hanya cinta yang terpenting tapi juga kepercayaan. Dan kepercayaan akan mulai terkikis apalagi ada sebuah rahasia.

"Eh Zahra. Kok akhir-akhir gue jarang liat Santi ke kelas kita ngapelin Rahmat ya."

"Udah sadar kali dia kalo selama ini khilaf."

"Anjir parah lo Ra. Harusnya lo tu seneng gak ada saingan yang mau rebut Rahmat dari lo."

"Dih memang gue mau sama Rahmat? Orang dia yang ngejar-ngejar gue kok."

"Sombong amat."

"O aja si."

Baru beberapa saat dijadikan bahan ghibah oleh Zahra dan Nadira tiba-tiba datang sosok yang bernama Santi dan teman-temannya ke kelas mereka.

"Eh saingan lo tu dateng Ra."

"Hmm."

"Ayangg Rahmat.." suara menggelegar Santi membuat satu kelas terkejut dan menoleh ke arahnya.

"Mimpi apa saya semalam kedatangan nenek lampir." gerutuan Rahmat membuat satu kelas tertawa kecuali Santi yang wajahnya langsung berubah masam.

"Ayang pasti kangen kan sama Santi, udah dua hari loh Santi gak ngapelin ayang Rahmat di kelas." ucapan Santi sontak membuat satu kelas tertawa dan bersorak.

"Maaf ya Santi hati saya sepenuhnya sudah milik Zahra jadi lebih baik kami cari cowok lain saja. Karena saya tidak mungkin mencintai selain Zahra apalagi itu kamu."

"Heh ngapain lo bawa-bawa gue sialan." ucap Zahra namun tak dihiraukan oleh mereka.

"Ihh ayang mah jahat. Yaudah mulai detik ini aku uncrush ayang Rahmat."

"ALHAMDULILLAH." seruan satu kelas anggota ZAHMAT LOVERS.

"Oke sekarang gue masuk ZAHMAT LOVERS juga." kata Santi yang membuat kami berseru senang dan wajah Zahra semakin masam.

"Eh Santi kenapa tiba-tiba uncrush Rahmat si padahal gue mau buat SANMAT LOVERS loh." celetuk salah satu murid di bagian belakang.

"Karena sekarang Santi udah punya crush baru namanya Paijal." ucapan cewek yang datang bersama Santi.

"Ihh.. Ima jangan bilang-bilang itu kan rahasia." protes Santi yang membuat seluruh isi kelas tertawa.

🍁🍁🍁

.
.
.

TBC..

Terima kasih sudah mampir untuk membaca cerita sayaa..
Jangan lupa vote dan komen ya
Mohon ditunggu update selanjutnya

🍂Salam Sayang🍂

Trust Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang