"Pelayan, mana teh ku?" Seru anak gadis yang sedang ongkang-ongkang di teras asrama.
"Siapa yang kamu panggil pelayan hah?!"
"Kau."
"Ishh. Baiklah NYONYA, tunggu sebentar." Kirito beranjak sambil menggerutu. Kemana harga diri laki² nya?
"Ya, jangan lama-lama." Sahut Elly. Setelah Kirito tidak terlihat lagi, tawanya meledak.
Emily yang melihat tingkah kurang ajar sang adik yang memperbudak senpai nya sendiri cuma bisa geleng-geleng sampe muter 180°. G.
"Elly kayanya kamu kelewatan deh. Walopun bentukannya kek gitu, Kirito senpai masih senior kita loh. Mentor kamu juga."
"Ya, biarin aja. Kan dia sendiri juga yang mau, aku gapernah maksa."
Ya iyasih tapi kannn
Tok tok!
Ketukan pintu itu membuyarkan keheningan pagi. Dan juga menghantarkan kebahagiaan untuk gadis kembar itu. Soalnya yg dibalik pintu adalah tidak lain dan tidak bukan, Yang Mulia Eugeo senpai. Hormat!!
"Ah! Eugeo senpai, pagi² sudah kesini aja. Nge teh bareng kami yuk."
"Itu bagus, tapi lain kali saja. Hari ini kita akan latihan naik naga." Eugeo berdiri ganteng sambil bersidekap.
"Naga? OMG, yuk capcus!" Emily tampak begitu bersemangat. Iya lah! Di kepalanya sudah berputar berbagai skenario agar dia bisa naik berdua dengan ehem bebeb Eugeo.
"Okay, mari berangkat!"
Kirito yang kembali dengan membawa seperangkat alat teh cuma bisa bengong di depan pintu. "Terus ini teh nya gimana?"
"Itu Kirito senpai saja yang minum. Harus habis! Mubadzir soalnya."
Sfx : ku menangissss membayangkann
Kayaknya Kirito bakal kembung disuruh minum teh satu teko sendirian. Eugeo di belakangnya tidak bisa berbuat apapun selain pura-pura ga kenal.
.
.
.
"Uwaah~ gede banget"
Mata gadis kembar itu melebar karena takjub. Baru kali ini mereka melihat naga secara langsung, live, no edit²!
Eugeo melihat kouhai nya yg diam di tempat dengan mata berbinar dan mulut yg mangap. Tinggal nunggu dimasukin tawon itu mah.
"Nah. Ayo kita mulai latihannya. Pertama, aku akan mencontohkan cara menaikinya. Ini mudah kalau kalian sudah terbiasa." Eugeo mempraktekkan.
Ya Tuhan, kuatkan hati Emily. Eugeo senpai yg lagi serius, ketampanannya naik 700% dari biasanya. Emily udah ngga kena butterfly syndrome lagi, ini dinosaur syndrome.
//plak
nyebut Em..
Elly dan Emily mendekat. Mencoba menaiki naga masing² seperti yg dicontohkan Eugeo senpai. Tapi oh tapi, walaupun kelihatan gampang tapi realita memang kejam. Elly hampir oleng beberapa kali sebelum bisa duduk di pedal. Sedangkan Emily, badannya udah kaya jelly. Tadi dia dibantu dikit sama Eugeo senpai, tangannya dipegang. Sekali lagi, TANGAN EMILY DIPEGANG! Nanti kalo udah pulang, dia bakal tandain hari ini di kalender.
Dari kejauhan terlihat sebiji manusia sedang mendekat ke arah mereka. Pucuk hitam itu berlari dengan nafas terengah engah. Siapa lagi kalau bukan Kirito sen-babu.
"Eugeo~kenapa kau meninggalkanku dengan teh² itu, hm?" Kirito mencengkeram bahu Eugeo.
"Y-yah kau kan sedang menjalani hukumanmu dan jadwal ujian mereka juga makin dekat, kupikir aku saja sudah cukup. Maaf." Eugeo mengalihkan pandangan, dia merasa bersalah.
"Haaa, ya sudahlah."
"Oke, ayo kita lanjutkan latihan. Kita akan terbang keliling akademi." Kirito sedikit berteriak.
Eugeo naik di belakang Emily dan Kirito di belakang Elly. Sungguh double date yg perfect.
"Senpai! Memangnya kau sudah menghabiskan teh seperti perintah ku?"
"Ya yaa, anggap saja begitu."
"Gak. Gabisa. Nanti kalo kita udah pulang dan ternyata senpai bohong. Siap² puterin lapangan 10 kali sambil gonggong. Okey~?" Elly tersenyum manis.
Yaampun. Kirito mengelus dada. Kouhai nya sikopet.
.
.
.
Dari atas sini semuanya tampak seperti semut. Angin sepoi² meniup rambut kedua gadis itu yg membuat pria di belakang mereka kewalahan karena 'tertampar'.
"Ah! Itu Ruri!" Elly melambaikan tangan heboh.
"Kau benar. Ruri!!" Emily ikut² an.
Kirito dan Eugeo hanya berpandangan ngeri. Mata wanita memang jeli sekali. Padahal mereka berdua cuma lihat sepucuk hijau muda. Nyaris membaur dengan pepohonan di sekitarnya. Bagaimana si kembar itu bisa mengenali dia? Serem.
.
.
.
"Haa~aku lelah." Sambat Elly sambil meregangkan otot yang kaku.
"Hei, kau hanya duduk manis dan melihat-lihat. Kenapa bisa lelah?" Kirito mengheran.
"Karena kau menyerap energi positif ku. Lihat saja Emily, dia malah seperti habis diisi ulang."
Gantian kekk. Elly bosen nih sama curut yg satu ini. Pengen nge date juga sama Eugeo senpai. Hiks.
"Kau ini ya, benar ben-" baru mau nguyel Elly pake tinju nya, Kirito berhenti karena perubahan muka kouhai nya itu. Dia seperti teringat sesuatu. Teh nya tadi pagi?
"Hei kau kenap-" belum selesai Kirito bertanya, si perak sudah ngibrit setelah menyambar tangan kembarannya yg lagi kasmaran.
Dua senior itu ditinggal dengan penuh kebingungan.
.
.
.
"...Elly apa? Kenapa? Ada apa?" Tanya Emily terengah-engah setelah mereka berhenti di tepi hutan.
"Aku ingat. Aku ingat alasan kita datang kemari."
"Menjadi kuat?"
"Bukan. Menyelamatkan Eugeo senpai." Nada bicara Elly datar. Dia serius.
"Haha. Menyelamatkan dia dari para gadis maksudmu?"
"Tidak. Menyelamatkan nyawanya. Mencegah dia dari berkorban untuk Kirito senpai."
"Hah? Apa yg kau- uh!" Kepala Emily seperti dihantam 100 gajah bersamaan. Dan apa pula gambaran di kepalanya ini? Ini ingatan siapa?
.
.
.
.
Yak sekali kali bikin cliffhanger. Anw tinggalkan komen dan vote jika berkenan.
See u on next update!
(◍•ᴗ•◍)✧*。
ps: KAMI COMEBACKKK! Maaf ya project ini nganggur setahun karena kesibukan kami huhu. Tapi mulai sekarang bakal diusahain buat rutin up sebulan 2 kali. Doain semoga konsisten yah!
Ketjup manjah 😘
Thank you for reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Save You! (OC x SAO: Alicization)
Fanfic[Fan Fiction] Contain spoilers. Watch at your own risk! Teman kalau sudah terlampau dekat sering dibilang mirip atau bahkan disangka kembar. Tapi siapa yang mengira kalau kami akan benar-benar menjadi saudari kembar?! Aku Elly dan kakakku Emily ada...