Hari ketiga Itachi di masa depan. Waktunya tinggal dua hari lagi. Pria itu berbaring di ranjang—yang ia tempati bersama Sasuke. Matanya menatap kosong kedepan. Pikirannya berantakan.
Di satu sisi, Itachi senang berada disini. Ia bisa melihat adiknya yang hidup bahagia dan dipenuhi kehangatan keluarga. Ia bahagia berlatih dengan sarada. Melihat wajah antusias anak itu, Itachi bahagia.
Akan tetapi, ini bukanlah dunianya. Berada dimasa depan hanya hadiah kecil untuk Itachi. Dan itu bersifat sementara. Ia tidak boleh egois. Ia harus kembali ke dunianya, ke masanya. Ia harus kembali menjalani kehidupan aslinya. Hidup tanpa adanya kehangatan, tanpa senyuman dan tanpa kebahagiaan. Itulah takdir Itachi.
Pintu kamar itu terbuka. Sasuke berjalan masuk dengan tenang. Matanya menatap pandangan kosong kakaknya. Ia mengernyitkan dahi.
"Ada apa?"
Itachi terlonjak. Kesadarannya seolah ditarik paksa. Ia melihat kesamping. Adiknya—Sasuke— berdiri dengan tatapan datar.
"Tidak," elak Itachi.
Sasuke ikut membaringkan dirinya di samping Itachi. "Kau tahu, kau bodoh dalam berbohong."
Itachi melirik Sasuke sekilas. "Huh, kau bilang aku bodoh," kekeh Itachi.
"Bagaimana perasaanmu tanpa aku disini?" tanya Itachi.
Sasuke terdiam sejenak. Pertanyaan macam apa itu?
"Menyesal. Aku benar-benar bodoh karena tidak mencaritahu tentang dirimu. Kau sendiri? Bagaimana rasanya ehm.. setelah membunuh klanmu sendiri?"
Itachi tersenyum. "Aku tidak tahu. Aku tidak tahu yang kulakukan itu benar atau salah. Aku tidak tahu."
Sasuke tertegun. Ia menyadari betapa besar penderitaan kakaknya selama ini. Betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh kakaknya seorang diri.
"Kau bahagia bertemu kami?"
"Kami? Ah, keluargamu. Tentu, aku bahagia, Sasuke. Tapi, aku tidak boleh egois, kan? Ini bukan duniaku. Aku disini seolah hadiah terakhir sebelum aku mati ditangan mu. Ya, aku bersyukur bisa melihatmu tumbuh. Setidaknya, aku memastikan bahwa kau akan bahagia."
"Hn. Besok, kau ikut aku," ujar Sasuke. Mengalihkan pembicaraan.
"Kemana?"
"Besok ada festival di desa. Sarada mengajakku dan sakura pergi. Kau juga harus ikut," ujar Sasuke lagi. Kini, ia mendudukan dirinya sembentar untuk menarik selimut. Ia menutupi tubuhnya dan kakaknya.
Itachi ikut merapikan selimut itu. "Bagaimana jika ada yang melihatku? Mereka akan berpikir buruk tentang diriku."
"Tenang saja, Naruto sudah memberi pengumuman tentang keberadaan dirimu di masa ini pada warga. Lagipula, bagi warga desa sekarang, mau adalah pahlawan. Bukan penghianat seperti dulu."
Itachi mengangguk, "Tentu, terimakasih. Ah, tidak biasanya kau bicara banyak, Sasuke."
"Ck, urusai."
****
Sarada sudah siap dengan sakura. Mereka menunggu Sasuke dan Itachi untuk pergi ke festival hari ini.
Sakura melihat wajah antusias anaknya. Sarada, ia tak pernah melunturkan senyuman dari bibirnya.
"Kau senang, ne sarada?" tanya Sakura.
Sarada mengangguk dan tersenyum pada mamanya. "Ya, sangat senang. Akhirnya kita bisa pergi bersama. Dan, ada paman yang ikut dengan kita."
Obrolan singkat ibu dan anak itu terhenti ketika dua bersaudara—Sasuke dan Itachi— keluar dari kamar dengan pakaian rapi.
"Sugoi, paman sangat tampan," puji sarada.
Itachi tersenyum dan melirik adiknya yang sudah memasang wajah datar. "Benarkah? Kalau papamu bagaimana?" goda Itachi.
"Papa tampan tapi paman sangat-sangat tampan. Tidak, benar-benar tampan."
Sakura menatap raut wajah suaminya yang terlihat kesal. Ia mendekati Sasuke dan. Mengelus lengannya.
"Tenang saja. Kau yang paling tampan, Sasuke-kun," bisik sakura.
Sasuke tersenyum tipis. "Hn."
Itachi melihat hal itu. Ia segera menarik sarada ke luar rumah. Khawatir jika keponakannya itu melihat hal yang tidak seharusnya dilihat.
Cup.
Sasuke menempelkan bibirnya pada bibur lembut sakura. Sebentar. Lalu, Sasuke berjalan keluar begitu saja tanpa memedulikan istri pink nya yang sudah memerah.
Diluar, sarada dan Itachi mengintip itu diam-diam. Sarada terkikik melihat papa dan mamanya.
"Mereka romantis, ya," ucap sarada.
"Kau sering melihat mereka seperti itu?" tanya Itachi.
Sarada mengangguk, "Sering. Papa sangat romantis pada mama. Ya, walau kadang menyebalkan," kekeh sarada.
"Begitu, ya."
****
Yuhu, im comeback. Kelamaan ya gak update hehe. Tugas sekolahku bener-bener numpuk. Mana bentar lagi ujian hehe.
Part menjelang ending. Jangan lupa vote and koment. Follow juga jangan lupa. Oke.
Tunggu next chapter ya ya.
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Itachi Go To The Future ✓
FanficUchiha Itachi, kakak sulung uchiha Sasuke. ia tak sengaja terlempar ke masa depan karena suatu hal. Itachi tiba di Masa pemerintah Nandaime Hokage. Itachi Bertemu dengan adik yang sangat disayanginya, Uchiha Sasuke serta Adik ipar dan keponakannya...