Pagi hari di kediaman uchiha. Sakura membangunkan putrinya yang masih terlelap itu."Sarada, ayo bangun. Hei, ayo bangun." Sakura menggoyangkan tubuh putrinya pelan.
"Eugh, mama," luruh sarada. Ia mengucek matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Sarada melihat mamanya yang tersenyum lembut.
"Jam berapa?" tanya sarada dengan suara serak.
"Sudah jam 7, ayo cepat bangun. Papa dan pamanmu menunggu untuk sarapan," jawab sakura. Ia keluar dari kamar putrinya terlebih dulu.
Sarada terlonjak. "Aku lupa ada paman disini. Aku harus cepat," gumamnya. Ia langsung melompat dan menyambar handuk untuk mandi. Sarada mandi dengan cepat agar keluarganya tidak menunggu.
Selesai mandi, sarada menyisir rambut hitamnya yang basah. Ia sudah berganti pakaian di kamar mandi. Dengan cepat, sarada keluar dari kamar dengan setengah berlari.
"Ohayou, papa, mama dan paman," sapa sarada ketika tiba di ruang makan.
"Pagi sarada," jawab Itachi.
"Hn," jawab sasuke sekenanya. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Ya, apa yang bisa diharapkan dari seorang uchiha Sasuke?
Sarada mencebik mendengar balasan papanya yang kelewat datar. "Kau menyebalkan papa," gumam sarada.
Tentu Sasuke mendengar hal itu. Dia menatap putrinya yang duduk disamping kakaknya. "Kau bilang apa, Sarada?"
"Kau menyebalkan papa. Kau selalu mengatakan 'hn' begitu," protes sarada yang terlihat lucu Dimata Sasuke.
Sasuke tersenyum tipis. "Baiklah, Selamat pagi putriku," ucapnya lembut membuat sarada merona.
"Hehe, arigato, papa."
Itachi tersenyum lembut. Hatinya menghangat melihat senyuman Sasuke. Senyuman yang sudah lama tak dilihat olehnya. Senyuman yang tanpa sadar sudah ia renggut dari diri Sasuke dulu.
"Makanannya siap." Suara riang sakura mengintrupsi mereka. Dia datang dengan membawa makanan dari dapur. Meletakkannya di meja.
"Sarada, ambil sisanya di belakang, ya," suruh sakura pada putrinya.
Sarada mengangguk. "Hn." Sarada ke dapur untuk mengambil makanan.
"Sifatnya mirip sepertimu," ucap Itachi.
"Tentu, dia putriku. Aku yang bersusah payah membuatnya," ucap Sasuke datar. Tanpa menyadari bahwa ucapannya sedikit frontal.
Sakura menyikut pinggang suaminya. Sasuke menoleh. "Kenapa?" tanyanya.
"Ucapanmu terlalu frontal, Sasuke-kun," jawab sakura lirih, setengah berbisik.
"Mama, ini." Sarada kembali sambil membawa semangkuk makanan. Lalu, meletakkannya di meja.
"Baiklah, selamat makan."
Sarada menghela napas. Selama makan, diam-diam ia melirik pamannya. Seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi terlalu malu untuk mengatakannya.
Selesai makan. Sakura membereskan makanannya.
Itachi menoleh ke arah sarada. Gadis itu berdehem karena terciduk oleh pamannya.
"Kau ingin mengatakan sesuatu padaku?" tanya Itachi. Dia sudah tahu bahwa gadis itu memerhatikan dirinya sejak tadi.
"Eh, Ano. Apa paman ingin berlatih denganku. Ah, ada yang ingin kutanyakan padamu paman," ucap sarada gugup.
Sasuke tersenyum simpul. Dia pergi ke dapur menyusul istrinya. Ingin memberi waktu bagi sarada untuk berbicara dengan kakaknya.
"Tentu, ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Itachi Go To The Future ✓
Fiksi PenggemarUchiha Itachi, kakak sulung uchiha Sasuke. ia tak sengaja terlempar ke masa depan karena suatu hal. Itachi tiba di Masa pemerintah Nandaime Hokage. Itachi Bertemu dengan adik yang sangat disayanginya, Uchiha Sasuke serta Adik ipar dan keponakannya...