Na Jaemin (2)

235 47 6
                                    

"Njun, mau jadi sahabat gw gak?"







...

Eja (?) seorang Eja ingin berteman dengan orang seperti ku? yang memiliki banyak kekurangan dan keluarga yang tak lengkap? Haha, waw.. tak biasanya ada orang yang ingin berteman dengan orang seperti ku.

Jujur, aku belum bisa percaya sama kata kata yang barusan Eja katakan. Mustahil jika Eja berteman dengan ku, apa dia siap menerima aku sebagai sahabatnya? ku rasa tidak.

Pikiran ku sekarang hanya di penuhi dengan kata kata Eja. Tak habis pikir dengan Eja, dengan ringannya dia menawarkan ku untuk menjadi sahabatnya. Air yang di berikan oleh Eja sudah habis ku minum, aku melirik Eja sekilas dan kembali menunduk

"Njun? ga mau nih jadi sahabat gw?" tanya Eja kembali

Omong omong, aku juga tidak memilik teman. Sebaiknya aku terima saja tawaran dari Eja

"Eja yakin mau nerima njun sebagai sahabat Eja? Eja tau kan njun tidak sempurna seperti Eja? Njun juga tidak punya keluarga yang lengkap loh?" ocehan ku kepada Eja sambil memasang wajah bingung

Eja hanya tertawa, seperti tidak memperdulikan ocehan yang keluar dari mulut ku. Tiba-tiba saja dia menepuk pundak ku sekilas

"Njun, mau lo ga punya keluarga kek atau semacamnya gw ga peduli. Intinya gw mau lo jadi temen gw, lu ga tau kan kalau gw kaga punya temen? makanya gw tawarin lo, siapa tau lo mau jadi temen gw?" jelas Eja panjang

Tanpa berfikir panjang, aku menerima tawaran dari Eja. Meski belum percaya dengan semuanya

"Oke, Njun mau jadi sahabat Eja" jawab ku sambil sedikit tersenyum

"fix ye bro, lu jadi sahabat gw. moga awet"

"iya ja.."

...

Tak terasa, Eja sudah menemani ku lebih dari 1 jam. Bisa di bilang sekarang sudah masuk waktu siang, angin semakin lama semakin mengencang. Daun dan bunga berjatuhan dari atas pohon, suasana sekarang begitu sunyi di tambah lagi dengan hangat nya matahari.

Kami berdua hanya terdiam menikmati angin sepoi-sepoi, secara tiba-tiba.. Eja memulai topik pembicaraan.

"Njun? Malam ini mau jalan sama gw ga? Ntar gw traktir lo makan. Gimana?" tanya serta tawaran Eja

Jalan? Menarik, tapi ntah lah. Ayah ku belum tentu mengizinkan, tetapi aku tak peduli. Lebih baik aku pergi dari pada di rumah bersama ayah..

"Boleh tuh, Njun juga mau healing" jawab ku sambil melihat ke arah Eja

"Dari pada di rumah kan? berantem iya, down iya, capek iya.. mending jalan" tambah ku sambil tertawa kecil

Eja hanya menatap ku dengan tatapan yang bingung dan sedikit terharu, tak lama kemudian.. Eja mulai berbicara

"lu yang kuat ya, jangan terlalu stress dengan keadaan di dalam rumah lo. Takutnya kalau lo udah terlalu stress ntar lo jadi depresi, kan ga lucu" jelas Eja

"santai ja, Njun tidak selemah itu"

"iya Njun, btw gw pulang dulu ya. Mama gw udah nyariin, ntar kalau terlambat gw yang kena gebuk. Jangan lupa nanti malem, gw jemput lo disini. dah bro" ucap Eja yang berpamitan untuk pulang

"Mama.. rasa rindu ku kepada ibu semakin membesar. Bagaimana kabar ibu sekarang? apa dia baik baik saja? ahh, air mata ku rasanya ingin menetes. Ayo lah njun, kau harus kuat, bagaimana caranya agar njun bisa jadi orang kuat sedangkan njun aja nangis mulu. Ya, njun yakin pasti njun bisa ketemu dengan ibu.." Gumam ku dengan wajah merenung

Aku melihat ke arah kanan dan kiri, sepertinya Eja telah jauh meninggali ku. Tak lama kemudian, aku berdiri meninggalkan halaman depan lalu pergi ke dalam rumah. Suasana di rumah begitu hening, aku perlahan berjalan ke lantai atas untuk istirahat di kamar. Tiba-tiba saja, ada suara pintu kamar yang terbuka. Benar saja, ternyata suara pintu dari arah kamar ayah ku. ayah ku memanggil nama ku. Aku mencoba tak acuh dengan nya, tetapi ia tetap saja memanggil nama ku kembali. Aku muak mendengarnya, seperti ayah yang sok akrab dengan anaknya. Lebih tepatnya lagi Sok Baik.

Sekarang, aku sudah tepat di hadapan pintu kamar. Ayah tak henti memanggil nama ku, apa yang dia inginkan dari ku sebenarnya? perhatian (?) Haha, mungkin ia berharap seperti itu. Tapi aku tak akan mudah terpengaruh oleh nya. Nada ayah semakin lama semakin meninggi, gendang telinga ku rasanya ingin pecah. Kesabaran ku tak dapat di tahan, akhirnya aku membalikan badan dan menjawab panggilan darinya

"Apa lagi yang kau ingin kan dari ku, Ayah?" jawab ku tegas

"Renjun? apa kamu bisa berbicara sopan kepada ayah? ini papa kamu, jadi kamu harus menjawab ayah dengan sopan" jawab ayah seenaknya

Gimana? sopan? seperti nya aku tak perlu berbicara sopan kepada nya. Ayah brengsek seperti dia harus di tegas kan, dia kira.. anak seperti ku tidak bisa menegaskan orang tuanya? tentu bisa. Boleh deh, kalau semisalnya dia juga berbicara dengan nada lembut. Tapi ini dia juga mengeras, ya sudah.. aku keraskan kembali. Di tambah lagi, ia tak bisa menjadi kepala keluarga yang benar. Kepala keluarga nggak tuh?

"Maaf ya kepala keluarga, renjun tak akan pernah berbicara sopan kepada ayah brengsek seperti kamu. Sekali lagi renjun beri tau, renjun tak akan pernah memaafkan kesalahan ayah. Dan jangan pernah berharap, ayah akan mendapatkan perhatian lagi dari renjun. r u understand?"

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung membuka pintu kamar ku lalu bergegas ke dalam kamar. Menutup pintu dengan kasar dan jalan ke arah kasur, aku menidurkan diri ku kembali. Rasanya lelah banget menghadapi masalah sebesar ini, mata ku sudah lelah karena terlalu banyak mengeluarkan dan menampung air mata ku. Tuhan, kapan aku akan bahagia seperti dulu? aku juga ingin hidup bahagia seperti anak anak remaja di luar sana. Aku juga membutuhkan seorang ibu di masa masa pertumbuhan ku, tolong berikan aku sebuah kesempatan agar aku bisa menemukan ibu. Aku ingin menceritakan semuanya kepada ibu, bahwa hidup bersama ayah tidak lah menyenangkan. Andai waktu bisa di putar, pasti hidup ku sangatlah bahagia tanpa ada gangguan dari orang lain. Tapi aku sadar, semuanya hanyalah imajinasi ku saja. Ya, tak terasa.. air mata ku kembali membasahi pipi ku. Terus berjatuhan hingga bantal yang aku tiduri ikut dibasahi oleh air mata ku, sakit.. bener bener sakit.

Sekarang, mata ku terasa lelah. Ingin rasanya mata ku menutup dengan rapat, benar saja.. cahaya di depan mata ku perlahan berubah menjadi gelap, mata ku tak dapat menahannya lagi. sebaiknya aku istirahat terlebih dahulu..


...

wassup! vote dan komennya jangan lupa yaa, saran dan kritik nya juga boleee >:(

hiatus. Remaja KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang