Prolog

758 142 96
                                    

Apa ya, hidup itu terkadang aneh. Ada bahagianya dan juga tidak, aku yakin kok.. setiap orang pasti pernah merasakan bagaimana rasanya bahagia dan sengsara di dalam hubungan kekeluargaan. Tetapi ntah mengapa, aku selalu berfikir sepertinya hanya aku saja yang dapat merasakan bahwa hidup ku tidak lah berguna ?

Kata orang-orang, rumah adalah tempat paling nyaman bagi kita semua. Dan keluarga, adalah teman yang paling dekat dan setia untuk kita. Yah, aku pikir akan senyaman dan sesetia itu tapi nyatanya tidak sama sekali. Ekspesitas ku ternyata terlalu tinggi, aku kira kata orang-orang di luar sana benar dan yang ada malah sebaliknya. Ga tau juga sih, tergantung dengan suasana rumah dan hubungan keluarganya. Kalau baik di katakan baik, jika tidak maka di katakan tidak.

Malang banget hidup aku ya? punya keluarga yang ga pernah akur, ga punya temen, ga pernah bahagia pokoknya kehidupan aku itu serasa sial. Aku pernah merasakan bahagia, iya dulu bukan sekarang. Dulu hubungan ku bersama keluarga ku baik baik saja dan tidak ada masalah sedikit pun tapi dalam jangka waktu yang cukup singkat.

Di sekitar umur 9 tahun, keluarga ku mulai hancur berantakan. Aku tidak terlalu mengerti dengan awal permasalahan ini, tapi yang aku tau.. ayah ku mempunyai wanita lain di belakang ibu ku. Seharusnya ibu ku tau, bahwa ayah mempunyai wanita lain karena setiap minggu nya ayah selalu membawa wanita yang sama dengan sebelumnya ke dalam rumah. Memang pada awalnya, aku dan ibu ku percaya bahwa ayah membawa wanita tersebut ke dalam rumah karena pekerjaan di perusahaan nya. Ternyata tidak yang seperti aku dan ibu ku pikirkan.. tak seharusnya aku mendengar permasalahan ini tetapi mau bagaimana lagi? Mereka bertengkaran terlalu kencang sehingga aku dapat mendengar semua nya.

Jujur, disaat pertengkaran berlangsung.. aku hanya bisa mengurung diri di kamar sambil mendengar banyak barang kaca yang di lempar lalu pecah begitu saja. Aku berusaha agar aku tidak mengeluarkan setitik air mata, karena tidak dapat menahan akhirnya air mata ku keluar dengan sangat deras. Sakit, bahkan lebih dari kata sakit.

Detik demi detik, waktu terus berjalan tanpa henti. Pagi pun tiba, setelah 4 hari pertengkaran berlangsung dan suasana mulai reda.. ayah ku membuka pintu ku lalu melihat di lantai banyak tisu yang berserakan. Mendekati ku, lalu duduk di kasur ku sambil mengusap rambut ku. Posisi ku sedang tertidur seperti kedinginan. Aku tidak berani melihat wajah ayah, aku terlalu kecewa dengan ayah karena ayah telah menyakiti ibu ku. Di waktu itu, ayah memanggil nama ku..



" Renjun.. "



Nada nya begitu lembut tapi aku tak semudah itu menjawab panggilan dari ayah. Ayah memanggil ku kembali, karena membuat ku sedikit kesal akhirnya aku memutuskan untuk bangun dan duduk sambil memalingkan wajah ke arah lain. Ayah hanya terdiam, memegang bahu ku dan bertanya kepada ku "sayang, mau ikut ayah atau ibu?" yang awalnya aku memalingkan wajah ke arah lain, sekarang aku menatap ayah dengan wajah yang sayu lalu menjawab "apa maksud ayah berbicara seperti itu?"

Ayah diam kembali, sedikit menunduk dan berbicara "ayah dan ibu akan berpisah" dengan cepat aku menjawab "kenapa kalian jahat sama njun? Ayah, renjun masih kecil. Renjun mau keluarga renjun akur dan tidak akan pernah berpisah, apa kalian tega melihat renjun seperti ini? Apa kalian mau renjun tumbuh tanpa orang tua yang lengkap?" air mata ku membasahi pipi ku, menyingkirkan tangan ayah yang memegang bahu ku dan aku kembali melanjutkan pembicaraan ku "jika kalian tidak niat menjadi pasangan, lebih baik kalian dari dulu tidak usah berhubungan. Lebih baik lagi renjun tidak di lahirkan ke dunia, ayah tau? Renjun berpikir tuhan menurunkan renjun ke dunia karena tuhan ingin membuat renjun bahagia. Ternyata apa? Renjun sengsara karena kalian. Seharusnya renjun bahagia tapi karena kalian berdua dan lebih tepatnya lagi ayah.. renjun jadi seperti ini. Renjun benci ayah, renjun kecewa sama ayah" setelah berbicara panjang dengan ayah, aku mengusap pipi ku yang di basahi oleh air mata lalu pergi menjauhi ayah dan keluar kamar dengan sangat kasar.

______________________________________________

Haha, aku hanya bisa tertawa dengan kehidupan ku. Keluarga brengsek, lebih baik aku mati dari pada hidup sengsara seperti ini.. maaf kan aku ayah, ibu. Kalian memang terbukti brengsek karena kalian telah membuat mental ku jatuh.






Hallo all! boleh minta kritikannya ga? masih baru nih. kalau rame lanjut deh! jangan lupa vote dan sebar link nya yaa? sayang kalian<33

hiatus. Remaja KuatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang