0.19

94 25 54
                                    

Yoona POV

Pagi ini Jhope pamit undur diri, katanya harus pulang mengerjakan tugas kuliah, padahal aku tau ia mau berkencan dengan Yeji, inikan hari minggu? untuk apa mengerjakan tugas lagipula aku tau dia sering melalaikan tugasnya dan selalu menyontek tugasku. Dua sahabatku ini ternyata saling menyukai, lucu.

Tak lama kemudian, seorang pria berjaket coklat menghampiriku dengan tatapan yang sama seperti kemarin, sendu. Dia tidak berkata sepatah kata pun, langsung merebahkan dirinya disebuah sofa, pemuda pucat ini membuatku berpikir keras. Ingin sekali aku menampar wajahnya sesekali karena perbuatannya kemarin.

"Kamu udah makan?" katanya dengan hangat, hanya dengan kalimat seperti itu emosiku tiba tiba menurun.

"Belom," jawabku.

"Hm, kenapa? mau kubelikan makanan?" ucapnya menatapku lekat, aku memalingkan wajah.

"Gak!" kataku singkat.

Satu hembusan beratnya bisa kudengar dengan jelas, terdengar lelah dan tak punya harapan lagi.

"Maaf untuk kesekian kalinya, mau kasih waktu buat aku jelasin ini semua?"

Min Yoongi menatapku dengan penuh harapan agar aku mendengarnya, sorot matanya tidak berbohong jika saat ini dia rapuh, sama seperti ketika aku bertemu dengannya di taman kota.

"Baik katakan saja," kataku.

"Yang kamu lihat di apartemen Wendy gak sama dengan asumsi buruk kamu Yoona, aku kesana karena aku tau jika dia di balik rusaknya hubungan kita," ada jeda dalam kalimatnya.

"Kalo aja aku tau kamu bakalan kesana aku gak bakalan sudi buat peluk dia meskipun untuk terakhir kalinya,"

"Maksud kamu aku ganggu kamu pelukan sama dia Yoongi?"

"Dengerin dulu baik-baik Yoona,"

"Kamu tau kan bekas yang ada di dadaku saat itu yang buat kamu berpikir kalo aku selingkuh? Kamu percaya sama aku, cuman kamu yang ada di hati aku saat ini Yoona bukan dia."

"Terus bekas itu darimana? Pikir pakai otak Yoongi!! kalaupun di sengat tawon aku juga percaya kalo tawon itu Wendy!"

"Aku di jebak Yoona!! Wendy itu licik, dia kasih aku obat tidur di dalam botol minum."

"Kamu ketemu diam-diam sama dia?"

"Maaf mungkin aku gak kasih tau ke kamu tentang ini, dia sakit. Kamu juga tau kalo dia di sini gak punya siapa-siapa selain aku yang di kenal,"

"Aku kesana buat beliin dia obat, dan bodohnya aku terjebak gitu aja sama rencananya, dia kasih aku minum dan aku ga sadarkan diri, maaf Yoona aku emang bodoh, aku emang gak pantes buat siapapun karena aku sampah!"

"Anjing!! Dia ngelecehin kamu gitu?"

"Maaf,"

"Gak perlu minta maaf, dia yang salah dan aku juga minta maaf,"

Aku menangis, betapa egoisnya aku terhadapnya.

"Hei, jangan nangis sayang," Yoongi memegang tanganku dengan erat.

DEAR LOVE (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang