Mata Bunda Jingga

5.1K 7 0
                                    


sepilah segala yang rekah, angkuh memecah kaca peta

satu saja TUHAN membelai dengan dendamMU, nalar nafsu memeluk pesta

almanak dihitung serupa angka, ruang lebam semakin tak terurai

ini jalanku yang benar sunyi, kaki takut mendengar telinga

mata takut mencium hidung, dan aku masih saja menangis

melupakan yang enggan lupa, dilupa, menganga

redup... terbiritlah lonceng yang bergema, kepalsuan menjelma makna


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONANI MALAM HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang