⌯ MALAM ITU.

516 59 23
                                    

─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─

"Jika kita bertemu rintangan, yang harus kita lakukan adalah melintasinya. Rintangan itu akan berubah menjadi jembatan."
─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─

Sore itu, terlihat dua orang pria berumur 30-an tengah berada berdiri di atas lapangan berumput pendek berwarna hijau.

Kedua pria itu adalah Tae-ju dan Hae-in.

"Bagaimana? Apakah menurut mu dekorasi ini sudah pas?" Hae-in menoleh, menatap pria di sampingnya sembari merogoh kantung celana, mengambil sebatang rokok tembakau dan korek api Zippo.

"Kurasa ... Sudah."

Hae-in mengangguk. Ia menyelipkan sebatang rokok di antara jari tengah dan telunjuk, menahan ujung rokok dengan bibirnya, menyalakan korek api dan mengisap secara lembut. Pria itu berjalan lurus ke depan, melihat sebuket bunga mawar putih yang dirangkai dalam satu rangkaian.

Seulas senyum terbit dari bibirnya, merasa semua hal yang di persiapkan sudah matang. Pria itu sempat menghela napasnya sejenak sebelum akhirnya ia berbalik ke belakang, melihat Tae-ju yang tengah menerima panggilan dari seseorang. "Siapa itu?" Tanyanya dengan sedikit berbisik.

Tae-ju mengangkat tangan kanan nya ke udara, mengisyaratkan Hae-in untuk diam dan meninggikan volume Ponsel nya agar pria itu dapat ikut mendengar.

"Selamat sore."

"Ya, sore. Dengan siapa?"

"Kami dari nyu medical center New York ingin bertanya, apakah benar ini dengan Tuan Tae-ju?"

"Ya, benar. Dengan saya sendiri. Ada apa?"Jawab Tae-ju. Debaran jantung nya dan Hae-in seketika berdegup dengan kencang. Berharap kabar yang mereka terima bukan lah kabar tidak mengenakan.

"Korban bernama Choi Mu-Jin. Kami menerima satu panggilan telefon dari Kepolisian setempat bahwa korban mengalami kecelakaan di Jalan Liberty persimpangan lampu merah yang berjarak 30M dari Brookfield Place. Kami mendapatkan nomor anda dari panggilan terbaru yang tertera di Ponsel korban, kami menunggu kedatangan anda, terimakasi."

Telinga Hae-in dan Tae-ju seketika berdenging. Ponsel yang berada dalam genggaman tangan Tae-ju seketika terjatuh begitu saja, tatapan mata nya menurun dan melemah.

Sesaat sebelum akhirnya Hae-in lebih dahulu sadar dari dilema nya. Ia beralih menatap Tae-ju, memegang kedua pundak Tae-ju dan memanggil nama pria itu, "Tae-ju! Jung Tae-ju!" Panggilnya. Tak ada sahutan dari Tae-ju, Tae-ju masih terpaku ditempat. "JUNG TAE-JU!" Hae-in memekik. Pria itu bahkan memberi satu tamparan agar Tae-ju sadar.

LOOKING FOR ANSWERS. [ SEQUEL CHARISMATIC MAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang