3. Kemampuan

26 4 0
                                    

"Asta, sebenarnya ada hal yang aku ingin tanyakan padamu" Ujar Nami. "Apa? Tentang sikapku lagi?" Jawab Asta dengan nada curiga. "Bukan, kau mau mampir sebentar ke apartemenku? Aku ingin membicarakan hal yang menurutku penting" Jawab Nami. "Oke, boleh saja".

Pada akhirnya Asta pun mengikuti Nami sampai di Apartemen Nami. Setelah memasuki ruangan Nami, Asta bingung karena apartemen Nami sangat sepi. Hanya ada dirinya dan Nami disana.

"Nami, kau tinggal sendiri?" Tanya Asta. "Iya, baru baru ini. Sebelumnya aku tinggal dengan paman dan bibi ku" Jawab Nami sambil melepas jaket dan sepatunya. "Orang tua mu?" Tanya Asta lagi. "Ibuku meninggal saat melahirkan ku, ayah meninggal karena sakit saat umurku 5 tahun" Jawab Nami.

"Lalu, bagaimana cara mu membiayai dirimu sendiri?"
"Pamanku selalu mengirimiku uang setiap bulan, aku juga kerja sampingan di sebuah toko buku"
"Wah, kau mandiri sekali"
"Ah biasa saja, ngomong ngomong kau mau minum apa Asta?"
"Cola!"

"Kau ini suka sekali dengan cola ya" Jawab Nami sambil mengambil kaleng cola dari kulkasnya dan melemparnya ke arah Asta. "Hehe iya, cola itu sangat enak!" Sahut Asta sambil menerima lemparan Nami. Akhirnya mereka berdua pun duduk di depan tv sambil memakan snack dan cola.

"Oh iya, jadi apa yang mau kau bicarakan Nami?" Tanya Asta membuka pembicaraan. Nami menaruh snacknya dan menjawab. "Langsung ke poin utama, Asta jujur saja kau bukan manusia biasa kan?" Asta yang mendengar pertanyaan Nami itu lantas menyunggingkan senyum di wajahnya.

"Lalu bagaimana denganmu? Kau juga bukan manusia biasa kan?"

Mendengar jawaban Asta, Nami beranjak dari duduknya lalu menatap Asta.

"Sepertinya aku tidak perlu menyembunyikannya darimu lagi ya" Ucapnya pelan.

"Aku sudah tahu itu" Jawab Asta kemudian. "Lalu, apa maksud dari pertanyaanmu ini? Apa kau hanya penasaran dengan energi ku yang berbeda dari manusia lainnya?" Ujar Asta.

"Aku ingin memastikan, apa kau mempunyai sebuah kemampuan khusus?" Tanya Nami.

"Tidak tahu, tapi nampaknya kau mempunyai nya" Jawab Asta.

"Aku memang mempunyainya, dan aku bingung kenapa aku bisa seperti ini. Apakah kau punya sebuah petunjuk?"

"Sayang sekali, aku belum mempercayaimu bahwa kau adalah orang yang aku cari. Untuk sekarang aku hanya ingin mengumpulkan semua bukti bahwa kau adalah orang yang aku cari"

"Kau mencari siapa?"

"Entahlah, kau tidak boleh tahu"

Asta beranjak dari duduknya dan berjalan ke pintu depan untuk memasang kembali sepatunya.

"Segitu dulu ya Nami, terima kasih cola nya. Sampai jumpa!" Ucap Asta meninggalkan apartemen Nami.

"Ekspresi nya cepat sekali berubah" Ujar Nami sambil kembali membereskan ruangan.

...

Keesokan paginya saat Nami hendak pergi ke kampus, ternyata Asta sudah berada di depan apartemennya untuk mengajak Nami pergi ke kampus bersama.

"Hoii Nami, ayo cepat nanti terlambat!" Teriak Asta sambil melambaikan tangannya.

"Iya iya, ini udah siap. Ayo" Sahut Nami.

Mereka berdua pun berjalan bersama untuk pergi ke kampus. Di tengah perjalanan Nami membuka suara untuk mengingatkan sesuatu.

"Oh iya Asta, jangan menyebarkan sesuatu tentang obrolan kita kemarin ya" Ucapnya.

"Rahasia aman tersegel!" Jawab Asta sambil mengacungkan jempolnya.

Hanya 10 menit berjalan, mereka berdua sudah sampai di gedung kampus. Lalu mereka memutuskan untuk memakan sarapan di meja lapangan sambil menunggu Hana dan Ali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CanopusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang