"Lo nggak bisa jawab sekarang Gre?Gue bakal nungguin jawaban Lo."Melihat Gretha yang hanya terdiam, Yola kembali membuka suara.
"Buat sekarang, Lupain dulu itu. Kita jalan-jalan aja yuk?Kan Lo belum hafal daerah sini, Sekalian inget-inget jalan."Tawar Yola.
"Bener juga, Ayo."Perkataan Yola ada benar nya, Lebih baik Gretha melupakan Yola yang mengajak nya berpacaran. Gretha yakin, Yola pasti hanya iseng, tidak mungkin dia belok beneran kan?
"E-eh?"Gretha tersentak kaget saat Yola menggandeng tangan nya.
"Sial, Apa-apaan ini?"Batin gadis itu menggerutu.
"Kenapa?"Dengan wajah seolah tak bersalah, Yola menoleh pada Gretha yang nampak mematung.
"Gak papa kok, Ayo."Berusaha abai, Gretha kembali berjalan.
"Duh, Gue harus mikirin cara biar bisa pergi nih, Lagian kan misi nya udah selesai."Batin Gretha, Ia merasa gelisah ketika berada di dekat Yola.
"Sis, buat seolah-olah ada yang nelpon gue. Buruan!"Batin Gretha.
"Permintaan diproses.."
Tak lama, Ponsel Gretha berbunyi. Dalam hati, Gretha merasa sangat lega.
"Sorry La, Gue angkat telepon dulu ya."Gretha menghentikan langkah nya, Begitupun dengan Yola.
"Iya, Sana."
"Alhamdulillah.."Batin Gretha.
Ia sedikit menjauh dari Yola, Gretha berpura-pura sedang berbincang dengan seseorang selama 2 menit. Lalu, Ia kembali mendekati Yola.
"Sorry banget Yol, Kayak nya gue nggak bisa jalan-jalan sama Lo. Abang gue barusan telpon, Mama sama Papa gue baru pulang dari luar negeri, Mereka nyuruh gue pulang. Sekali lagi Sorry banget."Gretha sedikit merasa bersalah melihat wajah kecewa Yola, namun ia berusaha tidak peduli.
Bagi Gretha, Yang terpenting sekarang ini adalah Ia harus pergi dari sini. Gretha harap, Hanya kali ini saja diri nya bertemu dengan Yola, Tidak untuk lain kali.
"Gak papa Gre, Hati-hati ya."Suara Yola terdengar sedikit serak, Hal itu membuat Gretha berpikir, Apakah Yola ingin menangis?Kalau begitu ia harus segera pergi dari sini, Sebelum di tuduh jadi penyebab Yola menangis.
"Gue duluan ya, Yola. Sampai ketemu lain kali."Ia melambai sebentar pada Yola, Lalu berlari menjauh dari sana.
"Sial."Setelah Gretha menghilang dari pandangan nya, Yola mengumpat kesal.
____________
"Sis, Masa gue luntang-lantung kayak gini?"
"Udah sore ini, bentar lagi malem. Gue mau tidur di mana?Masa balik ke kolong jembatan.."Gretha menengadah pandangan nya ke langit yang mulai gelap.
"Sepi lagi di sini, Mau numpang ke siapa?"Sambung nya lesu.
"Ini lagi, Gue pake dress putih. Kalau malem, terus ada yang liat gue ntar di kira hantu."
"Dari pada mengoceh, Lebih baik anda mencari hotel Nona."
"Tapi gue nggak punya uang, Bego. Orang transmigrasi nya aja ke tubuh gelandangan."Kesal Gretha.
"Saya punya saran untuk itu Nona."Mendengar itu, Ada secercah harapan untuk Gretha.
"Apa sis?"
"Jika pemilik hotel nya memiliki pasangan, Lebih baik anda menjadi simpanan nya. Jika anda menjadi simpanan nya, Anda bisa menginap secara gratis."
"Lo bener juga sis, Thanks saran nya."
"Anjir, Udah malem aja."
"Mana gelap banget lagi nih gang."Gretha berjalan menyelusuri gang sempit itu.
Langkah Gretha terhenti ketika sebuah cahaya menyinari wajah nya. Ia menatap ke sumber cahaya, Terlihat seorang anak kecil dari kejauhan, yang menatap nya takut sembari menerangi wajah Gretha mengunakan senter ponsel yang berada di genggaman nya.
"Mama!"Anak laki-laki itu memanggil sang Ibu.
"Mama!"Panggil anak itu sekali lagi, Ia masih menerangi wajah Gretha.
"Kenapa Alta?"Suara seorang wanita terdengar.
Anak laki-laki itu menunjuk ke arah gang. Yang di mana, Gretha tengah berdiri di sana.
"Ada hantu!"Adu nya pada sang Mama.
"Udah, Biarin aja. Kita pura-pura nggak liat."Wanita itu menarik anak nya, Agar kembali berjalan.
"Bangsat!"Umpat Gretha kesal, Benar kan dugaan nya.
Gretha kembali melanjutkan langkah nya, Semoga aja ia menemukan taksi atau kendaraan apapun.
"Bang, Taksi!"Melihat sebuah taksi, Gretha segera menghadang nya.
"Anterin saya ke hotel terdekat bang, Nanti saya kasih nomor wa saya."
_____________
"Permisi, Saya mau ketemu sama pemilik hotel nya."Gretha berujar pada sang resepsionis.
"Mohon maaf, Tapi ada keperluan apa ya kak?udah buat janji?"Resepsionis itu bertanya sopan.
"Udah kok Kak, Tenang aja."Memang pembohong Gretha ini, Kenal dengan pemilik hotel nya saja tidak.
"Ayo kak, Saya antar."
"Eh, Nggak usah kak. Kasih tau aja jalan nya."
"Kakak naik lift ke lantai 64, Di sana lantai khusus pemilik hotel ini."Jelas sang resepsionis.
"Jadi dejavu gue."Gumam Gretha, Mengingat apartemen nya dahulu yang berada di lantai 43.
"Oke kak, Thanks ya."Gretha berujar sembari tersenyum, Kemudian Ia berlalu dari sana.
____________
"Semangat Nona. Anda cantik dan imut, Pasti pemilik hotel mau menjadikan anda simpanan nya."Ujar sistem.
"Permisi?"Gretha berjalan menyelusuri lantai 64 itu.
"Anda siapa?"Seorang pria muncul di hadapan Gretha.
"Saya mau ketemu pemilik hotel ini Om, ruangan nya di mana ya?"Gretha menelisik tampilan orang di depan nya ini, Apakah ini asisten pemilik hotel?
"Mari saya antar Nona."
"Om asisten nya pemilik hotel?"Di tengah perjalanan mereka, Gretha bertanya.
"Bukan Nona, Saya bodyguard yang berjaga di lantai ini."Jelas pria itu, kemudian Ia menghentikan langkah nya.
"Ini ruangan nya Nona, Saya pamit undur diri."Pria itu sedikit membungkuk pada Gretha, Sedangkan Gretha hanya tersenyum menanggapi.
"Akhir nya!"Ketika bodyguard itu pergi menjauh, Gretha bersorak kegirangan.
"Gue harus cepetan nih."
"Permisi? Need selingkuhan?"
____________
TBC.
Vote, Follow, And coment. Thank you!
Jika mencari cerita transmigrasi lainnya, Silahkan pencet akun penulis ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Run, Gretha!!
Teen Fiction[Follow Sebelum membaca agar tidak ketinggalan Info mengenai Book Ini] Kanara yang tewas seketika karena jatuh dari lantai apartemen nya, bertransmigrasi ke sebuah novel berjudul She Is Mine. Ia di landa frustasi karena para tokoh novel malah berbel...