'Menikah denganku
Menempatkan cinta
Melintasi perjalanan usia
Menikah denganmu
Menempatkan jiwa
Bertahtakan kesetiaan cinta
Selamanya...'***
Angkasa menghela nafas lelah sembari menatap bayangan dirinya yang terlihat sedikit pucat karena semalam ia tidak bisa tidur dengan lelap. Sudah jadi kebiasaan Angkasa jika ia ditempat baru dan belum bisa beradaptasi dengan sekitarnya maka tidurnya tidak akan lelap sama sekali, padahal ini sudah hari kedua dia berada dirumah baru.
Semalam dirinya dan juga sang suami pulang pukul sepuluh malam dari acara jalan - jalan sekaligus wisata kuliner jajanan pinggir jalan. Membuat tubuhnya terasa lebih cepat lelah karena kurang beristirahat.
Apalagi tadi dirinya harus menemui kolega bisnis dari suaminya itu dan berbincang ringan selama beberapa saat sehingga dirinya benar - benar tidak bisa istirahat barang sejenak.
Saat ini ia ada di kantor utama suaminya, perusahaan suaminya sedang mengadakan party untuk merayakan perpindahan perusahaan utama dari Jakarta ke Bandung serta memperkenalkannya sebagai istri dari sang pewaris keluarga Sastrahardja tersebut. Walaupun yang Angkasa tahu betul pasti semua orang sudah tahu itu karena pernikahan mereka yang disiarkan oleh beberapa acara televisi nasional dan menjadi pembicaraan hangat dari berbagai kalangan masyarakat.
TOK TOK TOK
"Aksa, kamu gak apa - apakan di dalem? Kenapa lama banget?" suara berat suaminya yang memasuki indera pendengarannya tersebut mengejutkan Angkasa dari acara melamunnya.
"Aku gak apa - apa, tadi cuma sedikit sakit perut." Buru - buru Angkasa menjawab hingga ia sedikit melakukan kebohongan.
Dengan sedikit tergesa Angkasa membuka pintu kamar mandi dan melihat Cakra sudah berdiri di depan pintu dengan wajah yang sulit diartikan.
"Kamu pucet gitu beneran gak apa - apa?" tanya Cakra sekali lagi.
"Iya gak apa - apa, cuma kecapean aja." Jawab Angkasa lalu berjalan keluar dari kamar mandi.
"Tadi mami nyariin kamu." ujar Cakra yang membuat Angkasa menoleh dengan pandangan bertanya.
"Terus sekarang mami dimana?"
"Ada di ruangan sebelah, lagi istirahat. Katanya pinggangnya sakit kelamaan berdiri." Jawab Cakra yang dimengerti Angkasa.
"Ya udah aku mau nyamperin mami dulu." pamitnya lalu keluar dari ruangan kerja suaminya.
.
.
.
.
TOK TOK TOK
"Mami? Angkasa boleh masuk?" Angkasa meminta izin dengan melongokkan sebagian kepalanya di pintu yang membuat sang mertua terkekeh gemas.
"Boleh sayang, masuk aja." Ujar Tarendra memberi izin.
Setelah mendapatkan izin, Angkasa memasuki ruangan bercat putih polos dengan beberapa sentuhan warna emas di langit - langit ruangannya.
"Kata mas Cakra pinggang mami sakit, sekarang udah sembuh belum? Kalo belum mending kita ke rumah sakit aja." Ujar Angkasa dengan menatap mertuanya khawatir.
Dan untuk panggilan 'mas' yang ia sematkan itu memang usul dari orangtua serta mertuanya untuk memanggil Cakra dengan embel - embel 'mas', katanya biar lebih sopan dengan suami. Tapi terkadang Angkasa masih malu untuk memanggil Cakra dengan embel - embel 'mas' jika sedang berdua dengan suaminya tanpa orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE || HYUCKREN🔞
FanfictionBagaimana jika dua orang asing harus menikah atas dasar perjodohan? Kuno sekali. Tapi itulah kenyataan yang terjadi. Ini hanya sebuah kisah klasik seorang Cakrawala yang harus menikahi pemuda bernama Angkasa, orang baru dalam kehidupannya. Sanggupka...